Jumat, 11 Oktober 2013

KOPERASI Melawan APEC

DMG - Jakarta. Ilham Nasai koordinator Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I) mendukung Gerakan Aliansi Pemangku Amanat Konstitusi untuk melawan APEC melalui Koperasi. Hal ini ia diungkapkan dalam konferensi pers di Resto Dapur Selera di bilangan Tebet Jakarta Selatan (Senin 7/10)
“Pertemuan APEC akan membuat komitmen-komitmen politik untuk memperluas agenda liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi di Indonesia yang akan mengkerdilkan koperasi kerakyatan. Kita melihat bahwa partisipasi masyaraakat dalam beberapa sektor usaha mengalami intimidasi, yang merupakan kebijakan merugikan, pemerintah lebih ramah kepada penggerak ekonomi sektor luar dibanding sektor domestik sendiri. Pemerintah Indonesia akan terus didorong membuka pasar dalam negerinya untuk ekspansi produk impor dari negara-negara anggota APEC,” ungkapnya.
Ilham Nasai menegaskan, “Ada beberapa langkah pemerintah yang kontra produktif pada sektor perkembangan koperasi, yaitu :
- Tidak jelasnya rezim keuangan mikro dengan lahirnya UU nomor 17/2012 tentang perkoperasian dan UU nomor 1/2013 tentang lembaga keuangan mikro. Sampai sat ini keresahan terjadi di kalangan koperasi yang bergerak di sektor jasa keuangan akibat ketidakjelasan dalam aturan, pengawasan dan penjaminan keberlangsungan usaha mereka.
- Penguatan terhadap industri ekonomi rumah tangga di kegiatan ekonomi produktif termasuk koperasi produksi tidak diperkuat secara baik, mulai dari ketersediaan bahan baku dukungan permodalan, akses pemasaran, sampai transfer teknologi.
- Pembangunan kelembagaan ekonomi tidak berjalan simultan dan komperhensif. Masing2 sektor ekonomi diurus oleh Kementerian teknis, terkait tanpa berkoordinasi satu dg yang lain sehingga kerap dijumpai persoalan seperti kelangkaan komooditas yang cenderung saling menyalahkan.
- Pemerintah melihat persoalan pengembangan koperasi beserta para pelaku usaha kecil dan menengah yang lain dalam perspektif material dengan keterbatasan modal sehingga pradigma bantuan sosial yang bermilyar-milyar digelontorkan tanpa memperhatikan penguatan modal institusional dan intelektual.”

“Selain itu, partisipasi dalam ruang ekonomi juga belum memberikan kesempatan yang sama dan setara terhadap pelaku usaha koperasi,” tutupnya.

Review:
APEC telah selesai, timbul pertanyaan ... apakah benar ada kerja sama ekonomi ?
Kerja sama ekonomi harusnya sama-sama untung, bukan kita menelanjangi diri kita untuk didatangi dan diperkosa serta semakin dieksploitasi asing. Harus ada ukuran kerja samam yaitu UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT BANYAK ... bukan segelintir orang atau kelompok.
Mari kembali pada Ekonomi Pancasila ... ekonomi kerakyatan, ekonomi yang mengangkat derajat dan kesejahteraan wong cilik ...
Ayo KOPERASI ... lawan APEC !!! (red
Eko2013)

Kamis, 12 September 2013

Mengapa Penembakan Anggota Polri (Kembali) Terjadi ?



Jakarta-DMG. Untuk keempat kalinya kita dikejutkan dengan peristiwa penembakan terhadap anggota Polri, tiga anggota Polri gugur. Ketiganya adalah anggota berpangkat Bintara Tinggi, yang sudah banyak makan asam garam kedinasan Bhayangkara, tahu dan matang dengan keadaan organisasi Polri, sehingga sangat pantas karenanya mendapatkan penghargaan satu tingkat lebih tinggi.
Namun, apakah hanya itu ?

Pasca penembakan ketiga, sudah disebar foto 2 tersangka, namun tetap terjadi … penembakan anggota Polri terjadi lagi, kali ini bukan lagi di pinggiran Ibu Kota, namun di tengah kota … jalan protokol.
Timbul kesan bahwa para pelaku “ngledek” dan ingin menunjukkan bahwa mereka masih eksis dan (mungkin) malah terang-terangan menantang.
Mengapa Polri menjadi seperti tidak berdaya ? Siapa para pelaku ini ? sehingga berhasil “mengalahkan kesaktian” prajurit Bhayangkara ?

Di mana kedigdayaan Densus-88 atau Gegana Brimob atau Buser atau … ?
Kejadian yang berulang bahkan seperti menantang sangat membuat resah masyarakat, dan karena sudah terjadi di Ibu Kota, ini akan meresahkan Bangsa.
Jadi, harus dihentikan … ! Pasti Densus-88, Gegana Brimob dan Buser serta seluruh anggota Polri tidak tinggal diam.

Di balik peristiwa-peristiwa itu, perlu juga refleksi mendalam dari para pimpinan Polri, mengapa peristiwa penembakan kembali terjadi ? Sudah ada instruksi dan perintah dari para penggede Polri untuk mencegah agar tidak terjadi lagi, antara lain untuk meningkatkan kewaspadaan dan himbauan untuk tidak bertugas sendirian.
Ada kesan salah menyalahkan mengapa penembakan di depan KPK terjadi. Memang sangat dan bahkan terlalu mudah untuk mencari kesalahan serta kelemahan, sehingga pihak yang pada posisi paling lemahlah kemudian dipojokkan.

Sebagai warga masyarakat hanya bisa berharap, hentikan salah menyalahkan … karena semua salah, jangan habiskan energi untuk berpolemik, memenarkan diri dan menyalahkan orang lain. Lebih baik satukan segenap daya dan upaya untuk menangkap pelaku penembakan serta menghentikan korban. Di sinilah kearifan pimpinan dan penggede Polri diuji.
Ada filsuf religius berkata … ketika peristiwa dan permasalahan kembali berulang serta terjadi lagi, berarti Allah masih mengehendaki agar kita belajar lebih banyak lagi, karena konon Allah masih menilai cara mengahadapinya keliru, cara pemecahannya belum pas atau mungkin salah … atau ada kesalahan dan hal-hal rahasia lain yang ingin Allah tunjukkan lebih dalam lagi.
Sambil terus berupaya, menyatukan seluruh daya dan akal serta upaya untuk mengungkap kasus penembakan anggota Polri … rasanya memang perlu permenungan internal, merefleksikan diri … baik sebagai pribadi atau organisasi (sehingga masing-masing sadar bahwa ada yang keliru, tanpa harus menunjuk hidung kesalahan orang lain).

Harapan warga masyarakat yang mulai resah, semoga Allah memberikan pencerahan dan kekuatan kepada seluruh elemen bangsa, teramasuk Polri untuk mengungkap kasus penembakan anggota Polri ini. Amin (Eko2013)

Selasa, 03 September 2013

MISS WORLD, antara MANFAAT dan MUDHARAT

DMG-Jakarta. Sudah lama rekan saya yang polisi tidak menelpon, mungkin sedang sibuk sebelumnya … atau sedang tidak ada situasi yang krusial untuk didiskusikan. Dia bercerita tentang penyelenggaraan Miss World yang diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia, termasuk Jakarta.
Bermula dari broadcast message dari SMS dan BBM serta di social media yang menolak dengan berbagai alasan, serta berujung dan diawali secara resmi dengan konferensi pers oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menolak penyelenggaraan Miss World dengan alasan etika, tidak sesuai dengan ajaran agama karena akan mengumbar aurat serta lebih banyak mudharatnya bagi bangsa Indonesia.
Selanjutnya berduyun-duyun dan menguatlah penolakan terhadap penyelenggaraan Miss World tersebut oleh kelompok dan ormas kegamaan … bahkan juga terlihat beberapa partai politik ikut dalam aksi unjuk rasa penolakan … konon akan memebesar unjuk rasanya dari pada tanggal 6 dan 13 September ini.

Pro kontra semacam ini di negeri demokrasi besar ini memang wajar terjadi, namun yang tidak wajar, ketika memaksakan pendapat itu dengan tekanan-tekanan serta kekerasan. Mari kita lihat saja perkembangan gerakan penolakan ini, apakah berujung pada pengerasan ideologis, transaksional atau penyadaran.

Sebagai bangsa yang berjiwa besar dan beradab, kok saya lebih memilih penyadaran … olah pikir dan rasa untuk membuka wawasan dan kemudian bersikap secara bijak dan santun, namun tidak kehilangan kepribadian sebagai bangsa (tentu saja kepribadian Pancasila).
Ada yang bilang ada perbedaan besar antara Miss Universe dengan Miss World, persamaannya mungkin adalah sama-sama akan memilih wanita terbaik, yang berbeda adalah criteria-kriterianya.
Miss Universe mungkin arti harafiahnya “Ratu Kecantikan Dunia” … lebih berat dan cenderung pada kecantikan wajah, penampilan, kemolekan tubuh dan konon sampai ada penilaian dengan baju renang atau bikini … sehingga muncul ada kontestan yang memilih yang one piece atau two piece … pada peragaan busana renang.
Miss World … katanya, lebih condong pada budaya, hampir sama … ada juga peragaan busana. Para kontestan akan memperagakan busana hasil rancangan perancang Indonesia … (mudah-mudahan benar informasi ini ya … kalo benar, maka saya AKAN termasuk yang mendukung pelaksanaannya di Indonesia).
Karena dengan demikian, yang menentukan busana itu perancang Indonesia, maka bisa ditentukan … yang bagus-bagus dan berkepribadian Nuswantara !
Bukan mengeksploitasi tubuh yang mengarah pada pornografi serta pornoaksi, yang tentu saja sudah ada Undang-Undang yang mengatur.
Dengan memperagakan busana-busana ciptaan perancang Indonesia, juga sebagai batu uji … bagaimana karya-karya anak bangsa di bidang modeling apakah sudah berkepribadian Indonesia … akan menjadi hal yang luar biasa juga, jika menjadi ajang pengakuan juga oleh bangsa-bangsa lain untuk melihat budaya dan kepribadian adiluhung bangsa kita, tentu akan jadi promosi dan iklan gratis untuk bangsa-bangsa di dunia. Mungkin, bisa dikawinkan dengan konsep pemilihan Abang-None di Jakarta atau Mbak-Mas di Semarang … sehingga lebih bisa tereksploitisir secara positif manfaatnya.

Banyak hal yang bisa dikaji … mungkin bukan hanya manfaat sosial budaya, tapi juga manfaat ekonomi dan politik pergaulan dunia … atau mungkin masih ada kemanfaatan-kemanfaatan yang lain … yang sementara ini masih luput dari pandangan.
Hal ini menjadi tugas MNC untuk menjelaskan, sebagai bahan diskusi dan dialog untuk rekan-rekan ormas dan partai politik … mari sama-sama kita nilai dan ditimbang manfaat dan mudharat-nya, kalaupun tetap tidak atau belum setuju … kita lihat keputusan para pemangku kepentingan di NKRI ini … boleh tetap tidak dan belum setuju, namun tidak boleh anarkitis.(Eko2013)

Jumat, 19 Juli 2013

Situs Gunung Padang, Bukti Peradaban Tinggi Zaman Prasejarah ?


DMG-Cianjur. Beberapa tahun belakangan ini, muncul polemik pro-kontra tentang temuan-temuan “baru” Situs Megalitikum Gunung Padang. Para ahli yang telah meneliti situs tersebut secara mandiri menyatakan bahwa ada setidaknya 3 lapisan budaya yang ada di Situs Gunung Padang. Geolog telah mempercayai ada 3 lapisan budaya dari tiga lapisan/kedalaman yang berbeda, sementara arkeolog  baru mempercayaai adanya 2 lapisan budaya yang berbeda, karena di samping baru meneliti 2 lapisan tersebut, juga beralasan bahwa carbon date harus berdasarkan artefak atau sisa-sia peninggalan kehidupan, bukan sekedar umur batuan.
Sungguhpun demikian, temuan dan pernyataan para ahli telah mncengangkan pemerhati budaya. Semula kita semua tahu budaya tertua Nusantara adalah abad ke-4 Masehi dengan ditandai berdirinya Kerjaan Kutai Kartanegara dan sekarang ada pernyataan bahwa Situs Megalitikum Gunung Padang terdiri dari 2 lapisan budaya yaitu berumur 4 ratusan SM dan beberapa meter di bawahnya berumur 2 ribuan tahun SM, berdasarkan carbon date temuan sisa-sisa alat untuk upacara (sisa tembikar dan sisa pembakaran) … wow !

Temuan-temuan mencengangkan lain juga pernah direlase dalam beberapa kali seminar yang diadakan oleh Team Katastropik Purba di bawah koordinasi Staf Khusus Presiden Bidang Bencana, yang secara tidak sengaja menemukan bukti-bukti peradaban tinggi Nusantara pada masa pra sejarah, yang tentu saja sejak awal mengundang pro-kontra dan polemik. Pro-kontra dan polemik seharusnya dijawab dengan penelitian ilmiah … energi perdebatan disalurkan melalui cara-cara positif dan konstruktif. Dalam perkembangannya dengan bukti-bukti yang ada, ternyata kita “terpaksa” harus percaya bahwa peradaban Nusantara memang sudah tinggi sejak masa pra sejarah.

Lalu, perlukah sejarah Nusantara ditulis ulang ? Benarkah sejarah yang kita pelajari dan baca selama ini (yang memang dibuat oleh bangsa asing) sengaja dibuat untuk mengecilkan bangsa jajahan ? Bila iya … saatnya kita semua bangkit (sambil menunggu hasil penelitian-penelitian selanjutnya (eko2013)

Senin, 17 Juni 2013

MIMPI (tentang) PANCASILA (1)



DMG-Jakarta.Seminggu lalu, bertemu dengan teman polisi … ia baru saja diminta jadi narasumber kegiatan diskusi, “Bro, tadi acara diskusi … banyak sekali pertanyaan kritis tentang ideologi Pancasila dan Pemilu 2014 …”, lalu kami terlibat pembicaraan yang sebetulnya ringan, namun saya melihat justru begitu mendalam maknanya.
Pertama, tentang peran dan fungsi Pancasila pasca reformasi 1998 … dengan semangat berapi-api ada seorang pemuda yang menyampaikan bahwa TIDAK BENAR bahwa Pancasila telah kehilangan perna dan makna sejak reformasi … Pancasila tetap menjadi dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia sampai sekarang … dan harus tetap dipertahankan.
Sungguh langka, pertanyaan dan pernyataan ini … ironi yang menimbulkan inspirasi, bahwa sebenarnya masih ada (mudah-mudahan makin banyak) anak muda yang berjiwa Pancasila dan tetap mengharapkan Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa.
Pancasila sejak era reformasi, tersisihkan … sangat terasa pada lema tahun pertama, nasionalisme dan “cerita” Pancasila … jadi barang aneh yang cenderung dihindari, karena dianggap sangat identik dengan gaya dan kekuasaan Orde Baru. Euphoria kemenangan “kebebasan” terhadap belenggu Orba dan ideologi P4 yang dipakai penguasa untuk menggebuk lawan-lawan politiknya … berbuah gelombang balik yang mneyedihkan terhadap nasib nasionalisme dan Pancasila. Kalau masih ingat 2-3 tahun setelah reformasi, acara Tujuhbelasan (peringatan HUT Kemerdekaan), sepi … upacara dan perayaan yang semula sangat meriah … cenderung sepi, ya … waktu itu masyarakat sangat antipati.
Rupaya waktu itu, belenggu sejarah kekuasaan Orba mengajarkan kita, bagaimana Pancasila telah diperankan sebagai ideologi struktural dengan nama P4 … namun karena fungsinya berubah sebagai alat gebuk maka Pancasila sebagai ideologi fungsional yang seharusnya mengakar dalam diri pribadi manusia Indonesia dan kehidupan masyarakat tidak terjadi, malahan perlahan tumbuh penolakan karena Pancasila – P4 menjadi ideology struktural yang “menjajah” hati rakyat … bukan tumbuh sebagai semangat way of life di setiap hati manusia Indonesia.
Ternyata sering gerakan Hukum dan Kehendak Alam, teori Hegel dan Dialektika … baik dalam benak/pikiran manusia Indonesia juga termanifestasi dalam kehidupan masyarakat … Manusia Indonesia seperti kehilangan induk, kehilangan jati diri … dan mulai mengenang dan menyadari bahwa kita harus kembali pada peri kehidupan Pancasila. Ya, ditengah hiruk pikuk serangan asing baik secara ideology, politik, ekonomi, social budaya dan keamanan yang terus mendera sebagai konsekuensi globalisasi … kita merindukan Pancasila. Terasa sekarang … terjadi polarisasi kelompok Manusia Pancasila dengan yang berideologi lain.
Lalu apa yang harus dilakukan ?
Interpretasi dan penjelasan tentang Pancasila, belum ada penjelasan resmi lagi seperti zaman Orla dan Orba. Zaman Orde Lama, katanya Pancasila dijelaskan cenderung ke-kirian sehingga menimbulkan konflik yang bermula dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Zaman Orde Baru, Pancasila menjadi P4 yang diajarkan dengan sangat baik oleh lembaga BP7 … bagus, namun kemudian karena terlalu menjadi ideologi struktural dan menjauh dari ideologi fungsional, juga menimbulkan konflik.
Sekarang ? faktanya tidak ada (belum ada) “penjelasan dan interpretasi resmi” tentang Pancasila … lalu bagaimana ? sudah seharusnya kembali pada uraian tentang Pancasila pada sidang BPUPKI dan PPKI, saat founding fathers mengali dan membeberkan sila-sila Pancasila … mari kita baca lagi … kembalikan Pancasila sebagai ideologi struktural dan fungsional secara imbang … sehingga menjadi darah dan daging serta jiwa setiap Manusia Indonesia … Manusia Indonesia = Manusia Pancasila.(Eko2013)
…. (bersambung)

Minggu, 16 Juni 2013

DOA … (SEANDAINYA) BBM JADI NAIK (3)



DMG-Jakarta. Hari ini, pagi sudah disambut dengan guyur hujan … tentram dan adem, seolah membungkus hati yang sedang galau dan panas karena BBM, ya … hari ini kata teman saya yang polisi penentuan, di DPR ada Sidang Paripurna DPR membahas APBNP, yang salah satunya akan mengurangi subsidi BBM … yang artinya harga BBM akan naik.
Banyak pihak yang kontra meneriakkan aspirasinya dengan berbagai cara, dari unjuk rasa … broadcast SMS dan BBM, semua meluapkan emosinya menolak kenaikan harga BBM … atas nama rakyat. Masing-masing berargumen pembenar, beralasan …. Logika, dari yang sederhana sampai yang rumit.
Ada juga pihak yang cenderung diam dan menanti … ada yang segera berpikir jalan keluar, bagaimana setelah harga BBM naik, yang pasti akan diikuti harga-harga kebutuhan yang naik ? yaitu dengan tambah kerja keras untuk menambah penghasilan, tambah inovasi … agar usahanya tidak ambruk, memperkuat pondasi dan tiang ekonomi rumah tangga agar tidak goyah (yang tentu saja tetap sangat mengharap campur tangan Negara sesuai konsep dan komitmen welfare state Indonesia – tanggung jawab Negara untuk mensejahterakan rakyatnya).
Hidup memang pilihan, masing-masing punya fungsi dan tugas … 
anggota DPR hari ini berjibaku di Sidang Paripurna, hari ini secara matematis … lebih banyak fraksi dan perwakilan anggota DPR menyetujui kenaikan harga BBM, mereka juga punya alasan menyuarakan kepentingan rakyat. Anggota DPR yang kontra kenaikan harga BBM pasti juga akan berjuang mati-matian agar harga BBM dengan argument dan alasan … juga untuk rakyat.
Di luar gedung DPR … mahasiswa, LSM dan buruh … akan unjuk rasa, meskipun hujan deras … juga meneriakkan kehendak rakyat (mereka juga pasti akan mati-matian menolak kenaikan harga BBM).
Polisi ? kata teman saya … mereka sudah di-briefing dan ditekankan, bahwa yang dihadapi adalah masyarakat yang menyampaikan aspirasinya … polisi akan melayani unjuk rasa dan juga mengamankan jalannya sidang DPR. Saya meyakini, Hukum Alam terus berjalan dan membentuk kesetimbangan di Bumi Nusantara … hari ini termasuk dalam proses mencari kesetimbangan logika – kepentingan – kehendak Alam. Masing-masing pihak sedang diuji hati nuraninya … untuk sebuah kepentingan yang (harus) lebih besar yaitu KEMAKMURAN RAKYAT dan KEJAYAAN NUSANTARA !!!
Tuhan pasti mboten sare (tidak tidur), meskipun hujan deras dan situasi sangat mengenakkan untuk istirahat (tidur) … Beliau pasti tidak tidur.
Keadilan Alam dan Kebijaksanaan Ilahi pasti yang terbaik untuk negeri ini …juga untuk hari ini.
Jadi … apakah BBM jadi naik ? … (kami terdiam, terpejam dan berdoa, ya Allah … kuatkan dan bantulah kami, agar semua permasalahan ekonomi nanti bisa diatasi … terangilah mata hati para pimpinan dan pengampu kepentingan di Nuswantara ini, agar hatinya bersih dan lurus … hanya untuk kepentingan rakyat kecil, bangsa dan negara Nuswantara … amin).
(Eko2013)