Kamis, 20 Desember 2012

Keluhan Bung "KECIK", Ada Apa dengan Nasionalisme Kita ? (wawancara tidak resmi dengan seorang Kepala Desa dari Langsa - DI.Aceh)

DMG-Jakarta. Minggu lalu, masyarakat Jakarta dikejutkan dengan aksi para Perangkat Desa di Gedung DPR RI dengan menutup jalan tol dan menjebol pagar Gedung DPR, setelah sekian lama (mungkin  terakhir jebol pada tahun 1998) pagar utama DPR jebol dan belasan ribu massa Perangkat Desa merangksak masuk sampai halaman dalam Gedung DPR. Ada apa dengan perubahan sikap para Perangkat Desa ?
Semua terkejut, apa yang tidak biasa ? karena sebetulnya, aksi Perangkat Desa Nusantara sudah terjadi beberapa kali, namun baru kali itu menutup jalan tol dan menjebol pagar DPR.

Perubahan sikap mungkin terjadi, karena sekarang ini ... tampak bukan hanya satu elemen yang melakukan aksi, setidaknya ada 3 elemen ... yaitu PPDI (Persatuan Perangkat Desa Indonesia), Parade Nusantara dan GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Baru). (Elemen yang terakhir adalah massa pendukung salah satu tokoh karismatik Gerindra - Prabowo Subiyanto, yang dalam berbagai survey diunggulkan menjadi Capres 2014).
DMG tidak ingin mengulas tentang bagaimana unjuk rasa itu berjalan dan berakhir dengan chaos dan Perangkat Desa didorong mundur dengan gas air mata petugas, itu hal yang biasa.
Hal yang luar biasa adalah, bagiamana ucapan dan gumanan seorang Kecik (sebutan Kepala Desa di Aceh), memandang nanar situasi unjuk rasa dan lalu lalang wakil rakyat serta orang-orang di dalam Gedung DPR.

"Jangankan Aceh, ternyata di Indonesia pun belum sejahtera, karena ternyata pemerintah pun belum bisa memberikan jaminan kesejahteraan bagi rakyatnya, yang paling gampang air bersih ... belum sampai 20 persen rakyat Indonesia mendapatkan jaminan air bersih, apa lagi yang lain ...". "Saya ke sini bukan untuk meminta menjadi PNS seperti mereka, saya ingin meminta air bersih untuk rakyat saya ... rakyat Aceh".
Benarkah ? Apakah ini pembicaraan nglantur atau berdasarkan fakta ? Namun, secara serampangan saja itu ada benarnya ...

"Polisi-polisi itu, dengan gagahnya menghadang dan mengusir para Perangkat Desa yang menuntut tanggung jawab pemerintah atas jasa selama ini menjaga wilayah di Indonesia". "Kami adalah penjaga wilayah NKRI pada garis terdepan. Entah apa jadinya kalau nasionalisme kami luntur ... karena faktanya, kami tidak mendapatkan apa-apa dari pemerintah". "Saya berani bertaruh, bahwa nasionalisme kami lebih tinggi dari Bapak-Bapak Polisi itu ... mereka tidak pernah merasakan bagaimana menjaga agar Bendera Merah Putih di halaman kantor desa, tetap berkibar ... saya menjaga Sang Merah Putih dengan badan saya sendiri, bertahan ... jangan sampai berkibar bendera GAM".
Ah, miris hati saya menedengarnya ... saya harus mengangguk dalam hati ... iya, benar.

Banyak lagi guman dan gurauan yang samar-samar terdengar, saling bersahut dengan gelegar petir dan desau hujan lebat sore itu. Intinya sindiran kritis dan kritik pedas dari seorang Kecik ... semoga ini bukan pertanda mulai lunturnya nasionalisme, namun sentilan-sentilan untuk membangkitkan semangat nasionalisme yang memang harus diakui terus memudar.
Masalah Perangkat Desa harus dipandang serius, semoga ... Wakil Rakyat bisa memandang dan menyelesaikan dengan baik masalah ini ... bukan sebagai bargaining politik untuk meng-goal-kan atau tidak RUU Desa ... namun lebih pada kepentingan nasional yang lebih besar ... yaitu KESEJAHTERAAN dan NASIONALISME !!! (Eko2012)

Selasa, 11 Desember 2012

MARAK DAN HIRUK PIKUK PEMILUKADA ... Apakah (semoga dan harus) masyarakat semakin dewasa !

DMG-Jabodetabek. Belum lepas ingatan kita Pemilukada DKI berlalu, meskipun sempat terjadi hiruk pikuk black campaign dengan mengangkat isue SARA dan saling serang antar pasangan calon, namun Pemilukada DKI selesai dengan sukses, bahkan tercatat sebagai Pemilukada yang teraman serta selesai dengan mulus, tanpa gugatan ke MK.
Sebelumnya Pemilukada Depok, Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang rata-rata di wilayah Jabodetabek belangsung dengan aman, meskipun juga terjadi hiruk pikuk dan diwarnai dengan gugatan ke MK. Ke depan, Pemilukada Kota Bekasi tinggal menghitung hari (rencana pemungutan suara pada hari Minggu 16/12/2012) dan tidak lama lagi diikuti Pemilukada Kota Tangerang dan Pemilukada Jawa Barat, karena Depok dan Bekasi masuk wilayah Jawa Barat. Tentu saja denyutnya sampai di wilayah Jabodetabek, karena pergerakan manusia Jabodetabek ke sana - ke mari di lingkup wilayah Jabodetabek, yang tinggal di wilayah luar Jakarta bekerja di Jakarta dan banyak juga, yang tinggal di Jakarta bekerja di Tangerang, Depok atau Bekasi.
Ya, Pemilukada seperti jadi kegiatan "rutin" yang silih berganti terus menerus terkadang menjadi sebuah fenomena hiruk-pikuk ... di wilayah Jabodetabek saja sudah sangat terasa "rutinitas"-nya apalagi bila kaca matanya diperluas menjadi seluruh wilayah Indonesia, yang terdiri dari 33 provinsi, 398 kabupaten, 93 kotamadya, 1 kabupaten administrasi dan 5 kota administrasi ... sehingga total ada 500-an Pemilukada dalam jangka 5 tahun, tiap hari sepanjang 5 tahun ada sekitar 0,29 kali kegiatan Pemilukada, belum nanti ditambah Pemilu Legislatif (yang pasti banyak sekali partai peserta pemilunya) dan terakhir Pemilu Presiden.
Bagaimana kalao dihitung biaya ? Biaya untuk penyelengaraan Pemilukada yang pasti membebani APBD ... belum lagi biaya "hiruk pikuk" Pemilukada yang harus dikeluarkan oleh Pasangan Calon dan Teamses untuk kampanye dan lain-lain (?) ... berapa ribu atau juta "T" ya ? Apakah mubazir ? (mari kita renungkan) Belum lagi biaya dan ongkos lain-lain dalam rangka gugatan ke MK (paling tidak untuk wira-wiri dari daerah ke Jakarta) ... berapa ya ?
Sedemikian besarnya ongkos politik yang harus dikeluarkan, apakah sebanding dengan kedewasaan politik yang kita capai ? atau malah akan mencapai titik kulminasi jenuh sehingga memicu apatisme masyarakat terhadap Pemilu dan Pemilukada ?
Apakah tidak lebih baik jika ongkos politik yang sangat besar itu, dialokasikan untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat, sehingga konsep wellfare state benar-benar terwujud di Nuswantara tercinta ini ya ? Kita tunggu apakah permenungan ini sampai terdengar di Gedung DPR dan Istana (he he he). Mungkin ada pemikiran yang lebih efektif dan efisien ... sehingga semua berkontribusi positif pada KEDEWASAAN POLITIK seluruh elemen Nuswantara.

Ini jawaban saya kepada rekan saya yang polisi, yang bercerita bahwa baru saja selesai ikut pengamanan Pemilukada Kabupaten Tangerang, terus sekarang siap-siap untuk pengamanan Pemilukada Kota Bekasi.

Apa pun itu, selamat melaksanakan pesta demokrasi (lagi) untuk warga Kota Bekasi. Ada 5 Pasangan Calon yang bertarung besok Minggu ... semoga biaya Pemilukada yang memang sangat besar ini, dimbangi dengan hasil KEDEWASAAN POLITIK seluruh masyarakat, termasuk di Kota Bekasi. 
PENYELENGGARA dan PENGAWAS Pemilukada semakin matang, netral, profesional dan dewasa untuk menata dan mengawasi jalannya seluruh tahapan Pemilukada, hingga akhir tahapan nanti.
Seluruh PASANGAN CALON dan TEAMSES serta seluruh PENDUKUNG semakin dewasa dan berpikir luas untuk Bangsa Nuswantara ... Indonesia, bukan KELOMPOK atau GOLONGANNYA saja, sehingga dengan kesadaran penuh ... mau menerima kekalahan dan kemudian bersama-sama membangun bangsa.
Seluruh warga Kota Bekasi, mari kita tunjukkan kedewasaan berpikir, bertindak dan berperilaku sebagai cerminan bahwa kita adalah warga Nuswantara yang besar ... beradab, berkepribadian luhur dan yang ber-Pancasila. Siapa pun Pasangan calon yang terpilih ... akan menjadi Pemimpin Kota Bekasi, tinggal kita tagih janji-janji kampanye-nya !

Semoga Pemilukada Kota Bekasi, seperti juga Pemilukada Kabupaten Tangerang, berlangsung dengan aman dan damai ... serta proses Pemilukada benar-benar menghasilkan PEMIMPIN yang AMANAH .. amin. (Eko2012) 

Kamis, 06 Desember 2012

HAMBALANG TERUS TERKUAK, SIAPA LAGI YANG BAKAL JADI TSK ?

DMG-Jakarta. Hari ini semua media heboh, apa lagi kalau bukan ditetapkannya AM sebagai tersangka baru kasus Hambalang, yang selama ini dianggap terselimuti kabut misteri. AM yang menjabat sebagai Menegpora dan pengurus partai yang saat ini berkuasa, menyatakan mengundurkan diri siang ini (Jumat 07/12/2012). Pernyataan mundur secara resmi tersebut ditanggapi oleh Presiden SBY yang melalui konperensi pers menegaskan pernyataan mundur AM, selanjutnya menunjuk sementara Menko Kesra sebagai pejabat Menegpora sampai dengan penunjukkan atau penggantian AM dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II (KIB II).
Hal positif yang bisa dilihat adalah, sikap ksatria AM yang menyatakan mundur ... patut dicontoh (bukan dicontoh kasus korupsinya) oleh pejabat-pejabat lain yang tersangkut kasus pidana, ya ... sikap sportif dan ksatria, serta tidak mau mengganggu sistem kenegaraan. Kita tunggu hasil penyidikannya, kita tunggu apakah KPK juga akan menahan AM ? Waktu yang akan berbicara.
Di saat keraguan terhadap KPK karena dianggap lamban dan ragu-ragu, serta lebih cenderung bergaya LSM (setidaknya demikian tundingan beberapa pihak), KPK membuat kejutan dengan "berani" menetapkan AM yang berada dekat dengan lingkar penguasa sebagai TSK kasus Hambalang. Mudah-mudahan ini benar-benar harapan baru untuk KPK, di tengah terpaan isue pelemahan KPK dan konflik KPK dengan penegak hukum yang lain, KPK membuat langkah yang bisa diacungi jempol. 
Kira-kira bangaimana kelanjutannya ? Akankah dengan dinyatakannya AM sebagai TSK akan menyeret sejumlah nama yang lain ? seperti yang disampaikan awal mula kasus terungkap melalui Nazarudin, lalu menyeret Angie dan sekarang AM. AM akan menyeret siapa ? (Eko2012)

Minggu, 04 November 2012

KPK VS POLRI (4): KONFLIK ANTAR PENEGAK HUKUM, ADA APA ? SIAPA YANG SALAH ?

DMG-Jakarta. Setelah Presiden SBY menyampaikan pernyataan resmi tentang konflik KPK dan Polri, yang intinya agar Polri menyerahkan penanganan kasus simulator SIM kepada KPK dan proses penyidikan kasus penganiayaan yang melibatkan salah seorang penyidik KPK, dianggap tidak tepat baik timing maupun caranya ... demikian kata Pak SBY.
Masyarakat awam menyambut gembira dengan ketegasan Presiden kita tentang konflik ini, meskipun dinilai oleh beberapa orang masih dianggap kurang cepat (ternyata memang tidak bisa memuaskan semua orang), belum lagi di pihak Polri (bukan institusi, karena sebagai institusi harus patuh dan taat pada pimpinan ... dalam hal ini Presiden), kemungkinan ada anggota Polri yang masih "merasa tidak enak" dengan pernyataan Presiden SBY, "seolah-olah" Polri kembali disalahkan ... dan dikalahkan.
Waktu itu, setelah pidato presiden ... saya sempat bertemu dengan rekan saya (yang polisi), ybs hanya tersenyum kecil ... senyumnya terlihat pahit, namun matanya tetap berkilat gembira, tanpa berkata apa-apa ... terkesan, tidak ingin membahas masalah itu (karena instruksi Pak SBY sudah jelas), jiwa besarnya telah menerima ... demi kepentingan bangsa dan negara, demikian kira-kira ...
Pasca pernyataan Presiden SBY tersebut ... sempat bereapa waktu berita konflik Polri-KPK tenggelam, namun ternyata tidak berlangsung lama, pasalnya ada dua kejadian yang kembali mengusik perhatian publik, yaitu gugatan Korlantas Polri kepada KPK terkait "penggerebekan" dan penyitaan barang bukt, yang dianggap tidak profesional, karena ada barang-barang yang tidak berkaitan dengan kasus simulator SIM "ikut" disita. Selain itu, kemudian muncul berita pengunduran diri 6 (enam) penyidik KPK, mereka mengajukan diri untuk kembali ke institusi Polri karena beberapa alasan.
Pada waktu diwawancarai, salah satu anggota Polri penyidik KPK menyampaikan, bahwa intinya mereka sudah merasa "tidak nyaman" bekerja di KPK ... ini berkaitan dengan pengangkatan sebagai penyidik tetap dan sistem kerja di KPK. Mereka sebetulnya sudah akan mengajukan pengunduruan diri beberapa waktu yang lalu (pada saat konflik Polri-KPK memanas), namun karena situasi belum kondusif mereka menunda pengunduran diri tersebut. Sekarang-sekarang ini, karena mereka menilai situasi sudah kondusif ... mereka berenam mengajukan pengunduran resmi (semula akan dilakukan diam-diam), namun ternyata berita ini terdengar sampai ke media.
Ada apa ya ? ternyata yang terlihat di permukaan baru riak-riak luar saja ... jauh di dalam dan dasar kolam permasalahan Polri-KPK masih ada yang belum selesai. Mungkin ini masalah internal organisasi ... dan yang sekarang adalah masalah di KPK, terkait sistem kerja dan "transparansi" pengangkatan sebagai penyidik tetap KPK. Apapun itu, ini akan menjadi permasalahan yang menghambat gerak langkah KPK untuk melakukan pemberantasan korupsi.
Masalah internal organisasi, sangat terkait dengan kepemimpinan dan manajemen organisasi ... mungkin (atau pasti) ada yang salah ... Untuk menyidik kasus-kasus korupsi (apalagi yang besar), KPK membutuhkan penyidik-penyidik yang handal, berkredibilitas tinggi dan punya hati nurani serta keinginan mulia untuk bangsa dan negara. Mundurnya 6 penyidik Polri, mau tidak mau mengurangi kinerja KPK ... kalau sudah seperti ini, siapa yang patut disalahkan ...
Agaknya konflik dan permasalahan masih akan panjang ... kita tunggu sikap Polri, sikap KPK ... sikap masyarakat ... juga pimpinan negara ini. Penegakan hukum kasus korupsi, sudah larut masuk ke dalam ranah politik ... yang semuanya menjadi kian abu-abu, menjadi remang-remang kejelasannya. Ada apa ? Mengapa ? ... juga salah siapa ? (Eko2012)


Kamis, 25 Oktober 2012

KONVERENSI PERS MAHASISWA DI KOMNAS HAM, POLISI REPRESIF & AROGAN (sikap kritis, kritik atau sentimen ?)

DMG-Jakarta. Siang tadi, Kantor Komnas Ham di bilangan Jl. Latuharhari Jakarta Pusat, kedatangan puluhan mahasiswa, yang hendak mengadu dan dilanjutkan dengan konverensi pers terkait buntut kasus bentrok antara polisi dan pengunjuk rasa di Universitas Pamulang (UNPAM) beberapa waktu lalu. Mahasiswa yang menamakan diri Keluarga Besar Mahasiswa UNPAM Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (KBM UNPAM-KOMANDO), pimpinan Sdr. Nando (alumni UNPAM dan Aktivis 98), koordinator Sdr. Deddy (UMJ) dan Fahmi (UNPAM), diterima oleh Bapak Ridha Saleh.

Setelah mengadukan kejadian kasus bentrok di UNPAM yang terjadi antara polisi dengan pengunjuk rasa yang menolak kedatangan Wakapolri, selanjutnya mahasiswa menggelar konperensi pers.

"Penangkapan yang telah dilakukan Poliri terhadap 11 mahasiswa UNPAM pada malam di hari Kamis 18 Oktober 2012 semakin menunjukan jelas betapa arogansinya Polri atas nama kekuatan hukum di benarkan tindakan penangkapan dengan segala macam tuduhan yang berujung kepada kriminalisasi gerakan mahasiswa mulai dari tuduhan penghasutan, pengerusakan, pengeroyokan yang tertuang dalam pasal-pasal yang dituduhkan dan harus diakui secara tindakan pemaksaan dalam proses BAP yang tanpa didampingi kuasa hukum.
Penangkapan yang terjadi terhadap 11 mahasiswa UNPAM adalah bukan dalam kasus kriminalitas melainkan penagkapan dilakukan pada saat terjadi bentrokan antara mahasiswa UNPAM dan Polisi pada saat Mahasiswa melakukan penolakan kedatangan Wakapolri di kampus UNPAM, dimana penolakan ini sangat didasari dari kinerja Polri yang belakang ini lebih cenderung arogan dan represif dalam menangani segala macam bentuk gerakan yang mengkritisi kebijakan-kebijakan yang sangat tidak berpihak kepada masyarakat mulai dari kasis Masuji, Bima, Ogan Ilir dan reparesifitas terhadap gerakan aksi mahasiswa dan rakyat.
Arogan dan represif sangat terbukti dalam melakukan penanganan terhadap sikap demokrasi di UNPAM dikarenakan mereka dalam menghadapi demokrasi mahasiswa tidak melakukan prosedural yang ditentukan dimana watercanon
harus dilakukan untuk pembubaran tetapi yang terjadi di UNPAM tembakan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam yang diutamakan dalam menghalau gerakan mahasiswa di UNPAM."
demikian disampaikan.
Selanjutnya, mahasiswa juga menyampaikan 5 (lima) pernyataan sikap, yaitu :
1. Bebaskan 11 Laskar Pejuang UNPAM mereka bukan kriminal mereka mahasiswa yang menyampaikan pesan terhadap arogansi dan represif Polri yang lebih banyak dikedepankan dalam menangani gerakan mahasiswa dan rakyat.
2. Meminta kepada Komnas Ham bersama-sama Kuasa Hukum 11 Laskar Pejuang UNPAM (PBHI, LBH, Kontras) untuk melakukan pengawalan proses pembebasan terhadap 11 Laskar Pejuang UNPAM.
3. Mengencam segala macam bentuk arogansi dan represif Polri dan tangkap serta proses hukum harus juga berjalan kepada pelaku-pelaku Polisi yang telah melakukan penembakan dan tindakan kekerasan penghilangan bukti hasil oprasi Feri korban penembakan yang dinyatakan hanya terkena tusukan benda tumpul, serta Jundi Fajrin yang menjadi korban kekerasan.
4. Menolak kekebalan hukum Polisi.
5. Menyerukan untuk melakukan gerakan serempak diseluruh kota/kab dan provinsi dalam melakukan gerakan solidaritas bila dalam waktu dekat 11 laskar pejuang UNPAM tidak segera dibebaskan sebagai wujud kesepakatan seruan terhadap kejaman Polri dalam arogansi dan selalu mengkriminalisasi gerakan mahasiswa dan rakyat dalam kesepakatan KOMANDO.


Apakah yang sesungguhnya terjadi ? 

Kasus bentrokan tersebut harus dilihat lebih mendalam, sehingga menjawab pertanyaan-pertanyaan kritik dan auto kritik ... dari sisi sikap serta tindakan mahasiswa, termasuk motif mereka ... murnikah ? bertendensikah ? Itukah sikap kolektif mahasiswa UNPAM, karena konon hasil investigasi beberapa rekan yang didukung pengakuan masyarakat sekitar ... yang unjuk rasa bukan lagi murni mahasiswa, namun ... ada beberapa yang orang yang dibayar untuk melakukan unjuk rasa (?).
Dari sisi aparat Polri ... kritik dan pil pahit harus kembali ditelan, itu pertanda polisi belum bisa menjadikan dirinya sebagai sosok yang mengedepankan dialog, negosiasi dan masih mudah terpancing ... sehingga terjadi bentrok dan menimbulkan korban. Semoga masing-masing bisa merenung dan saling merefleksikan diri ... daripada mencari pembenaran.
Sepertinya babak ini masih agak panjang ujungnya ... kita tunggu, rupanya pendewasaan dan penemuan kesejatian masih perlu pergesekan, benturan dan korban. Namun, sampai kapan ? (Eko2012)

Minggu, 07 Oktober 2012

MPBI "KECEWA" dengan MENAKERTRANS, AKSI BURUH AKAN BERLANJUT (?)

DMG-Jakarta. Minggu lalu aksi Mogok Nasional 3 Oktober yang dinamakan oleh sebagian kelompok buruh dengan nama aksi GETOK MONAS (Gerakan Tiga Oktober Mogok Nasional) yang berpusat di berbagai kota besar, termasuk di wilayah Jabodetabek yang dipusatkan di kawasan Bekasi dan Tangerang. Aksi yang diklaim mencapai jutaan buruh ini berlangsung relatif tertib meskipun terjadi beberapa aksi sweeping di pabrik-pabrik di kawasan industri yang diwarnai kericuhan dan penganiayaan buruh oleh aparat di Tangerang. Aksi mendapat tanggapan dari Menakertrans dan "segera" akan menindaklanjuti tuntutan buruh yaitu terkait dengan penghapusan outsourcing dan tuntutan mendapat upah layak. Konon, Menakertrans juga menyampaikan target waktu tertentu.
Namun, ternyata alokasi waktu (yang konon dijanjikan Menteri) lebih panjang, sehingga MPBI (Majelis Pekerja Buruh Indonesia) merasa kecewa, yang buntutnya MPBI melakukan konferensi pers di Restauran Sarikuring Kawasan SCBD Jakarta Selatan pada hari Kamis tanggal 4 Oktober 2012.
Konferensi pers yang dipimpin oleh Said Iqbal, dihadiri tokoh-tokoh buruh antara lain Andi Gani Nena Wea, Baris Silitonga dan Mundhofir.

Andi Gani, menyampaikan "Evaluasi mogok nasional kemaren tidak ada tindakan anarkis buruh dan apabila ada masih dalam batas kewajaran. Mogok nasional merugikan lebih kurang Rp 200 M, bagaimana kalau 5 hari.  Pemerintah dalam 2 hari sebelum mogok nasional telah kooperatif melalui Menko Perekonomian, Menko Kesra dan Menakertrans untuk merespon 3 tuntutan buruh".
Mudhofir, menyamaikan "Sebelum mogok nasional kami telah bertemu dengan Menko Perekonomian, Menko Kesra dan Menakertrans untuk mendiskusikan tuntutan buruh hapus outsourching kecuali 5 jenis pekerjaan seperti security, cleaning servis dan pekerjaan tambang lepas. Dari pertemuan dengan pemerintah tercapai awal kesepahaman untuk merumuskan peraturan yang mengakomodasi 3 tuntutan buruh. Untuk Jamkes bagi seluruh rakyat Indonesia harus diberlakukan per 1 Januari 2014 dan jaminan pensiun bagi buruh diberlakukan per 1 Juli 2015. Untuk iuran BPJS sebesar 3-6 % ditanggung perusahaan."

Selain itu, Andi Ghani juga menyatakan bahwa issu pengusaha asing akan keluar dr Ind akibat dr buruh mlkkn unjuk rasa dan mogok nasional hanya kabar bohong. Apindo jangan memberikan pernyataan yang negatif terhadap buruh, seperti pernyataan Sofyan Manandi (ketua Apindo) yang akan mengganti buruh-buruh degan mesin.
Andi Ghani mengusulkan agar ketua Apindo segera diganti. Karena adanya pernyataan di media bahwa menakertrans minta waktu 1 tahun untuk memenuhi tuntutan buruh, "Kami beri waktu 14 hari kepada pemerintah untuk mengakomodir tuntuntan buruh tersebut mulai 14 Oktober 2012. Apabila dalam waktu tersebu tidak bisa, maka buruh akan melakukan mogok nasional jilid 2 pada awal Nopember 2012 dan mungkin akan dilakukan bertepatan dengan Hari Pahlawan."
Bagaimana kelanjutan aksi buruh ini ?
Kita tunggu, apakah pemerintah benar merespon tuntutan buruh ? Ataukah akan berujung pada aksi mogok lagi pada bulan Nopember mendatang ?

POLISI VS KPK ? SIAPA SALAH SIAPA BENAR ? (3) Siapa yang SENANG ? harusnya semua ikut BERSEDIH !!

DMG-Jakarta. Situasi "perseturan" Polri dan KPK kembali memanas, pasca kedatangan petinggi Polri DS di KPK yang memenuhi panggilan KPK sebagai tersangka kasus simulator SIM (yang ternyata belum dilakukan penahanan terhadap ybs), Jumat malam hingga Sabtu dini hari, situasi menjadi mencekam, terlebih blow up media yang luar biasa, seolah "senang" dengan konflik ini (maaf terpaksa harus mengungkapkan ironi ini, karena sangat disayangkan sekaligus mempertanyakan, mengapa konflik ini harus kembali terjadi).
Polri merasa punya alasan kuat untuk "menjemput" salah satu penyidik KPK (yang sudah resmi ditarik, meskipun menolak kembali ke institusi Polri), karena terungkapnya kasus penembakan TSK (?) di Bengkulu. Kedatangan para penyidik dari Polda Metro Jaya dan Polda Bengkulu, yang konon tidak ingin langsung menangkap, namun lebih pada melaksanakan koordinasi terhadap kasus penembakan di Bengkulu yang melibatkan salah satu penyidik KPK.
Lepas dari kebenaran dan alibi masing-masing alasan, pihak KPK "menolak" berkoordinasi dengan para penyidik, namun berkembanglah pemberitaan pengepungan Polisi terhadap KPK, yah ... tentu saja hal ini mengundang kedatangan massa aktivis (karena panggilan jiwa ingin membela KPK atau sebab lain (?)) berbondong datang ke KPK dan menggelar aksi ... malam hingga dini hari simpang siur berita bertebaran, Humas Polri dan Humas KPK "saling menjelaskan di media", menambah seram dan panasnya situasi, belum lagi orasi, yel-yel dan interview media terhadap para aktivis.
Mungkin wajar saja (sangat manusiawi ... namun masyarakat sesungguhnya berharap KPK bukan sekedar sebagai "manusia", namun  "malaikat" yang bisa berlaku lebih), apabila KPK "melindungi" penyidik KPK yang dianggap handal (ditandai dengan keberhasilan mengungkap berbagai kasus korupsi "besar" termasuk di institusinya sendiri yaitu kasus simulator SIM, yang bulan lalu telah menjadi polemik pro-kontra yang heboh diulas, kembali berulang) dari upaya paksa Polri.  Namun, kalau masing-masing mau menempatkan hukum di atas segalanya, yaitu sebagai panglima tertinggi ... dan hal ini masuk sebagai sebuah penyadaran, sesungguhnya KONFLIK TIDAK PERLU TERJADI. Mengapa kemudian masing-masing berujung pada kuat-kuatan atau menang-menangan ?

Konflik ini sangat membuang energi, egoisme masing-masing lembaga ini sangat menyedihkan !! Dua kekuatan besar Polri dan KPK yang (seharusnya) berisi para punggawa sakti penegak hukum pemberantas korupsi harusnya masing-masing mempunyai hati luhur dan nawaitu yang bersih ... yang meletakkan kepentingan Nuswantara di atas segala-galanya (termasuk pribadi, golongan dan institusi).
Yang masing-masing hari ini harus DIPERTANYAKAN !! (harusnya ini hal mudah yang sangat bisa diselesaikan dengan kehendak dan budhi yang luhur...)
Siapa yang senang ? yang senang Polri dan KPK konflik dan lupa dengan tugasnya ... itu juga harus DIPERTANYAKAN !!

Harusnya kita semua BERSEDIH !! Rakyat SANGAT BERSEDIH, karena telah dikhianati para punggawanya, yang tidak lagi SETIA pada IBU PERTIWI !!
Entah jeritan ini harus diteriakkan kepada siapa ?
Hmm.. benar (kah) kata rekan saya yang ahli tata negara, sistem negara kita sedang sakit ... banyaknya lembaga negara dengan kewenangan kembar, memicu terjadinya konflik ... menunggu kehancuran jika didiamkan ... benarkah negara kita bakalan hancur ? Apakah penyadaran harus kembali dibayar mahal ? (Eko2012)

Minggu, 30 September 2012

TAWURAN PELAJAR (1) : SIKAP "PATRIOT & SOLIDARITAS" YANG KELIRU ... (puncak gunung es masalah sosial dan sistem pendidikan, karena kepribadian Pancasila terlupakan)

DMG-Jakarta. Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan rekan saya yang polisi, wajahnya murung ... (padahal sebelumnya wajahnya sumringah karena Pemilukada Puataran kedua aman), ketika ditanyakan kenapa, yang bersangkutan langsung nerocos (antara curhat, marah atau menumpahkan perasaan ...), katanya, "Tawuran marak lagi, hanya dalam beberapa hari ... 2 orang pelajar meninggal dalam tawuran, satu di Bulungan dan satu lagi daerah Minangkabau Setiabudi .... ughhhh !!". "Inilah kalau orang-orang gak konsen untuk menyelesaikan akar permasalahannya ... saat sudah terjadi lagi dan ada korban meninggal ... baru bingung, dan yang paling ujung ... disalahin kita-kita".

Ya, memang ... setelah ada korban dua orang pelajar meninggal, semua baru sibuk menyoroti dan membahas (termasuk menyalahkan). Seharusnya ada kajian komperhensif dari berbagai pihak untuk menyelesaikannya serta telah menjadi program bersama dari semua elemen yang terkait .. jajaran Pemda, Dinas Pendidikan, sekolah, masyarakat (termasuk orang tua murid) dan aparat keamanan. Jadi bukan gopoh dan terkaget-kaget (tidak akan demikian kalau sudah ada program yang konsen terhadap hal ini).

Ditayangkan di TV dan pemberitaan, bagaimana gagah beraninya pelajar dengan senjata tajam, sabuk dan gir, kayu, galah serta batu ... bak patriot bertempur di medan laga, keberaniannya seperti KESATRIA PANDAWA di PADANG KURUSETRA saat PERANG BARATAYUDHA, tidak menghiraukan situasi sekeliling ... belantara lalu lintas dan hiruk pikuk pasar jadi ajang "pertempuran".
Penyebab sikap "heroik dan patriot" pada ajang tawuran itu, sering kali bukan hal-hal yang prinsip ... dari bertemu ... saling pandang yang dianggap saling menantang dan hinaan, bersenggolan yang dianggap serangan, dari masalah pribadi berkembang jadi rasa setia kawan antar kelompok kecil, membesar jadi solidaritas ... bahkan fanatisme "permusuhan" antarsekolah, sehingga muncul musuh bebuyutan ... TRAGIS, dan sekaligus KONYOL !!
   
Apa hakikatnya ? Mau apa sebenarnya ? Apa yang dicari ? Mereka seperti sosok pribadi yang kehilangan arah dan kosong ... yang dipenuhi nafsu agresi tanpa welas asih dan dipenuhi dendam, mengapa ?

Sebagai pemuda yang sedang tumbuh, disertai dengan energi berlebih ... rupanya telah keliru memandang sikap patriot dan kesatria serta solidaritas. Energi berlebih tersalurkan dengan cara yang keliru, karena (mungkin) situasi sosial dan sistem pendidikan ... tidak mengajarkan dan menyalurkan energi itu, menjadi sebuah sikap, pandangan dan tindakan yang konstruktif.
Sikap patriot seharusnya muncul dalam perjuangan memperoleh prestasi tertinggi dalam nilai pelajaran dan juga budi pekerti akhlak tertinggi. Sikap kesatria, seharusnya tumbuh karena berani mengakui kesalahan dan berani mengubah diri menjadi pribadi yang baik dan bermutu.
Sikap solidaritas seharusnya bergerak karena cinta kasih untuk mengangkat dan menyelesaikan beban permasalahan sosial yang dihadapi dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, dilandasi oleh sifat, sikap dan pandangan yang lebih besar nilainya yaitu semangat kebangsaan dan keindonesiaan ... yaitu kepribadian luhur bangsa ... apa ? Pancasila (?).

Bagaimana tidak, dulu waktu saya nakal ... orang tua saya bilang ... terjadi penurunan budi pekerti generasi muda karena pelajaran BUDHI PEKERTI dihapus dari sistem pendidikan, lalu sekarang saya bilang ... terjadi penurunan moralitas dan semangat kebangsaan, karena pelajaran PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) juga dihapus dari sistem pendidikan.

Fenomena tawuran memang sebenarnya hanya puncak gunung es, dari permasalahan sistem sosial dan sistem pendidikan Indonesia. Hiruk pikuk sistem sosial yang terbentuk salah satunya dari sistem politik yang gaduh (meminjam istilah politisi) yang terjadi dalam masyarakat yang sedang gamang, karena telah kehilangan jati diri sebagai bangsa ... terkikisnya sila-sila Pancasila dari hati masyarakat, semakin menambah tumbuh suburnya pemahaman keliru terhadap sesuatu ... termasuk dalam diri pelajar, generasi muda kita yang keliru memahami sikap PATRIOT dan SOLIDARITAS.


