Jumat, 22 Januari 2016

NEGARA "OPINI" - PELAJARAN TENTANG BOM SARINAH ... Dimana nilai kebenaran dan kesejatian ? (2)

DMG/TR-Jakarta. Kemaren setelah terjadi peristiwa Bom Sarinah, kembali terjadi PRO-KONTRA yang SERIUS namun sekaligus MENGGELIKAN, negeri ini memang ANEH tapi juga MEMBANGGAKAN ... Pro-kontra, keanehan dan hal yang "membanggakan" tersebut ternyata salah satunya dibentuk oleh media, negara ini memang masih menjadi negara opini.
Bagaimana munculnya pemberitaan yang mencekam karena media yang gencar menyebarkan bawha katanya teror bom meluas ke banyak Pos Polisi, disebarkan oleh salah satu stasiun TV, sempat muncul pikiran yang dibangun oleh media SEOLAH APARAT TAK BERDAYA dan tak mampu mengantisipasi? 

Bagaimana kemudian, banyak orang ketakutan, memulangkan lebih awal keluarganya dari suatu tempat keramaian ... 
Bagaimana korban yang berdarah-darah beredar kemana-mana yang menimbulkan kengerian ... dst
TEROR dan KETAKUTAN juga DIBENTUK oleh MEDIA.

Atau pemberitaan awal tentang seorang pria berbaju putih yang justru dianggap terorisnya dan ternyata seorang anggota Polri berpangkat AKBP? 
Bagaimana kemudian AKBP tersebut dan beberapa anggota Polri menjadi "Polisi Ganteng" yang dihebohkan oleh media sosial, membius ribuan atau mungkin jutaan pengguna Medsos yang kemudian bisa melupakan ketakuan yang baru saja terjadi.

Bagaimana pemeberitaan tentang Bapak penjual sate masih santai melayani penjualan sate dan "tidak takut" ... muncul hastag #KamiTidakTakut dengan "meimei" aneh-aneh yang disebar oleh media, sungguh MENGGELIKAN dan mengobati rasa takut yang disebarkan media.

Bagaimana kemunculan kembali di facebook pernyataan ancaman terhadap Banser, TNI/Polri terhadap oleh pimpinan ISIS yang disambut baik oleh pernyataan seorang wanita yang berani menantang pimpinan ISIS untuk berjihad ke Palestina sana, dan ungkapan tidak takut karena orang Indonesia yang sakti-sakti karena punya Mak Lampir, Grandong dkk ...

Setelah Kapolri Jenderal Badrodin Haiti merilis 18 orang yang ditangkap Polri terkait Bom Sarinah, barulah kita tersadar bahwa sesungguhnyalah Bom Sarinah adalah peristiwa teror yang terencana, terstruktur dan matang. Seharusnya para sebagian pengamat yang berteori bahwa Bom Sarinah adalah teror "buatan" aparat sendiri harus gugur, kecuali pihak-pihak tersebut mempunyai data fakta yang bisa menepis keterangan 18 orang yang telah ditangkap.

Media memang merajai dan gampang merasuki pikiran manusia pad a umumnya, karena memang manusia sekarang sepertinya akan "mati" tanpa media. Dengan kesadaran tersebut, seharusnya memunculkan penyadaran kepada PARA PEMILIK dan PELAKU media untuk SEMAKIN BERHATI-HATI dan BERPERILAKU POSITIF untuk membangun KEMANUSIAAN, BANGSA dan NEGARA, jangan justru merusaknya!
Sadarkah? (Eko2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar