Minggu, 07 Oktober 2012

POLISI VS KPK ? SIAPA SALAH SIAPA BENAR ? (3) Siapa yang SENANG ? harusnya semua ikut BERSEDIH !!

DMG-Jakarta. Situasi "perseturan" Polri dan KPK kembali memanas, pasca kedatangan petinggi Polri DS di KPK yang memenuhi panggilan KPK sebagai tersangka kasus simulator SIM (yang ternyata belum dilakukan penahanan terhadap ybs), Jumat malam hingga Sabtu dini hari, situasi menjadi mencekam, terlebih blow up media yang luar biasa, seolah "senang" dengan konflik ini (maaf terpaksa harus mengungkapkan ironi ini, karena sangat disayangkan sekaligus mempertanyakan, mengapa konflik ini harus kembali terjadi).
Polri merasa punya alasan kuat untuk "menjemput" salah satu penyidik KPK (yang sudah resmi ditarik, meskipun menolak kembali ke institusi Polri), karena terungkapnya kasus penembakan TSK (?) di Bengkulu. Kedatangan para penyidik dari Polda Metro Jaya dan Polda Bengkulu, yang konon tidak ingin langsung menangkap, namun lebih pada melaksanakan koordinasi terhadap kasus penembakan di Bengkulu yang melibatkan salah satu penyidik KPK.
Lepas dari kebenaran dan alibi masing-masing alasan, pihak KPK "menolak" berkoordinasi dengan para penyidik, namun berkembanglah pemberitaan pengepungan Polisi terhadap KPK, yah ... tentu saja hal ini mengundang kedatangan massa aktivis (karena panggilan jiwa ingin membela KPK atau sebab lain (?)) berbondong datang ke KPK dan menggelar aksi ... malam hingga dini hari simpang siur berita bertebaran, Humas Polri dan Humas KPK "saling menjelaskan di media", menambah seram dan panasnya situasi, belum lagi orasi, yel-yel dan interview media terhadap para aktivis.
Mungkin wajar saja (sangat manusiawi ... namun masyarakat sesungguhnya berharap KPK bukan sekedar sebagai "manusia", namun  "malaikat" yang bisa berlaku lebih), apabila KPK "melindungi" penyidik KPK yang dianggap handal (ditandai dengan keberhasilan mengungkap berbagai kasus korupsi "besar" termasuk di institusinya sendiri yaitu kasus simulator SIM, yang bulan lalu telah menjadi polemik pro-kontra yang heboh diulas, kembali berulang) dari upaya paksa Polri.  Namun, kalau masing-masing mau menempatkan hukum di atas segalanya, yaitu sebagai panglima tertinggi ... dan hal ini masuk sebagai sebuah penyadaran, sesungguhnya KONFLIK TIDAK PERLU TERJADI. Mengapa kemudian masing-masing berujung pada kuat-kuatan atau menang-menangan ?

Konflik ini sangat membuang energi, egoisme masing-masing lembaga ini sangat menyedihkan !! Dua kekuatan besar Polri dan KPK yang (seharusnya) berisi para punggawa sakti penegak hukum pemberantas korupsi harusnya masing-masing mempunyai hati luhur dan nawaitu yang bersih ... yang meletakkan kepentingan Nuswantara di atas segala-galanya (termasuk pribadi, golongan dan institusi).
Yang masing-masing hari ini harus DIPERTANYAKAN !! (harusnya ini hal mudah yang sangat bisa diselesaikan dengan kehendak dan budhi yang luhur...)
Siapa yang senang ? yang senang Polri dan KPK konflik dan lupa dengan tugasnya ... itu juga harus DIPERTANYAKAN !!

Harusnya kita semua BERSEDIH !! Rakyat SANGAT BERSEDIH, karena telah dikhianati para punggawanya, yang tidak lagi SETIA pada IBU PERTIWI !!
Entah jeritan ini harus diteriakkan kepada siapa ?
Hmm.. benar (kah) kata rekan saya yang ahli tata negara, sistem negara kita sedang sakit ... banyaknya lembaga negara dengan kewenangan kembar, memicu terjadinya konflik ... menunggu kehancuran jika didiamkan ... benarkah negara kita bakalan hancur ? Apakah penyadaran harus kembali dibayar mahal ? (Eko2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar