Minggu, 27 Maret 2016

APA KABAR JEMAAT GEREJA YASMIN DAN HKBP FILADELFIA? - berlarut, kapan selesai ? (1)

DMG (TR), Jakarta - Siang tadi, saya melintas depan Istana Negara ... ada Ibadah Paskah oleh seratusan jemaat Gereja Yasmin dan HKBP Filadelfia, kasihan ... Iya, hari ini perayaan Paskah untuk umat kristiani. Ternyata permasalahan kedua gereja ini belum selesai tuntas yah?
Seingat saya, sudah tahunan ... mungkin sudah berkali-kali perayaan ibadah Paskah digelar di sana, sedih ... prihatin ... ada sebersit rasa tidak enak dalam hati saya yang sekaligus menggelitik kesadaran saya "ternyata ke-bhinneka tunggal ika-an itu ...  masih harus menjadi PR besar bagi bangsa ini ..."

Kritik pedas kepada semua pihak yang punya kuasa menyelesaikan, termasuk Negara ini ... sudah TIDAK PUNYA DAYA untuk menyelesaikannya. Psimistis saya, karena berlalut tidak selesai-selesai ... maka kita semua jadi lelah untuk berpikir bagaimana menyelesaikan. Biarlah ... Benarkah?

Saya akan senang sekali, ada catatannya sejarah ... masalah Gereja Yasmin dan Filadelfia ... selesai pada masa Bapak "A" menjabat ... Ibu "B" sebagai apa ... dan lain-lain. Apakah ini bukan kebanggaan ya bagi para pejabat itu ... Apa kira-kira kita semua terlalu pintar atau tidak pintar dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam bingkai BHINNEKA TUNGGAL IKA?

Atau perlu dilelang untuk menyelesaikan masalah ini? dibuat sayembara? duh ... sedihnya ...

Saat ini, saya mungkin sebagai bagian dari orang yang ikut lelah (meski belum berupaya apa-apa, karena memang tidak punya kewenangan apa-apa) ... psimistis ... bahwa kita semua sudah tanpa daya?
Kasus dan permasalahan ini terus berlarut ... kapan selesai? benarkah tidak akan selesai ....?
bersambung ... (Eko2016)



Kamis, 24 Maret 2016

SINDIKAT JUAL-BELI OROK DAN PESUGIHAN - Degradasi Moral dan Aliran Sesat

DMG (TR), Lampung - Jajaran Kepolisian Lampung mengungkap kriminalitas dengan motif yang cukup mengherankan. Ya, jual-beli orok atau janin ... untuk kemudian digunakan untuk pesugihan. Bagaimana telah terjadi DEGRADASI MORAL yang dengan mudahnya mau MENGGUGURKAN KANDUNGAN ... kemudian ada pihak yang memanfaatkan, untuk dijual kepada KONSUMEN dari ALIRAN SESAT yang mau kaya dengan cara mudah. Keseluruhannya menggunakan tahapan-tahapan sampai dengan RITUAL SESAT oleh sekelompok orang SINDIKAT....!

Banyak orang yang menantikan kehadiran bayi mungil dalam sebuah keluarga ... tanda-tanda kehadiranya pun menjadi sebuah kebahagiaan, dari Upacara Mitoni pada kehamilan usia 7 bulan, kemudian kelahiran ... pemberian nama dengan bubur merah-putih, hakikah-an dan Upacara Ted juga hak untuk "meramalkan" masa depan Sang Bayi. Bagaimana tradisi yang adhi luhung ini dipangkas ... dengan menggugurkan bayi. Sungguh merupakan degradasi moral yang menyedihkan. Sang Dukun atau Dokter yang MENGUGURKAN KANDUNGAN ... serta Ibu dan Bapak si anak, harus dituntut bertanggung jawab, bukan hanya di depan hukum dunia, namun di akhirat kelak!

Setahu saya, PESUGIHAN adalah sebuah kepercayaan sesat untuk menjadi cepat kaya dengan jalan pintas melalui kekuatan Iblis.
Sungguh aneh, di zaman serba modern seperti ini ... masih ada yang percaya dan mau dipecundangi Iblis untuk mendapatkan kesenangan fana, kekayaan duniawi ... yang nantinya pasti dimintai pertanggungjawaban oleh Hyang Khalik. Kembali, inilah DEGRADASI MORAL, kemanusiaan dalam diri manusia ... sudah berubah jadi HEWANI bahkan IBLIS.

Jadi teringat, teman-teman penghayat yang tergabung dalam Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) kepada Tuhan Yang Maha Esa, daripada energinya terhabis oleh konflik dualisme kepemimpinan (Kongres Tegal dan Malang), ini ada tantangan cukup besar yang harus Bapak-Ibu selesaikan melalui perjuangan nyata HPK ... MEMERANGI ALIRAN SESAT.
Bagaimanapun, sedikit banyak tentang kepercayaan sesat pesugihan akan bergesekan dengan rekan-rekan penghayat, mungkin juga cemoohan ... jadi? Mari kita lawan ALIRAN SESAT itu ... jadikan musuh bersama ... Bagaimana?
(Eko2016)

Rabu, 23 Maret 2016

DAG - DIG - DUG PEMILUKADA DKI 2017 (1)

DMG (TR), Jakarta - Memang, Pemilukada DKI 2017 masih 10-11 bulan lagi ... namun denyutnya sudah terasa, bahkan suhu panasnya sudah terasa. Suhu panas karena aroma konflik sangat terasa. Pasalnya, memang karena masalah SARA kembali diungkit, dimanfaatkan ... dan digunakan sebagai senjata.

Apakah pengalaman Pilkada 2012, yang meskipun panas dan diwarnai isue SARA ... berakhir dengan mulus, bahkan menjadi satu-satunya Pilkada yang tidak diakhiri dengan gugatan PHPU di MK. Lepas dari bagaimana prosesnya, namun harus diacungi jempol saat itu ... dari aparatnya, penyelenggara Pilkadanya ... maupun peserta dan masyarakat pemilih ... mendapatkan apresiasi. Ya, meskipun masih saja ada permasalahan dan kelemahan dari elemen-elemen Pilkada saat itu (no bodies perfect), namun keamanan dapat terkelola dengan baik.

Kembali ke Pilkada 2017 yang akan digelar bulan Pebruari 2017 ... konflik bertebaran, masyarakat disuguhi pernak-pernik konflik ... yang kemudian, digelar oleh Media, sebagai komoditi mereka (media yang masih hobby jadi 'kompor'). Meskipun ada sisi positifnya, yaitu menguji dan mengukur kedewasaan demokrasi yang sekarang ... untuk kemudian mengkhayalkan ... Demokrasi Pancasila yang seharusnya bersama kita laksanakan.

Sebut saja konflik ... antara Parpol vs Perorangan, muncul karena Gubernur Ahok sebagai petahana dengan Teman Ahok-nya memilih jalan dicalonkan oleh perorangan atau independent. Kemudian konon, sedang akan ada revisi UU Pilkada ... yang akan menambah persentase KTP yang harus dikumpulkan untuk dukungan calon perorangan, yang kemudian diclaim sebagai langkah dari legislatif untuk mengahambat (?). Meskipun, ini muncul karena putusan MK yang menghitung persentase bukan dari jumlah penduduk, namun dari pemilih ... entahlah.
Kemudian mulai diangkatnya isue SARA dan gerakan saling serang ... bahkan saling hina, sehingga pelan memperuncing permasalahan Suku, Agama, Ras dan kemudian ... Antar golongan, yaitu potensi konflik kelas? Yang terakhir ini ... konflik kelas, yang meprihatinkan saya ... untuk apa muncul hinaan, bahwa Balon A didukung kelompok pinggir/marginal ... siapa pun itu ... yang pertama kali melontarkan, telah menciderai Demokrasi Pancasila.

Bagi saya, rakyat kecil ... bagaimanapun proses demokrasi, kami menghendaki Jakarta yang lebih baik dalam berbagai hal ... Namun juga .. kemudian, Jakarta mendapatkan pemimpin yang ber-HIKMAT KEBIJAKSANAAN.

Tak bisakah, hal-hal yang memperuncing dan memicu konflik SARA terjadi ... ditekan dan dieliminir?
Berharap, aparat keamanan, penyelenggara Pilkada, para peserta Pilkada ... Parpol dan Balon/Paslon, juga masyarakat Pemilih ... fokus untuk mendapatkan pemimpin yang benar-benar ber-HIKMAT KEBIJAKSANAAN ... #rinduDEMOKRASIalaNUSWANTARA.
(Eko2016)

Senin, 21 Maret 2016

PAK PRESIDEN, SELESAIKANLAH KONFLIK AGRARIA ... (ini lebih prioritas, daripada politik saling sindir)

DMG (TR), Jakarta - Meneruskan broadcast rekan-rekan Serikat Tani Nasional (STN) yang menggelitik ... ternyata ada hal prioritas yang perlu diselesaiakn oleh Pak Jokowi ... ya, daripada saling sindir dan kemudian dimanfaatkan oleh MEDIA yang hobbynya bikin runyam dan keruh suasana, ujungnya kegaduhan ...

 “Pak Presiden, Selesaikanlah Konflik Agraria”

Bung Hatta pernah bilang, bagi masyarakat agraris, tanah adalah faktor produksi terpenting. Baik buruknya penghidupan petani tergantung pada akses mereka terhadap tanah.

Nah, pertanyaannya, bagaimana dengan petani yang terusir dari tanahnya karena konflik agraria?

Itulah yang dialami oleh petani Jambi yang selama puluhan tahun kehilangan tanahnya. Penghidupan mereka kocar-kacir. Nasib mereka terkatung-katung.

Ibu Tiur, petani dari dusun Mekar Jaya, Kabupaten Sarolangun, Jambi, menceritakan, sejak tanahnya dirampas oleh PT Agronusa Alam Sejahtera dan PT Wanakasita Nusantara, mereka kehilangan tempat tinggal dan lahan penghidupan.

“Kami tidak punya tempat tinggal dan tidak punya lahan lagi. Kami tidak minta kekayaan kepada Presiden. Cuma kami minta kepada Presiden dan Menteri Kehutanan, secepatnya selesaikan konflik agraria,” ujar ibu yang sudah berusia 56 tahun ini, Sabtu (19/3/2016).....

....Kali ini, di bawah pemerintahan Jokowi yang berjanji menyelesaikan konflik agraria, Ibu Tiur dan petani Mekar Jaya, Suku Anak Dalam (SAD) 113, Kunangan Jaya I dan II, serta petani Tanjung Jabung Timur, menggelar aksi jalan kaki ke Jakarta.

Mereka menganggap, aksi jalan kaki ini sebagai upaya “menjemput” kembali tanah mereka yang dirampas. Tentu saja, karena mereka yakin, Presiden Jokowi yang kerap berfoto bersama petani itu betul-betul peduli dengan nasib petani.

http://www.berdikarionline.com/pak-presiden-selesaikanlah-konflik-agraria/?utm_campaign=shareaholic&utm_medium=whatsapp&utm_source=mobile


Untuk MEDIA yang suka berkonflik, angkat tentang konflik agraria ... bela kepentingan masyarakat ... itu baru khitah jurnalis yang benar ... #rinduDEMOKRASIalaNUSWANTARA
(Eko2016)

Minggu, 20 Maret 2016

NEGARA "OPINI" - KONFLIK NYATA atau CIPTAAN MEDIA? Dimana nilai kebenaran dan kesejatian ? (3)

DMG (TR), Bogor - Menyedihkan rasanya, mendengar dan membaca berita media ... hobby berkonflik dan menciptakan konflik seperti menjadi habitus yang dianggap baik.
Berita tentang saling sindir yang terjadi antara Pak SBY dan dibalas Pak Jokowi, seperti bola ping-pong yang sedang senang sekali dimainkan. Oleh siapa? Mari berefleksi ...

Setelah kemaren demokrasi dan politik konflik, menelurkan POLITIK SALING SANDERA, sekarang mencuat POLITIK SALING SINDIR. Kapan yah dewasanya bangsa ini? Atau masih update dan benar ... kata0kata Sang Guru Gus Dur ... bahwa kita masih jadi "ANAK-ANAK TK" ?

Anak-anak TK itu ... pasti cengeng, belum bisa bertanggung jawab ...  paling suka menyalahkan orang lain? dan sebagian masih suka ngompol ... Benarkah?
Cengeng, ketika menjadi pribadi yang tidak sekuat para pimpinan ... yang seharusnya menjadi bahu yang kokoh untuk bersandar rakyat-rakyatnya. Rakyat boleh rapuh ... tapi pemimpin ya TIDAK BOLEH! Kemana rapuhnya rakyat diobati ... jika pemimpinnya rapuh?
Tak bertanggung jawab ... tidak bersikap ksatria, senang MENYALAHKAN ORANG LAIN ... tidakkah bisa sama-sama berpikir positif tentang PENYELESAIAN PERMASALAHAN BANGSA, tidak perlu saling menyalahkan.

Kalau sengaja ingin mencari kesalahan ... tentu banyak-banyak sekali (mari berefleksi), tidak perlu dicari-cari apa lagi dicari-cari. BERKONFLIK dan MENCIPTAKAN KONFLIK memang sangat mudah ... apa lagi di era media ... yang memang hobby membuat konflik. TAK ADAKAH, media dengan konsep mengangkat hal-hal yang BENAR, HAKIKI dan SEJATI ... Kemudian MENSINERGIKAN segenap elemen bangsa untuk MENYELESAIKANNYA?

Kalau sekarang ini banyak yang senang mendengar politik SALING SINDIR PAK SBY dan PAK JOKOWI. Atau masih banyak MEDIA yang sengaja mengangkat hal ini ... harus dipertanyakan!
Berarti MORALITAS dan KEPRIBADIAN kita sebagai BANGSA yang seharusnya dijiwai oleh kepribadian 5 SILA PANCASILA ... sudah tereduksi, mungkin sudah hilang ... inikah kebanggaan kita sekarang?  .... sedih. #rinduDEMOKRASIalaNUSWANTARA
(Eko2016)

Rabu, 16 Maret 2016

Aliran Kepercayaan, Kearifan Lokal yang juga Universal dan Mendunia - Makna Sila Pertama Pancasila (1)

DMG (TR), Jakarta - Seminggu lalu, dalam perbincangan singkat dengan salah seorang politisi muda (tidak mau disebutkan namanya) dari Parpol berlambang ..., menyatakan keprihatinannya dengan banyaknya konflik berlatar agama akhir-akhir ini. Banyak ulasan yang disampaikan dalam diskusi singkat itu ... namun saya tertarik untuk menggarisbawahi tentang, rekatan Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika-nya yang sudah banyak dilupakan orang ... agama menjadi pembenar untuk menekan atau menyalahkan agama lain, padahal untuk apa dipertentangkan?

Kalau sesuatu dicari perbedaannya ya pasti akan berbeda dan semakin banyak bedanya, namun sebaliknya ... jika dicari persamaannya tentu dan pasti ada ... karena masing-masing agama mengajarkan kebaikan.

Orang Indonesia banyak lupa bahwa ada sila pertama Pancasila yaitu KETUHANAN YANG MAHA ESA ... bukan merujuk terhadap satu agama saja, tapi AGAMA dan KEPERCAYAANNYA. Saya jadi ingat Aliran Kepercayaan, menurut teman yang ada di Himpunan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terdapat sekitar 300 kelompok. Di antaranya adalah agama-agama aseli Indonesia ... agama lokal sebagai bagian integral dari budaya ... kearifan lokal Nuswantara.

Dalam beberapa referensi yang saya baca, rupanya ada beberapa ... bahkan mungkin banyak, kearifan lokal berupa Aliran Kepercayaan, yang dilupakan atau dibaikan di negeri sendiri ... Namun, malahan lebih berkembang dan mendapat tempat di luar negeri.

Hal ini terjadi karena dua hal ... pertama, karena migrasi manusia Indonesia ke seluruh dunia dengan membawa adat istiadat dan budaya Nuswantara; dan kedua karena pengaruh dan penyebaran aliran tersebut oleh orang manca negara yang ternyata meyakini, membenarkan dan menjadi penghayat salah satu aliran kepercayaan ... karena menemukan kedamaian, ketenangan jiwa, ketenangan batin dan penemuan spiriltualitas yang ternyata bernilai UNIVERSAL.

Sebut saja aliran SUBUD (Susila Budhi Dharma) yang sudah menyebar di 86 negara di dunia, bahkan berkembang juga (informasi terakhir) ke Rusia yang cenderung atheis ... Ada apa ya?
Kita harus turut bangga, pengaruh salah satu kearifan lokal aseli Negeri Nuswantara bisa dianut dan dihayati di sana.

Tak perlu heran, inilah makna sila pertama yang sebenarnya ... KETUHANAN YANG MAHA ESA, sila itu digali dari Bhumi Nuswantara ... yang bukan negara agama, namun mengakui banyak agama ... dan jangan lupa juga mengakui aliran kepercayaan ... yang justru aseli Nuswantara, yang ternyata juga bersifat universal.
... bersambung (Eko2016)

Minggu, 13 Maret 2016

HPK JANGAN TERPECAH (LAGI) - Jangan Terikut Fenomena Konflik (1)

DMG (TR), Jakarta - Sore itu, seperti biasa Jakarta diwarnai rintik hujan yang cukup lama (semoga tetap rintik-rintik, karena kalo tambah deras sedikit dan tambah lama, akan banjir). Saya bertemu rekan saya yang polisi, dia pindah tugas, sudah hampir 4 bulan ... yang sekarang katanya lebih santai (saya tidak boleh menyebutkan sekarang dinas di mana). Rekan saya bercerita tentang fenomena konflik dan pecahnya organisasi ... menarik, namun juga meprihatinkan.

Sebut saja beberapa Parpol, termasuk Parpol tua ... yang kemaren konflik panjang  dan KNPI yang lagi-lagi pecah (mari berharap cepat rekonsiliasi lagi). Ini ternyata ada satu organisasi wadah aliran kepercayaan di Indonesia yang terjadi dualisme ... kembali, patut disayangkan.

Himpunan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau disingkat HPK, ternyata ada dualisme kepemimpinan ... ada hasil Kongres Tegal dan kepemimpinan Kongres Luar Biasa Malang. Masing-masing tentu mempunyai alasan sehingga bertahan dengan pendapat sendiri-sendiri ... namun kata rekan saya, salah satu pemimpin HPK optimis nantinya akan kembali bersatu, nantiya pada Rakernas HPK yang rencananya digelar bulang April atau Mei sudah ada rekonsiliasi (sekarang sedang persiapan-persiapan).

Ada yang menggelitik di pikiran saya, apa yang menjadi penyebab dualisme kepemimpinan? samakah dengan fenomena yang akhir-akhir ini terjadi terhadap Golkar, PPP, KNPI dll karena masing-masing merasa benar dan punya syahwat kekuasaan yang tak terbendung?
Apakah memang, kepemimpinan yang sesuai Pancasila sudah banyak tergerus ... sehingga sifat kepemimpinan yang sejati sudah terlupakan.

Sejatinya pemimpin menurut sila keempat Pancasila adalah ... (Kerakyatan) yang dipimpin oleh HIKMAT KEBIJAKSANAAN dalam PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN. Ya, seorang pemimpin harus mempunyai HIKMAT dan KEBIJAKSANAAN ... itulah pemimpin sejati.

Terkait HPK, sepemahaman saya, figur dan sosok penghayat kepercayaan ... adalah profile yang penuh kesabaran dan "keseimbangan" ... mampu menghayati serta mengendapkan gejolak duniawi ... untuk bermenung dan larut dalam meditasi kontemplasi yang menedukan serta mendamaikan ... semoga ini hanya perselisihan kecil yang kemudian dapat bersatu kembali dalam pengahayatan kesejatian hidup, yang rukun - damai - menentramkan.

Semoga, "cerita" perpecahan HPK yang rekan saya ceritakan itu ... segera berakhir dan segera menjadi cerita masa lalu, karena masing-masing pihak menyadari kepemimpinan sejati ... yang ber-HIKMAT dan KEBIJAKSANAAN.
(Eko2016)