Logika sederhana mengatakan, nilai-nilai kebenaran sejati dan kepribadian bangsa HARUS KEMBALI DITANAMKAN melalui apa ? salah satunya PENDIDIKAN formal maupun non-formal ...
Ya, kembalikan pelajaran BUDHI PEKERTI dan PENDIDIKAN MORAL PANCASILA dalam sistem pendidikan Indonesia, itu jawabnya !!


Hari ini, 1 Oktober ... peringatan Hari Kesaktian Pancasila, semoga menjadi permenungan ... KESAKTIAN PANCASILA sangat diharapkan untuk KEMBALI MENATA kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. PANCASILA kembali menjadi jawaban yang dirindukan, PANCASILA akan KEMBALI SAKTI, jika DIGUNAKAN, DIHAYATI dan DIAMALKAN.

Kembalikan pelajaran BUDHI PEKERTI PANCASILA dalam sistem pendidikan Indonesia !! (Eko2012)

Rabu, 26 September 2012

PEMILUKADA DKI (9): PENGHITUNGAN TINGKAT KPU KOTA, JOKOWI-BASUKI UNGGUL 53,82% ... DKI Jakarta punya Gubernur Baru (?)


DMG-Jakarta. Pemilukada DKI sampai pada tahap penghitungan suara tingkat KPU Kota, Rabu 26 Sepetember 2012 kegiatan penghitungan selesai, dengan total hasil :
no.1 Foke-Nara      : 2.120.815 (46,18%)
no.3 Jokowi-Basuki: 2.472.130 (53,82%)
Meskipun penghitungan suara tingkat KPU Propinsi DKI Jakarta baru akan dilaksanakan tanggal 29 September, namun dipastikan tidak akan terjadi perubahan suara yang signifikan, Jokowi-Basuki unggul dengan selisih sekitar 350-an ribu suara atau 7,6%.

Yang patut membanggakan adalah pada tahapan pemungutan suara tanggal 20 September hingga sekarang tidak ada hal-hal signifikan yang menonjol terjadi. Menurut catatan DMG hanya beberapa riak kecil terjadi, antara lain protes belasan warga di daerah Menteng yang tidak dapat memilih, penghitungan suara di TPT wilayah Cakung Jakarta Timur yang memakan waktu lama karena KPPS yang sudah sepuh, serta bebrapa isue yang harus dicek kebenarannya karena kehadiran ormas tertentu di suatu TPS wilayah Setiabudi Jakarta Selatan (tidak benar), ancaman dari ormas yang tidak puas di wilayah Semper Jakarta Utara serta bebrapa yang lain. Namun, secara umum sampai diumumkannya quick count oleh berbagai media, situasi DKI Jakarta tetap kondusif.

Hal ini tidak lepas dari sikap negarawan ksatria yang ditunjukkan oleh kedua pasangan calon, yaitu Pak Foke yang konon telah menelpon Pak Jokowi, yang kemudian melaksanakan konfrensi pers di Posko Pemenangan, yag isinya sangat menyejukkan dan patut diacungi jempol ... sikap mau menerima kekalahan dan mendukung yang menang.

Selanjutnya, Pak Jokowi dan Pak Basuki pun tidak jumawa dan tidak sombong, dengan santun menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak dan menganggap hasil ini adalah hasil warga Jakarta, kemudian menghimbau untuk tidak ada pesta berlebihan ... "tidak ada pawai, cukup syukuran dan berdoa sujud syukur di tempat masing-masing .." kata Pak Jokowi dengan suara bindeng karena kena flu. Demikian juga ungkapan senada Pak Basuki dalam wawancara beberapa saat kemudian.
Sangat elok !! kata-kata kedua pemimpin ini jadi penyejuk semua pihak ...

Rupanya situasi kondusif yang tercipta pada saat pelaksanaan pemungutan suara hingga hari ini, bisa menjadi contoh bagi kegiatan Pemilukada di wilayah lain ... Warga DKI Jakarta sepertinya sudah membuktikan dirinya berada pada tingkat kedewasaan dan sportifitas politik yang cukup baik.

Selamat pada seluruh elemen pelaksanaan Pemilukada DKI, dari penyelenggara (KPU, Panwaslu dan Pemda), peserta (pasangan calon dan teamses ... termasuk Ormas/LSM pendukung), pemilih seluruh warga Jakarta ... serta tak lupa untuk aparat keamanan ... TNI dan Polri ...

Lalu ? kita tunggu Jakarta Baru yang dijanjikan Pak Jokowi dan Pak Basuki ... (Eko2012)

Rabu, 19 September 2012

PEMILUKADA DKI (8) : SEMUA HARUS SIAP KALAH ... !!! (Wujudkan Sikap Politik yang Dewasa dan Sportif)

DMG-Jakarta. Kamis 20 September 2012 sampai pada tahap pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, kursi DKI-1 ditentukan  ... setelah 3 hari masa tenang (yang seharusnya tenang), diwarnai dengan hiruk pikuk perang black campaign di media (terutama media online dan BBM), laporan terjadinya intimidasi, kembali merebaknya isue SARA serta simpang siur berita kucuran money politic (karena sampai sekarang belum ada laporan ttg money politic yang diangkat), memuncak pada H-2 dan menurun pada H-1 (tadi malam), yang cenderung lebih tenang....

Pagi ini, warga berbondong datang ke 15.059 TPS yang tersebar di penjuru Propinsi DKI Jakarta, bagaimana hasilnya ?
Setidaknya, hari ini akan diketahui beberapa hal :
-Naik tidaknya animo masyarakat mendatangi TPS ? (DPT bertambah sekitar 35 ribu pada putaran) atau malah naiknya Golput ?
-Fair tidaknya pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara ?
-Situasi keamanan pada saat pelaksanaan pemungutan/penghitungan suara dan pasca diketahui hasil pemenangnya melalui quick count ?
-Bagaimana Reaksi masyarakat, Teamses dan LSM/Ormas pendukung ?
Kinerja seluruh pilar dan elemen Pemilukada DKI akan diketahui melalui hasil hari ini.

Hujan dan gerimis di beberapa wilayah di DKI Jakarta serta cuaca redup pagi - siang ini, bisa menentramkan segenap hati warga DKI Jakarta, kemudian masing-masing bisa mengendapkan kesadaran dalam hati ... SAYA ... KAMI SIAP KALAH ... wujud kesadaran dan kedewasaan berpolitik, dalam wadah cita-cita membangun KEBANGSAAN INDONESIA dan kesejahteraan NUSANTARA ... amin.

Intinya, apa pun hasilnya, ... SEMUANYA HARUS SIAP KALAH !!!
Wujudkan SIKAP POLITIK yang DEWASA dan SPORTIF


Ingin, nanti sore ... para Pasangan Calon, Teamses dan LSM/Ormas pendukung bersalaman ... SALING MEMBERIKAN UCAPAN SELAMAT, seperti pemain yang selesai bertanding.
Sedih dan kecewa boleh (namun hanya sebentar ya ...) ... dan sangat manusiawi, namun KEDEWASAAN POLITIK tercermin dengan bisa berdiri tegak untuk memberi ucapan selamat dan mendukung pihak yang menang demi mewujudkan CITA-CITA BANGSA INDONESIA.

Yang menang, tidak perlu jumawa, kemudian menjadi congkak dan sombong ... apalagi mengejek yang kalah. KEDEWASAAN POLITIK tercermin dari sikap mau merangkul dan mengajak dengan tangan terbuka untuk BERSAMA MEMBANGUN BANGSA.




Mari, wujudkan SIKAP POLITIK yang DEWASA dan SPORTIF ...

Tuhan Yang Maha Esa melindungi, meridhoi gerak langkah hati ... segenap warga Jakarta dan Nusantara ... Amin (Eko2012).

Minggu, 16 September 2012

PEMILUKADA DKI (7) : MASA TENANG UNTUK PERMENUNGAN (Kedewasaan berdemokrasi tengah diuji)

DMG-Jakarta. Pemilukada DKI 2012 tengah memasuki masa tenang, setelah selama 3 hari kampanye penajaman visi misi kedua pasangan calon dan juga diisi berbagai kegiatan ngider keliling Ibu Kota untuk menggalang massa serta dukungan suara pada tanggal 20 Sepetember. Selama 3 hari itu jalan-jalan di penjuru Jakarta kembali berhias spanduk dukungan dan propaganda, mulai Senin sampai Rabu ini tanggal 17-19 September memasuki masa tenang. Sepintas sewaktu perjalanan ke kantor DMG masih ada spanduk-spanduk yang belum diturunkan, mngkin belum sempat atau mungkin di posisi abu-abu, sehingga debate-able, sehingga pihak berwenang mungkin ragu-ragu.
Apa yang harus dilakukan saat masa tenang, seperti ini ?

Pihak teamses masing-masing pasangan calon perlu melaksanakan evaluasi sejauh mana pencapaian yang didapat sampai masa tenang ini, konsolidasikan para saksi yang akan mantheng di TPS-TPS, pastikan bahwa mereka akan melakukan tugas dengan baik, yaitu ... bahwa perolehan suara dapat DIJAGA dengan baik, tentu saja SESUAI ATURAN yang telah DITETAPKAN, berikan bekal yang cukup ... bukan untuk NGOTOT tanpa DASAR dan hanya "POKOKNYA" namun berpeganglah pada aturan. Boleh berjuang mati-matian, namun tetap dalam koridor DEMOKRASI PANCASILA dan PERSATUAN BANGSA.

Bagi penyelenggara Pemilukada DKI, yaitu jajaran KPU Propinsi DKI Jakarta (dari KPU Propinsi, KPU Kota/Walikota, kecamatan - PPK, kelurahan - PPS dan TPS - KPPS), serta
pengawas Pemilukada DKI, yaitu jajaran Panwaslu Propinsi (dari Panwaslu Propinsi, Panwaslu Kota/Walikota, Panwaslu Kecamatan, PPL - di kelurahan-kelurahan), perlu perlu laksanakan chek and re-check sudah siapkah semua ? dari kesiapan logistik pemilukada, petugas ... sampai kesiapan TPS, pastikan para petugas NETRAL dan BERFUNGSI dengan BAIK, CERMAT dan BERTANGGUNG JAWAB sehingga bisa dan mampu menyelesaikan tahapan pemungutan suara di TPS dan penghitungan suara secara berjenjang dengan azas LANGSUNG, UMUM, BEBAS, RAHASIA, JUJUR dan ADIL. Panwas harus jadi wasit dan penjaga garis yang mengawasi "pertandingan" memastikan sesuai koridor dan berlangsung dengan FAIR PLAY.

Bagaimana dengan PEMDA, aparat keamanan TNI/Polri dan PNS ... ?
Dari jajaran tertinggi pucuk pimpinan hingga level terbawah ... ANDA HARUS NETRAL !!!
Jangan terjebak dengan kepentingan politik sementara dengan mengorbankan SUMPAH SETIA pada NEGARA.

Bagi warga Jakarta, kini saatnya merenungkan lagi ... ketat dan panasnya rivalitas antara no.1 dan 3 dengan masing-masing gaya dan kemampuan, silakan dinilai dan diendapkan, untuk kemudian memperisapkan diri datang ke TPS pada tanggal 20 September... KEDEWASAAN BERDEMOKRASI warga Jakarta tengah diuji, apakah kita bisa naik kelas dari sisi kedewasaan demokrasi kita ? Apakah kita benar-benar menjadi PEMILIH yang CERDAS dan MERDEKA ? Salah satunya adalah, kita tidak lagi terpengaruh dengan upaya INTIMIDASI dan MONEY POLITIC, namun tetap berkehendak bebas sesuai hati masing-masing menentukan pilihan. HARGAI dan HORMATI PERBEDAAN dalam koridor DEMOKRASI PANCASILA dan SEMANGAT PERSATUAN BANGSA, siapapun yang menang harus didukung untuk MEMBANGUN JAKARTA.

Kata rekan saya yang polisi, pada masa tenang akan rawan BLACK CAMPAIGN, INTIMIDASI, KAMPANYE TERSELUBUNG dan MONEY POLITIC... semoga setiap pilar dan elemen Pemilukada DKI, dari Penyelenggara/Pengawas, Peserta Pemilukada, Teamses dan Masyarakat Pemilih ... diuji kedewasaannya, laksanakan peran masing-masing secara bertanggung jawab.


Tambahan, untuk semuanya ... khususnya Pasangan Calon, Teamses, kelompok masyarakat yang fanatik termasuk LSM dan ORMAS pendukung ... harus merenung dengan lebih mendalam, siap mental untuk SIAP KALAH, karena YANG MENANG HANYA SATU.
Mari sama-sama kita merefleksikan diri dan berkata dalam hati ... KITA HARUS LEBIH DEWASA dalam BERDEMOKRASI, dengan menanamkan lebih dalam KEPRIBADIAN PANCASILA dalam sikap dan perilaku ... dalam wadah PERSATUAN dan KESATUAN BANGSA ... yaitu INDONESIA.
Selamat merenung .... (eko2012)

Kamis, 13 September 2012

PEMILUKADA DKI (6) : DEKLARASI KAMPANYE DAN PEMILUKADA DAMAI PUTARAN-2 (Jangan Basa-Basi !!)

DMG-Jakarta. Kamis 13 Sepetember 2012 sore di Taman Silang Selatan Monas Gambir Jakarta Pusat, sekitar 1000 orang massa pendukung hadir dalam kegiatan "Deklarasi Damai Pemilu Gub dan Wagub Provinsi DKI Jakarta Putaran kedua".
Kegiatan yang diinisiasi oleh Ketua KPU Propinsi DKI Jakarta Dahlia Umar tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional antara lain Mendagri Gunawan Fauzi, Ketua DPR Marzuki Ali, Ketua KPU Husni Kamil Manik, Kapolri Timur Pradopo/Kapolri, Pasangan Calon (kecuali Jokowi tidak nampak hadir), komisioner Panwaslu, Parpol dan Ormas pendukung Pasangan Calon.Kegiatan Pemilukada yang sesungguhnya adalah kegiatan lokal tingkat propinsi, ternyata telah menyedot perhatian pada level nasional, luar biasa ! sekaligus juga perlu bertanya ada apa (?).

Menyimak apa yang disampaikan oleh para tokoh yang hadir, Desindo mencatat apa-apa yang mereka sampaikan, ada yang umumnya bersifat harapan dan himbauan agar pelaksanaan Pemilukada Putara Kedua yang tinggal beberapa hari ke depan berlangsung sesuai aturan yang berlaku, partisipasi masyarakat Jakarta meningkat, dapat berlangsung aman damai.

Foke, dalam kesempatan tersebut menyampaikan, "ucapan syukur karena selama ini jakarta dalam keadaan aman, tentram dan dinamis. Sangat menyayangkan atas ketidakhadiran cagub no.3 karena ini adalah kesmpatan yang jarang sekali terjadi. Kepada seluruh warga DKI Jakarta diucapkan trimakasih atas kepercayaannya memilih Foke-Nara slama ini..... Menghimbau kepada seluruh warga untuk bekerja sama lebih erat lagi untuk membangun kota Jakarta dan menyelenggarakan pilgub yang luber jurdil. Kami siap menerima konsekuensi apa pun dari pihak penyelenggara pemilu. Siap untuk mengikuti pilgub putaran kedua dengan bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas. Serta menjadikan pemilu di Jakarta sebagai barometer di Indonesia ...".

Basuki atau Ahok, yang hadir tanpa Jokowi, menyampaikan "Jokowi masih di Solo karena baru mendapatkan cuti besok. menghimbau sekaligus mengucpkan terima kasih atas kesempatan pada kemenangan pertama..... Siapa pun yang jadi pemimpin di DKI tidak hanya siap pimpin Jakarta tapi juga harus siap memimpin sluruh provinsi di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Jangan sampai hanya untuk 5 tahun, kita menciderai Bangsa Indonesia. Kami himbau kalau ada selebaran yang mau merusak 4 pondasi bangsa maka mereka adalah pengkhiant dan jika kami temukan kami akan lapor ke Panwaslu ... kita perlu cagub/wagub yang bersih, profesional dan total melayani rakyat. Kalau ditemukan pasangan no.1 lebih baik, jujur, bersih dan transparan daripada kami, maka kami himbau untuk pilihlah no.1, tapi jika penduduk Jakarta melihat pasangan no.3 lebih jujur, bersih dan transparan pilihlah kami. Jangan hanya karena untuk jabatan 5 tahun, Saudara-Saudara mengorbankan NKRI yang besar, yang seharusnya bisa sejajar dengan bangsa lain...."

Selanjutnya acara ditutup dengan Pembacaan Ikrar Deklarasi Damai :
"Kami calon gubernur dan wakil gubernur Prov DKI jakarta, dengan semangat persatuan dan persaudaraan menyatakan siap terpilih, siap tidak terpilih, dan siap menciptakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Prov DKI Jakarta tahun 2012 putaran kedua yg demokratis, aman, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI 1945 demi terwujudnya keutuhan dan kesejahtraan warga DKI Jakarta."

Acara tersebut berlangsug dengan aman, guyup dan rukun, seolah menguburkan panasnya rivalitas yang terjadi antara pasangan calon, teamses dan pendukungya, yang diwarnai saling serang (bukan hanya dalam hal kinerja, namun juga serangan secara pribadi), pergolakan kasus serta permasalahan yang tak hentinya terjadi yang bernuasa SARA dan unsur-unsur primordial, sehingga selama ini masyarakat umum akan bertanya ... akan amankah Pemilukada DKI Jakarta Putara Kedua ini ?

Merinding rasanya membaca dan mendengarkan Ikrar Deklarasi Damai itu ... 
Semoga ikrar yang dibacakan itu, bukan hanya jadi bacaan basa-basi dan hanya untuk para pasangan calon saja, namun juga diendapkan kepada seluruh elemen masyarakat Jakarta, sehingga dengan kesadaran penuh ruang batinnya sama-sama bersikap SPORTIF dan KESATRIA ... 
sama-sama SIAP KALAH (karena pemenangnya tetap hanya satu).

Untuk Pasangan Calon, Teamses, Relawan dan seluruh elemen pendukung ... 
ingat apa pun hasilnya nanti pada tanggal 20 nanti ... 
KITA TETAP SATU BANGSA ... INDONESIA !!! 
JANGAN PERNAH KOYAKKAN PERSATUAN dan KESATUAN NKRI ... 
JANGAN BIARKAN IBU PERTIWI BERSEDIH dan MENANGIS LAGI !!!...


... Tuhan Yang Maha Esa terus menyertai perjalanan BANGSA INDONESIA, hingga meraih CITA-CITA LUHUR PARA PENDIRI BANGSA ... Amin. (Eko2012)

Senin, 10 September 2012

TEROR dan BOM MASIH MENGANCAM ... (1)

DMG-Jakarta. Dalam kurun waktu 3 minggu, berbagai peristiwa yang berkaitan dengan aksi teror bermunculan. Setelah 3 kali peristiwa di Solo yaitu 2 kali penyerangan terhadap polisi di Posko Lebaran dan Pos Polisi, serta aksi penyergapan yang menimbulkan korban di pihak Densus 88 dan yang diduga teroris. Penyergapan berlanjut dengan beberapa kejadian yang berhubungan dengan aksi dan rencana aksi teror. Setelah penyergapan di kawasan Depok, disusul ledakan bom di 2 tempat yaitu di Tambora Jakarta Barat dan di Beji Depok, serta yang terakhir penyergapan 1 orang diduga teroris di Bojong Gede Depok.
Apa yang bisa dipetik dari kejadian ini ?
Setelah situasi "sepi" satu tahun lalu ... ternyata aksi teror memang tidak hilang, namun masih menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai ? Belum lepas ingatan kita, saat BNPT mewarning ancaman teror bom pada saat peringatan HUT RI ke-67, ada keragu-raguan saat itu ... dan ternyata sudah terjawab, ancaman teror itu ada ... dan sudah sangat dekat masuk dalam kawasan Ibu Kota jakarta.
Kita berharap segala spekulasi pro-kontra yang biasa terjadi tentang ancaman teroris dan fenomena-fenomena yang terjadi atau berkaitan (sedang dibahas tuh oleh "orang-orang pintar" di TV dan Radio lokal serta, yang pasti akan menghabiskan energi kita (paling tidak energi untuk menonton dan mendengar), bisa lebih fokus untuk membuahkan sebuah solusi ... apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kejadian teror dan bom ini ?
Elemen dan lembaga yang mempunyai kemampuan antiteror sudah banyak di Indonesia, kita tunggu kiprahnya ... yang jelas, warga masyarakat sangat membutuhkan rasa aman dan terlindungi oleh negara, termasuk dari teror.

Senin, 27 Agustus 2012

Youtube PEMILUKADA DKI - SERUAN IBU PERTIWI (Lagu Kebaya Merah - Iwan Fals)

DMG-Jakarta. Sedih, galau ... khawatir, itu kesan dari beberapa orang yang DMG temui, berkaitan dengan situasi di Jakarta menjelang Pemilukada DKI putaran ke-2.
Entahlah ... sambil merenung, dengarkan lagu nostaligia Iwan Fals waktu gabung dalam group SWAMI ...
Ibuku darahku, tanah airku ... tak rela kulihat kau seperti itu ...
Semoga menjadi penyadaran ... siapun yang akan kalah, tidak perlu mengoyakkan kedamaian, persatuan dan kesatuan bangsa ... juga, melukai Ibu Pertiwi.
Bagi pasangan calon ... apakah perebutan kekuasaan harus mengorbankan semangat nasionalisme dan patriotisme yang dipunyai ? yang ditanam dan ditempakan sejak kecil, sejak Bapak-bapak menghirup udara kemerdekaan dari Ibu Pertiwi ...


Semoga kebaikan-kebaikan yang sudah kita terima dari Ibu Pertiwi ... dari Bangsa dan Negara Nusantara, dapat kita balas juga dengan kebaikan, bukan dengan noda, cela dan tuba ... namun, dengan kebaikan komitmen untuk tetap menjaga NKRI sebagai harga mati ... Salam pekik perjuangan MERDEKA !!!

Semoga dibaca ama Om Foke-Nara dan Pak De Jokowi-Ahok ... bilang ke konstituennya musti siap kalah ... karena yang menang cuma 1 ... KELUHURAN BUDI para Om dan Pak De sedang diuji oleh Ibu Pertiwi ... semoga menjadi penyadaran kita bersama ... kita menemukan penyadaran sebagai ANAK BANGSA ... bukan sebagai PEMABUK KUASA !!! ...

http://www.youtube.com/watch?v=P9y3b9W9XDU
(Eko2012)

Selasa, 21 Agustus 2012

JAKARTA MASIH SEPI (catatan hari ke-4 Lebaran & Menghitung hari Pemilukada DKI Jakarta Putaran-2)

DMG-Jakarta. Pagi ini, melintas Jakarta begitu nikmat, jarak tempuh yang biasanya 1-2 jam, bisa ditempuh dalam 1/2 jam ... luar biasa, kapan ya Jakarta selamanya seperti ini ? (pertanyaan oratoris yang ga perlu dijawab), seperti mimpi rasanya.
Banyak SMS dan BBM yang beredar "MENGATASI KEMACETAN JAKARTA TERNYATA TIDAK MEMBUTUHKAN GUBERNUR BARU, YANG DIPERLUKAN HANYA LEBARAN"
Apakah SMS/BBM ini berkaitan dengan Pemilukada ya ? mungkin ... bisa berarti dua hal, ungkapan patah semangat karena ga ada yang mungkin mengatasi kemacetan Jakarta, atau optimisme dukungan kepada cagub tertentu (bisa incumbent atau rivalnya) bahwa dialah yang mampu ... entah.
Dalam seminggu ini, selama liburan Lebaran ... maka yang ramai adalah tempat-tempat wisata, yaitu Kebon Binatang Ragunan di bilangan Jakarta Selatan, TMII di Jakarta Timur dan Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta Utara, konon pengunjungnya sampai 120.000-an (terutama Bonbin Ragunan), seperti apa ya ?
Teman aparat (yang tidak bisa mudik) bilang, "sekarang ini yang bahaya pencurian di rumah-rumah atau pemukiman yang ditinggal mudik, selain itu kebakaran ... sama karena rumah dan ruko kosong ditinggal mudik". Ya, benar sudah beberapa kali terjadi kebakaran ... namun untuk pencurian di pemukiman belum ketahuan, karena masyarakat yang mudik belum laporan (semoga aman, kan aparatnya pada tidak mudik).
Hmm seperti biasa, setelah ada kebakaran di wilayah tertentu ... segera muncul posko bantuan. Dari mana lagi kalau bukan dari partai atau teamses pemenangan cagub DKI. Putaran kedua sudah didepan mata ... 20 September tinggal menghitung hari. Isue SARA masih ada meskipun tidak sekencang 2-3 minggu lalu, namun hal-hal yang bernada SARA dan ancaman SARA atau yang nyrempet2 SARA masih ada ... rupanya strategi  isue SARA meskipun sudah dihimbau untuk tidak didorong, masih jadi konsumsi empuk bagi Teamses untuk mengisi liburan Lebaran.
Selain isue SARA, saling serang antar kubu no.1 dan 3 terus berlanjut, kali ini isue pengungkapan kasus korupsi ... Sudah tidak sabar menanti bagaimana  endingnya... kira-kira bagaimana konstelasi politik dan isue dan strategi pemenangan yang akan dilakukan.
Kita tunggu, kita tunggu apakah antara penyelenggara (KPU dan Panwaslu, termasuk terlibat juga Aparat Kemananan dan Pemda - yang harus netral) dan peserta (Pasangan Calon dan Teamses) berlaku fairplay ? yang penyelengara berlaku NETRAL dan peserta berlaku FAIRPLAY menjujung tinggi sportivitas dan SIAP KALAH ? Kemudian juga kita tunggu masyarakat Jakarta sebagai pemilih, bisa cerdas menggunakan hak pilihnya ? bisa melakukan hak pilihnya dengan LUBER JURDIL (Langsung Umum Bebas Rahasia - Jujur dan Adil) ... satu lagi, tidak terprovokasi dengan adanya isue-isue, tekanan dan ajakan untuk tidak menjadikan Pemilukada aman dan damai ? kita tunggu ... berharap dan semoga, semua elemen penyelenggara, peserta dan masyarakat pemilih semakin dewasa dalam kehidupan demokrasi ... tentu saja Demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai kepribadian bangsa ... PANCASILA !!!
Warga Jakarta ...
Selamat Idul Fitri ... Mohon Maaf Lahir dan Batin ...
Selamat menghitung hari Pemilukada DKI Putaran ke-2 ... (Eko2012)

Kamis, 16 Agustus 2012

INDONESIA SUDAH MERDEKA !!! (renungan malam 17-an)

DMG-Jakarta. Besok, Indonesia berusia 67 tahun ... untuk ukuran manusia mungkin sudah mulai uzur, namun bagaimana untuk ukuran umur suatu bangsa ? masih perlu diperdebatkan, karena dibandingkan dengan negara-negara di dunia, masih lebih banyak lagi negara yang lebih tua berusia ratusan tahun, dan biasanya negara itu termasuk dalam negara maju dan banyak berpengaruh dalam kehidupan internasional. Meskipun demikian, tidak perlu berkecil hati, karena nyatanya banyak juga negara-negara muda yang "baru" mendapatkan kemerdekaannya, sekalipun dari sisi kesejahteraan atau kehidupan perekonomian negara-negara baru itu lebih maju dari Indonesia.
Apapun itu, Indonesia sudah 67 tahun merdeka. Bagaimanapun situasinya, Indonesia memang sudah merdeka. Pasang surut kehidupan berbangsa dan bernegara terjadi ... kadang kesurutannya begitu menyakitkan, dan lebih menyakitkan lagi ... kalau kesurutan itu terjadi karena pengaruh kekuatan bangsa asing yang begitu menggurita, yang kemudian merengkuh kedaulatan kita. Seharusnya kemerdekaan berbading lurus dengan kedaulatan, namun nyatanya bangsa kita masih harus bergantung pada kekuatan bangsa lain, bargaining position lemah dalam berbagai aspek kehidupan dan hampir selalu kalah dalam rivalitas dengan bangsa lain, sehingga berakibat makin bergantungnya kita pada bangsa lain.
Mengapa ? karena kedaulatan yang berarti kemandirian, yang berarti kemampuan untuk mandiri - berdiri sendiri - swasembada, yang "dulu" pernah dicapai ... pelan menjauh atau cepat berlalu.
Kenapa ?
Terlalu besar rasanya untuk bercerita tentang sistem bangsa dan sistem negara ... Akan lebih sederhana bila ditanyakan pada pribadi masing-masing apakah kita sudah merdeka - berdaulat - mandiri - mempunyai kemampuan berdiri sendiri ?
Merdeka itu, berkaitan dengan keputusan dan tekad hati serta komitmen kepada rasa kebangsaan, rasa keindonesiaan, rasa nusantara ... yang seharusnya mengalir dalam urat darah kita. Dengan begitu, kita menjadi manusia pribadi yang otonom ... yaitu menjadi manusia Indonesia - manusia Nusantara, yang mempunyai kepribadian Pancasila sebagai dasar hidup kita ... Nah ! Merdeka berarti kita menyadari sebagai manusia pribadi yang otonom dan berkepribadian Pancasila !
Merdeka !!! (Eko2012)

Selasa, 14 Agustus 2012

LEBARAN SEBENTAR LAGI, AYUK KITA MUDIK ... (antara tradisi, jaga gengsi dan menjalin silaturahim)



DMG-Jakarta. Tadi malam jalan-jalan keluar Jakarta begitu hiruk pikuk, ramai dan tentu saja ...m a c e t... Ada apa ? Sesaat baru tersadar, rupanya sebentar lagi Lebaran. Ya, ternyata arus lalu lintas malam tadi mayoritas adalah bus-bus besar yang berjalan beriringan dan mobil-mobil minibus yang juga beriringan dengan membawa barang "sunggian" di atas kapnya, mungkin berisi bekal dan buah tangan untuk sanak saudara, ya ... mereka mulai mudik, Lebaran sudah dekat !
Hampir tak terasa bulan Ramadhan 1433 H akan berakhir, puasa sebulan penuh akan berakhir dengan kemenangan, masuk pada bulan penuh ampunan dan kembali kepadakehidupan yang fitri.Mungkin tidak terasa, karena denyut kehidupan Jakarta yang bergerak cepat tidak mengenal waktu, dengan berbagai permasalahan dan persoalan yang silih berganti, juga belum lagi kegiatan Pemilukada DKI yang bergulir dan terus dimanfaatkan oleh Teamses Pasangan Calon untuk menarik simpati dan dukungan sebagai pemanasan menyongsong putaran kedua. Foke-Nara dan Jokowi-Ahok berlomba mengadakan kegiatan buka dan sahur bersama, serta sekarang program mudik bareng.
Di satu sisi, program mudik bareng dengan sponsor para pasangan calon ini menguntungkan yang mau mudik dan membutuhkan biaya mudik, jadi terbantu. Namun akan menjadi ironis kalau kemudian ada pesan-pesan sponsor ... sehingga dalam pelepasan (mungkin), "kalau ... milih ... cepet segera balik ke Jakarta, atau sebaliknya ... Jangan balik-balik sekalian !! (hehhe..hehhee)".

Tradisi mudik, membawa genggaman rindu dan kejenuhan serta penat 1 tahun di Jakarta ...
Ada yang pulang kampung, untuk menunjukkan keberhasilan-keberhasilan selama di Ibu Kota sehingga kesannya pamer ... membawa apa saja yang bisa dibawa untuk menunjukkan pencapaian di Jakarta (kalaupun tidak berhasil, dikamuflase seperti berhasil).
Ada yang pulang kampung untuk menjalin silaturahim, berhalalbihalal dengan sanak saudara, reuni dengan sahabat dan kerabat...

Seharusnyalah, ada makna dan nilai-nilai Lebaran dan Mudik yang lebih ... lebih bisa menyentuh peri kehidupan pribadi dalam hubungannya dengan Allah, setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan, menghayati dan menempa diri, menahan hawa nafsu ... memesu diri, seperti ulat yang berpuasa untuk menjadi kepompong yang terbungkus dalam kokonnya yang dingin dan sunyi, hingga ketika gema takbir membahana untuk menyadarkan ... sentuhan bisik Allah pada batin-batin yang telah memenagkan penempaan diri, tapa brata ... "puasamu sudah cukup, engkau telah menang ..."

Selamat Mudik, selamat Lebaran selamat mencapai kemenangan dan menjadi fitri ... salam buat sanak saudara di kampung, mohon maaf lahir dan batin ... juga sampaikan maaf ... saya tidak pulang kampung (lagi) ...***sad music*** (eko2012).

Senin, 13 Agustus 2012

PEMILUKADA DKI (5) : Diskusi Publik "Pilgub DKI jakarta, Kebhinnekaan dalam Perspektif Al-Quran" - by BAITUL MUSLIMIN INONESIA (mungkin bertendensi, namun boleh untuk dikaji dan dicermati)

DMG-Jakarta. Pasca maraknya black campaign saling serang antara pasangan calon pilgub DKI dan yang akhir-akhir ini black campaign dengan tema SARA marak, maka beberapa Ormas dengan basis nasionalis ramai-ramai membuat forum diskusi. Meskipun tetap harus dilihat sesungguhnya motif Ormas yang menyelenggarakan, apakah benar karena terpanggil untuk memepertahankan kebhinnekaan atau sekedar membela salah satu pasangan calon.
Seperti diskusi yang dilaksanakan di Kantor Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia Jl. Pancoran Timur Raya No. 41 Pancoran Jaksel, giat Diskusi Publik dengan tema "Pilgub DKI Jakarta, Kebhinekaan dalam perspektif Al-Quran". Temanya menarik, namun menjadi "kurang" menarik (terutama untuk yang ideologinya tidak senada), karena penyelenggaranya adalah Baitul Muslimin Indonesia dan tentu sudah menjadi rahasia umum, bahwa organisasi ini adalah underbow PDIP, yang saat ini tentu saja membela pasangan Jokowi-Ahok.
Lepas dari itu, mari mencoba mencermati hasil diskusi tersebut ... sebagai wawasan (yang tidak harus diterima mentah-mentah).
Ada 3 (tiga) narasumber yang hadir dalam diskusi tersebut, yaitu Prof. DR. Hamka Haq MA (Ketum PP Bamusi), Burhanuddin Muhtadi (LSI/pengamat Politik Muda) dan Romo Benny Susatyo (Budayawan), berikut ini ringkasan yang disampaikan oleh para narasumber.
  • Prof. DR. Hamka Haq, menyampaikan bahwa realitas masyarakat Jakarta khususnya menyambut Pilgub DKI Jakarta 2012 dalam konteks kemasyarakatan maupun dalam Qur'an. Dalam Al-Quran telah dijelaskan pada mulanya umat islam dianjurkan menghindari memilih non muslim (Yahudi dan Kristen) yang pada waktu jaman awal Islam karena non muslim berpihak pada Romawi yang mendholimi bangsa Arab.
  • Romo Benny Susatyo, menyampaikan bahwa dalam konteks agama yang ybs yakini (Katholik) tidak ada perbedaan antara muslim dan non muslim, inilah kebhinekaan masyarakat indonesia. Orang yang mencintai keadilan dan ketuhanan maka orang itu memegang teguh Pancasila dalam kehidupan. Kebhinekaan masih hidup karena apa, sebagian besar rakyat indonesia masih menginginkan Pancasila sebagai Idiologi kebangsaan. Agama itu melihat perbedaan adalah suatu realitas yang berkembang dalam masyarakat. Dalam Pilgub DKI jakarta ada sebagian masyarakat yang kecil dan picik dalam menggembor-gemborkan isu SARA.
  • Burhanuddin Muhtadi, menyampaikan bahwa isu SARA dalam Pilgub DKI Jakarta bukan hal yang pertama dan heboh, isu SARA merupakan isu yang fenomena yang sering terjadi, tidak hanya di Jakarta, Indonesia tetapi di mancanegara pun ada isu SARA tersebut. Harapan ybs isu SARA jangan dihindari tetapi dihadapi dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki. Didalam negara bangsa yg berbhineka perbedaan tidak mjd mslh, akan tetapi dlm kompetisi elektoral hal tsbt mjd mslh. Kalau hal tsbt tidak dihadapi akan merugikan diri sndri. Yg perlu disayangkan adalah menurunnya kelas putaran pertama dr pd putaran dua. kedepannya sampai dgn 20 Sept mendatang akan bersiap-siap disuguhkan oleh masalah SARA. Isu SARA justru akan merugikan bagi pihak Jokowi, sebaiknya masuklah dlm hal perubahan. Masyarakat Jakarta janganlah terjebak dalam urusan Agama, Suku, etnis. 
Dalam diskusi tersebut, dibagikan juga beberapa press release, yang mungkin perlu untuk dilihat dan dikaji (kebenarannya), karena ada dahlil-dahlil yang disampaikan :

Press release :
"Kebhinnekaan adalah Takdir Allah SWT ; Ambil berkahnya! Manusia beragam etnis dan agamanya tidak boleh saling mencerca/saling mengkafirkan. Al-Quran sendiri menyebut Yahudi, Kristen, Hindu (Budha), bukanlah kafir (tanpa iman). Nabi SAW menganjurkan kerjasama dgn umat agama lain dan etnis lain untuk Kedamaian dan Kemajuan bangsa. Oleh karena itu Islam mengecam orang yang mencerca dan menolak kerjasama dengan non muslim (Mu'ahid - Damai) karena dinilai dapat merusak persatuan dan menghambat kemajuan."

(Kebhinekaan Dalam Perspektif Al-Qur'an) :


1. Al-Qur'an menekankan bahwa makhluk manusia beragam jenis, etnis, agama dan budaya, dengan tujuan agar manusia saling berbuat kebajikan dan KEARIFAN antar sesama. Q.S.Al-Hujurat:13.


2. Dari segi keragaman agama, Al-Qur'an juga menyebut bahwa Yahudi, Kristen, Hindu (Budha), bukanlah kafir (tanpa iman), tetapi Ahlu Kitab yang berhak mendapat pahala dari Tuhan. Q.S.Al-Baqarah:62.


3. Kerjasama dengan non Muslim sebenarnya bermula sejak Rasulullah SAW menyusun UUD (Piagam Madinah) yang pada pasal 37 berbunyi : ''Kaum Yahudi dan kaum Muslimin membiayai pihaknya masing-masing. Kedua belah pihak akan saling membela dalam menghadapi pihak yang memerangi kelompok-kelompok masyarakat yang menyetujui Piagam Perjanjian ini. Kedua belah pihak juga saling memberikan saran dan nasehat dalan kebaikan, tidak dalam perbuatan dosa''.


4. Dalam Al-Qur'an dan Hadits, ditekankan perlunya berkomunikasi antar suku dan bangsa. Selain bangsa Israel (Yahudi), Persia dan Romawi, Nabi SAW sendiri meminta umat Islam belajar ke Cina, agar Peradaban lintas bangsa dapat diserap untuk kemajuan umat Islam. ''Dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW, bersabda : Tuntutlah ilmu walaupun ke Negeri Cina''.


5. Bekerja sama yang baik dengan non Muslim seperti disebutkan berhasil membawa Daulah Abbasiyah ke puncak kejayaan. Q.S. Al-Mumtahanan:8.

6. Kerjasama itu dibangun atas prinsip ajaran Islam Rahmatan lil Alamin, yakni rahmah dan kasih sayang untuk alam semesta. S.Al-Anbiya:107. Harus diimplementasikan untuk seluruh umat manusia (Kaffatan li al-Nas, S.Saba':28).

7)

(Ajaran Islam Tentang Memilih Pemimpin) :


1. Pada mulanya umat Islam dianjurkan menghindari memilih non Muslim (Yahudi dan Kristen), yang waktu itu berpihak pada Romawi yang menzalimi bangsa Arab. Dalam konteks ''Kezaliman'', itulah, ayat-ayat Al-Qur'an melarang memilih non Muslim menjadi pemimpin, seperti dalam Q.S.Ali Imran:28, Q.S.An-Nisa:138-139, Q.S.An-Nisa:144, Q.S.Al-Ma'idah:51, dll.


2. Tetapi dalam konteks KEDAMAIAN untuk masyarakat plural, seperti masyarakat Madinah, maka Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam bekerjasama dengan kaum Yahudi dan Kristen, sesuai dengan UUD PIAGAM MADINAH, pasal 37 berbunyi : ''Kaum Yahudi dan kaum Muslimin... Kedua belah pihak akan saling membela dalam menghadapi pihak yang memerangi kelompok-kelompok masyarakat yang menyetujui Piagam Perjanjian ini. Kedua belah pihak juga saling memberikan saran dan nasehat dalam kebaikan, tidak dalam perbuatan dosa''. Dalam konteks KEDAMAIAN inilah Al-Qur'an menganjurkan bekerjasama, termasuk memilih PENDAMPING Pemimpin yang adil dari non Muslim. Q.S.Al-Mumtahanah:8, Q.S.Al-Ma'idah:82.


3. Kebhinekaan adalah Takdir Allah SWT ; Ambil berkahnya! Manusia beragam etnis dan agamanya tidak boleh saling mencerca/saling mengkafirkan. Al-Quran sendiri menyebut Yahudi, Kristen, Hindu (Budha), bukanlah kafir (tanpa iman), tetapi Ahlu Kitap yang berhak mendapat pahala dari Tuhan. Q.S.Al-Baqarah:62.


4. Untuk itu, Nabi SAW menganjurkan kerjasama dgn umat agama lain dan etnis lain untuk KEDAMAIAN dan KEMAJUAN bangsa. 


5. Berkat kerjasama dengan non Muslim, membuktikan Khilafah Abbsiyah mencapai ZAMAN KEMAJUAN. Ketika Khalifah Harun al-Rasyid dan Khalifah Al-Ma'mun membangun BAITUL HIKMAH untuk menerjemahkan pengetahuan Yunani, mereka mengangkat Hunayn bin Ishaq dari kalangan Kristen, mengepalai lembaga tersebut, sekaligus Ketua Tim Dokter istana. Seorang Kristen Nestoria adalah Bakhtisyu', juga diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit Baghdad. Demikian dalam buku sejarah Akhbar al-'Ulama'bi Akhyar al-Hukama'Juz I, h. 77 oleh Al-Qufty;Tarikh al-Islami Juz 4 h.491 oleh Al-Dzahaby dan Wafyat al-A'yani wa Anba'u Abna' al-Zaman Juz I, h. 205 oleh Ibn Khillikan.


6. Karena itu, Islam mengecam orang yang mencerca dan menolak kerjasama dengan non muslim (Mu'ahid - Damai),  karena dinilai dapat merusak persatuan dan menghambat kemajuan". Q.S.Al-Ma'idah:8. 
''Barang siapa yang menzalimi seorang mu'ahid (dzimmi-non Muslim dalam masyarakat damai), maka ia tidak memperoleh aromanya Surga'' (Shahih Bukhari Juz 6, hadits 6516.
SELAMAT MEMILIH PEMIMPIN TANPA MEMBEDAKAN ETNIS DAN AGAMA, UNTUK KEMAJUAN.



Selama diskusi berlangsung, para peserta menyimak dan mencermati ... tercenung dan mungkin berpikir (hmm atau terkesima dan sudah tidak konsentrasi karena menunggu Adzan Maghrib :)), namun mungkin ada benarnya, meskipun harus diperhitungkan juga tendensinya.(DMG memutuskan untuk tidak berpendapat).
Apapun itu, di negeri yang penuh kebhinnekaan ini, ada juga ... dan sah untuk berpendapat demikian ... (namun juga tidak boleh memaksakan), selayaknya yang pro maupun kontra harus diwadahi, namun harus tetap dalam wadah NKRI yang menjunjung tinggi hukum dan persatuan kesatuan Bangsa Indonesia.

Mana yang benar ? Wallahualam ... (Eko2012)

Minggu, 12 Agustus 2012

PEMILUKADA DKI (4) : KASUS DAKWAH H.RHOMA IRAMA TIDAK MASUK UNSUR PELANGGARAN PEMILUKADA ... (renungan bagi yang masih hobby issue SARA)

DMG-Jakarta. Mengikuti dan mencermati perkembangan pemeriksaan kasus H. Rhoma Irama oleh Panwaslu Propinsi DKI Jakarta, yang dalam dakwahnya beberapa waktu yang lalu pada acara safari Ramadhan di wilayah Tanjung Duren Jakarta Barat dianggap mengangkat isue SARA, sungguh menarik Panwaslu DKI yang diketuai oleh Sdr. Ramdansyah dengan cepat telah memeriksa saksi-saksi berkaitan dengan kasus itu, antara lain Teamses Foke-Nara, Teamses Jokowi-Ahok dan pihak Pos Kota.
Materi yang ditanyakan seputar apa dan bagaimana kegiatan dakwah yang dilakukan oleh H.Rhoma Irama, apakah memang sebuah kegiatan kampanye (di luar jadwal) dan apakah materi yang disampaikan dalam dakwah tersebut manyangkut SARA. Panwaslu harus bekerja keras untuk membuktikan hal tersebut, karena disamping dibatasi waktu juga harus berhati-hati karena masuk dalam ranah yang sensitif. Apa hasilnya ?

Kesimpulan Panwaslu (disampaikan dalam konpres pada acara "Silatuhrahmi dan Buka Puasa Bersama dengan tema "Stop Sara!"): setelah memanggil saksi dan pelapor, pengumpulan alat bukti dan konsultasi dgn pihak terkait dan rapat pleno Panwaslu DKI jkt memutuskan bahwa dugaan Pelanggaran Pemilukada terkait isu SARA yg dilakukan oleh H.Roma Irama dlm ceramahnya di masjid Al-Isra Tanjung Duren Jak-Bar pada hari Minggu tgl 29 Juli 2012, secara Komulatif TIDAK  MEMENUHI  UNSUR-UNSUR Pelanggaran Pemilukada sebagaimana diatur dlm UU no.32 th 2004 : psl. 116 (1) Kampanye diluar jadwal. Jo. Psl 116 (2) kampanye dgn cara menghasut dan memfitnah, Psl 116 (3). Kampanye di tempat Ibadah jo Bab IV SK KPU DKI Jakarta. No. 13 tahun 2011 tentang Tata Cara Kampanye.

Rekan saya (yang tahu hukum) menyatakan bahwa, dari awal sudah bisa memprediksi bahwa dakwah yang dilakukan oleh H.Rhoma Irama tidak akan masuk unsur pelanggaran Pemilukada, karena memang yang akan disoroti dan menjadi masalah utama adalah apakah kegiatan itu merupakan kampanye ... paling-paling clue yang tentu saja sangat mudah dibantah, bahwa H.Rhoma Irama pada putaran pertama (konon masuk TV juga), menjadi juru kampanye pasangan Foke-Nara.

Ketika selesai membaca twitter hari Minggu 12/08/2012 tentang hasil ini, saya menelpon rekan saya itu ... ybs menjawab, iya sesuai prediksi ... paling kalau mau lebih dieksplore lagi, akan bergesekan dengan etika (kalau ada) dan masuk dalam pidana umum (kalau pihak Jokowi-Ahok mau lapor ke polisi).

Masyarakat melihat bahwa tindakan Panwaslu yang proaktif melihat dan menemukan kejadian ini perlu diapresiasi, setidaknya ... pemeriksaan kasus H.Rhoma Irama telah membuat (mungkin) para pemuka agama (manapun) yang kebetulan pro kepada salah satu pasangan calon untuk mengerem tindakannya, karena ada peluang atau konsekuensi sanksi hukum yang (mungkin) akan bisa dikenakan, semoga menjadi buah kesadaran dan pendewasaan.

Namun, lebih dari itu masyarakat Indonesia berharap bahwa masyarakat menjadi makin dewasa melihat dan menyikapi isue SARA. Semangat Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika yang memandang berbagai perbedaan menjadi sebuah kesatuan Bangsa Indonesia tidak perlu tercabik dan menjadi luka.

Semoga, kesadaran para elite yang memang "berjuang" untuk mendapatkan kekuasaan bukan melangkah dengan membabi buta, namun masih dalam batasan norma yang ada dalam kehidupan bangsa, termasuk norma etika dan moral, dengan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Semoga masyarakat juga semakin dewasa untuk melihat dan menilai, kepentingan mana yang lebih besar ... apakah hanya sekedar dukung mendukung calonnya kemudian melupakan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika ? atau tetap melihat kepentingan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan bangsa dan Persatuan Indonesia ? Semoga ... (eko2012)





Kamis, 09 Agustus 2012

POLISI VS KPK ? SIAPA SALAH SIAPA BENAR ? (2)

DMG-Jakarta. Foto ini dimuat dalam koran Kompas dan beredar di BBM serta media sosial, pertanda positif kah ini ?
Para penegak hukum harusnya memang kompak, apalagi kalau mengahadapi musuh bersama yaitu KORUPSI, kalau para pendekar tidak kompak, bagaimana bisa mengadapi musuh-musuh yang sangat sakti, yaitu para JAGOAN KORUPTOR yang menguasai berbagai macam ilmu dan "ngelmu" yang membuat bisa menghilang dan meloloskan diri. Meskipun hal ini masih perlu konfirmasi lagi, apakah para JAGOAN KORUPTOR yang memang sudah sangat sakti, atau aparatnya yang tidak sakti, atau pura-pura tidak sakti atau sibuk sendiri dengan kegiatan lain (yang berkaitan dengan pencitraan dan diangap sakti).
Masih jelas ingatan kita, "drama rebutan barang bukti" di Kantor Korlantas, karena diekspose media cetak dan elektronik, yang konon memang "dibawa" oleh KPK (masih harus dicek kebenarannya, dan kalau memang benar, harus ditanyakan apa motifnya).
Kalau Polri dan KPK kompak serta terjadi sinergi dalam bersama-sama memerangi musuh JAGOAN KORUPSI, atau sebagai penyemangat ada rivalitas positif, tentu tidak perlu "kuat-kuatan", karena yang senang tentu para koruptor. Mereka jadi bisa leluasa mengamankan aset hasil korupsinya atau terus melaksanakan praktek-praktek korupsinya, tanpa terdeteksi dan "aman", lalu terus bertepuk tangan "HAYUUKKKK BERANTEM TERUS... MAKIN LAMA MAKIN ASYIK !" - benar-benar kompor (harus waspada), makin seru berantem, makin habis energi, makin bersorak para JAGOAN itu.
Setelah diperhatikan, ternyata yang dipermasalahkan adalah ETIKA dan KEWENANGAN yang pembenarnya adalah tafsiran masing-masing terhadap bunyi pasal-pasal serta penjelasan undang-undang. Kok bisa ya ? karena ini ... karena itu, namun kalau rakyat kecil malah jadi pusing-pusing, "kami menginginkan kasus korupsi terungkap dan korupsi hilang dari Nusantara, agar kami hidup sejahtera".
Perlu rasanya menedangarkan suara rakyat kecil, untuk menyadarkan diri kita masing-masing hakikat dari kewenangan yang dimiliki oleh petugas Polri dan KPK :
-apakah rebutan ingin ngetop ? (ingin masuk terus dalam media sehingga tampak hebat dan berprestasi)
-apakah rebutan ingin dianggap bekerja ?
-atau apakah memamng ingin menyuarakan suara rakyat kecil ?
Semoga kegiatan buka bersama di Mabes Polri, jadi pencerahan untuk para penggede penegak hukum korupsi, sehingga mereka menampakkan kesaktian mereka masing-masing untuk melaksanakan amanat suara rakyat ... semoga, kita tunggu !!
KPK mohon untuk introspeksi ... apa sejatinya yang harus dilakukan, kaitan dengan etika dan kewenangan ? KPK memang sudah ngetop sebagai lembaga super body, namun tidak perlu mentang-mentang ... dudukkan sesuatu pada tempatnya.
Polri juga mohon berkaca diri ... apa sejatinya yang perlu dilakukan, tindakan keras "amputasi" kadang perlu dilakukan untuk mencegah agar tumor tidak menyebar dan seluruh "anggota badan" institusi Polri nyaman bekerja. Seperti seloganmu yang terpampang di depan Polda Metro "Kami memang belum sempurna, tapi tetap terus berusaha" ...
Sudah jangan berantem, kerjaan memberantas korupsi masih banyak !!
(eko2012)


Rabu, 08 Agustus 2012

NEGARA "OPINI" - MEDIA WANI PIRO ... Dimana nilai kebenaran dan kesejatian ? (2)

DMG-Jakarta. Dalam Negara Opini sekarang ini, media sudah tidak lagi netral, namun sudah berwarna-warni sesuai kepentingan partai, golongan dan kepentingan tertentu.Polanya, mengeskploitasi permasalahan yang berseberangan, membahas dengan analisis sesuai kepentingan, mengadili dan mengeksplorasi kesalahan ... memperbesar kesalahan menjadi sebuah dosa besar "yang tak terampuni", sehingga harus dikucilkan dan bahkan dijadikan musuh bersama (seluruh rakyat dan bangsa Indonesia)! Di sisi lain, didorong dan dimunculkan "super hero" yang dianggap bisa menyelesaikan permasalahan dan memimpin pergerakan "memerangi" akumulasi kebencian yang sudah dijadikan musuh bersama tadi.
Berbagai media dikerahkan sehingga opini sudah tergiring ... dari kekeliruan kecil menjadi sesuatu yang sangat besar, kemudian menjadi dosa yang tidak terampunkan, yang harus dihukum bahkan (mungkin) dimusnahkan !
Masyarakat yang sedang mengalami kemunduran pegangan ideologi kebangsaan, yang belum lagi karena terlindas oleh arus super modern yang liberalis, konsumeris dan is-is yang lain yang sangat tidak sesuai dengan kepribadian aseli bangsa, tumbuh menjadi kagetan ... gumunan dan cepat menyesuaikan (adaptif) dengan kekeliruan yang menjadi benar ... menyedihkan ! "yang tudak ikut salah menjadi sangat salah dan dikucilkan" wow ..... !
Bagaimana agar Bangsa Indonesia tidak terus larut sebagai Negara "Opini" ?
Bagi Bangsa Indonesia nilai-nilai kebenaran dan kesejatian adalah PANCASILA, adalah kepribadian aseli Bangsa Indonesia, yang telah membuat Bangsa Indonsia ada dan berdiri.
Kita semua tahu nilai-nilai ini jauh pudar dari semangat yang semula, meskipun harus diakui, pelan sudah ada titik balik pasca 1998, yaitu ketika ketidakpercayaan terhadap kesaktian Pancasila runtuh ... (ditandai juga dengan hilangnya nasionalisme dan semangat-semangat kebangsaan, setidaknya 5-10 tahun acara 17-an sangat tidak menarik sepanjang waktu itu). Namun kesadaran ini masih jauh dari yang diharapkan ... buktinya, masyarakat masih cepat menjadi ajang opini dan mempercayai opini ... buktinya, masih banyak elite yang mau menggunakan kelemahan ini sebagai ajang untuk membenarkan tindakannya yang keliru menjadi dogma kebenaran ... luar binasa !!! (eko2012)

Selasa, 07 Agustus 2012

NEGARA "OPINI" - MEDIA WANI PIRO ... Dimana nilai kebenaran dan kesejatian ? (1)

DMG-Jakarta. Keliling Jakarta, mengamati, mendengar dan merasakan ... rasanya sudah tidak ada nilai-nilai hakiki dan kesejatian, negara lebay penuh kemunafikan ... negara ini telah menjadi Negara Opini.
Sepanjang jalan, berjajar spanduk-spanduk pencitraan dan gambar-gambar opini yang "indah-indah", ya jalanan sudah dikuasai opini.
Media seharusnya mempunyai semangat untuk pencerahan, namun sekarang ini berbagai media sudah menjauh dari fungsi itu, sekarang lambat namun pasti, telah bergeser pada "pencerahan yang menyesatkan". Di mana letak salahnya ? terlalu rumit untuk ditelaah satu-satu. Namun, sangat empiris efeknya ... Secara optimis orang bisa bilang, inilah buah demokrasi yang diperjuangkan pada reformasi 1998, namun pandangan pesimis (ini yang cenderung lebih benar), media telah menjadi kutub-kutub kepentingan yang ssering sudah tidak objektif, membela kepentingan yang bukan kepentingan rakyat yang sebenarnya atau kepentingan bangsa yang sesungguhnya, namun kepentingan KEKUASAAN, GOLONGAN dan WANI PIRO !
Ribuan majalah, koran, TV, Radio dan sekarang internet, termasuk media-media sosialnya sudah lupa pada kode etik jurnalistik yang menelisik sebuah berita dan fenomena dari sudut pandang yang objektif dan berimbang.
Rupanya kita harus semakin hati-hati, mencermati ... atau bahkan semua sudah pintar menduga suatu berita membela siapa ? yang BENAR bisa menjadi SANGAT SALAH, karena didukung media ... sontak masyarakat yang memang sudah jadi masyarakat opini terbawa, selanjutnya ikut MENYALAHKAN yang benar ... Kasus-kasus opini banyak sekali ... berujung pada aksi ini .. aksi itu ... aksi dukung ini ... aksi dukung itu ... (banyak sekali !!).
Ini akan menjadi dosa besar para insan media yang telah menjadikan Negara dan bangsa MEDIA OPINI yang WANI PIRO ? mau sampai kapan ?
Kebenaran - kesejatian adalah roh manusia, jika sudah kehilangan itu ... masihkah kita bisa dianggap manusia yang hidup ? bagaimana dengan Anda ? Kita ? (Eko2012)