Jumat, 19 Juli 2013

Situs Gunung Padang, Bukti Peradaban Tinggi Zaman Prasejarah ?


DMG-Cianjur. Beberapa tahun belakangan ini, muncul polemik pro-kontra tentang temuan-temuan “baru” Situs Megalitikum Gunung Padang. Para ahli yang telah meneliti situs tersebut secara mandiri menyatakan bahwa ada setidaknya 3 lapisan budaya yang ada di Situs Gunung Padang. Geolog telah mempercayai ada 3 lapisan budaya dari tiga lapisan/kedalaman yang berbeda, sementara arkeolog  baru mempercayaai adanya 2 lapisan budaya yang berbeda, karena di samping baru meneliti 2 lapisan tersebut, juga beralasan bahwa carbon date harus berdasarkan artefak atau sisa-sia peninggalan kehidupan, bukan sekedar umur batuan.
Sungguhpun demikian, temuan dan pernyataan para ahli telah mncengangkan pemerhati budaya. Semula kita semua tahu budaya tertua Nusantara adalah abad ke-4 Masehi dengan ditandai berdirinya Kerjaan Kutai Kartanegara dan sekarang ada pernyataan bahwa Situs Megalitikum Gunung Padang terdiri dari 2 lapisan budaya yaitu berumur 4 ratusan SM dan beberapa meter di bawahnya berumur 2 ribuan tahun SM, berdasarkan carbon date temuan sisa-sisa alat untuk upacara (sisa tembikar dan sisa pembakaran) … wow !

Temuan-temuan mencengangkan lain juga pernah direlase dalam beberapa kali seminar yang diadakan oleh Team Katastropik Purba di bawah koordinasi Staf Khusus Presiden Bidang Bencana, yang secara tidak sengaja menemukan bukti-bukti peradaban tinggi Nusantara pada masa pra sejarah, yang tentu saja sejak awal mengundang pro-kontra dan polemik. Pro-kontra dan polemik seharusnya dijawab dengan penelitian ilmiah … energi perdebatan disalurkan melalui cara-cara positif dan konstruktif. Dalam perkembangannya dengan bukti-bukti yang ada, ternyata kita “terpaksa” harus percaya bahwa peradaban Nusantara memang sudah tinggi sejak masa pra sejarah.

Lalu, perlukah sejarah Nusantara ditulis ulang ? Benarkah sejarah yang kita pelajari dan baca selama ini (yang memang dibuat oleh bangsa asing) sengaja dibuat untuk mengecilkan bangsa jajahan ? Bila iya … saatnya kita semua bangkit (sambil menunggu hasil penelitian-penelitian selanjutnya (eko2013)