Minggu, 30 September 2012

TAWURAN PELAJAR (1) : SIKAP "PATRIOT & SOLIDARITAS" YANG KELIRU ... (puncak gunung es masalah sosial dan sistem pendidikan, karena kepribadian Pancasila terlupakan)

DMG-Jakarta. Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan rekan saya yang polisi, wajahnya murung ... (padahal sebelumnya wajahnya sumringah karena Pemilukada Puataran kedua aman), ketika ditanyakan kenapa, yang bersangkutan langsung nerocos (antara curhat, marah atau menumpahkan perasaan ...), katanya, "Tawuran marak lagi, hanya dalam beberapa hari ... 2 orang pelajar meninggal dalam tawuran, satu di Bulungan dan satu lagi daerah Minangkabau Setiabudi .... ughhhh !!". "Inilah kalau orang-orang gak konsen untuk menyelesaikan akar permasalahannya ... saat sudah terjadi lagi dan ada korban meninggal ... baru bingung, dan yang paling ujung ... disalahin kita-kita".

Ya, memang ... setelah ada korban dua orang pelajar meninggal, semua baru sibuk menyoroti dan membahas (termasuk menyalahkan). Seharusnya ada kajian komperhensif dari berbagai pihak untuk menyelesaikannya serta telah menjadi program bersama dari semua elemen yang terkait .. jajaran Pemda, Dinas Pendidikan, sekolah, masyarakat (termasuk orang tua murid) dan aparat keamanan. Jadi bukan gopoh dan terkaget-kaget (tidak akan demikian kalau sudah ada program yang konsen terhadap hal ini).

Ditayangkan di TV dan pemberitaan, bagaimana gagah beraninya pelajar dengan senjata tajam, sabuk dan gir, kayu, galah serta batu ... bak patriot bertempur di medan laga, keberaniannya seperti KESATRIA PANDAWA di PADANG KURUSETRA saat PERANG BARATAYUDHA, tidak menghiraukan situasi sekeliling ... belantara lalu lintas dan hiruk pikuk pasar jadi ajang "pertempuran".
Penyebab sikap "heroik dan patriot" pada ajang tawuran itu, sering kali bukan hal-hal yang prinsip ... dari bertemu ... saling pandang yang dianggap saling menantang dan hinaan, bersenggolan yang dianggap serangan, dari masalah pribadi berkembang jadi rasa setia kawan antar kelompok kecil, membesar jadi solidaritas ... bahkan fanatisme "permusuhan" antarsekolah, sehingga muncul musuh bebuyutan ... TRAGIS, dan sekaligus KONYOL !!
   
Apa hakikatnya ? Mau apa sebenarnya ? Apa yang dicari ? Mereka seperti sosok pribadi yang kehilangan arah dan kosong ... yang dipenuhi nafsu agresi tanpa welas asih dan dipenuhi dendam, mengapa ?

Sebagai pemuda yang sedang tumbuh, disertai dengan energi berlebih ... rupanya telah keliru memandang sikap patriot dan kesatria serta solidaritas. Energi berlebih tersalurkan dengan cara yang keliru, karena (mungkin) situasi sosial dan sistem pendidikan ... tidak mengajarkan dan menyalurkan energi itu, menjadi sebuah sikap, pandangan dan tindakan yang konstruktif.
Sikap patriot seharusnya muncul dalam perjuangan memperoleh prestasi tertinggi dalam nilai pelajaran dan juga budi pekerti akhlak tertinggi. Sikap kesatria, seharusnya tumbuh karena berani mengakui kesalahan dan berani mengubah diri menjadi pribadi yang baik dan bermutu.
Sikap solidaritas seharusnya bergerak karena cinta kasih untuk mengangkat dan menyelesaikan beban permasalahan sosial yang dihadapi dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, dilandasi oleh sifat, sikap dan pandangan yang lebih besar nilainya yaitu semangat kebangsaan dan keindonesiaan ... yaitu kepribadian luhur bangsa ... apa ? Pancasila (?).

Bagaimana tidak, dulu waktu saya nakal ... orang tua saya bilang ... terjadi penurunan budi pekerti generasi muda karena pelajaran BUDHI PEKERTI dihapus dari sistem pendidikan, lalu sekarang saya bilang ... terjadi penurunan moralitas dan semangat kebangsaan, karena pelajaran PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) juga dihapus dari sistem pendidikan.

Fenomena tawuran memang sebenarnya hanya puncak gunung es, dari permasalahan sistem sosial dan sistem pendidikan Indonesia. Hiruk pikuk sistem sosial yang terbentuk salah satunya dari sistem politik yang gaduh (meminjam istilah politisi) yang terjadi dalam masyarakat yang sedang gamang, karena telah kehilangan jati diri sebagai bangsa ... terkikisnya sila-sila Pancasila dari hati masyarakat, semakin menambah tumbuh suburnya pemahaman keliru terhadap sesuatu ... termasuk dalam diri pelajar, generasi muda kita yang keliru memahami sikap PATRIOT dan SOLIDARITAS.


Logika sederhana mengatakan, nilai-nilai kebenaran sejati dan kepribadian bangsa HARUS KEMBALI DITANAMKAN melalui apa ? salah satunya PENDIDIKAN formal maupun non-formal ...
Ya, kembalikan pelajaran BUDHI PEKERTI dan PENDIDIKAN MORAL PANCASILA dalam sistem pendidikan Indonesia, itu jawabnya !!


Hari ini, 1 Oktober ... peringatan Hari Kesaktian Pancasila, semoga menjadi permenungan ... KESAKTIAN PANCASILA sangat diharapkan untuk KEMBALI MENATA kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. PANCASILA kembali menjadi jawaban yang dirindukan, PANCASILA akan KEMBALI SAKTI, jika DIGUNAKAN, DIHAYATI dan DIAMALKAN.

Kembalikan pelajaran BUDHI PEKERTI PANCASILA dalam sistem pendidikan Indonesia !! (Eko2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar