DMG-Jakarta. Senin lalu (07/01/2013) di Kantor KPU Pusat di kawasan Jl. Imam Bonjol Menteng Jakarta Pusat, suasana KPU diramaikan dengan dua kegiatan di dalam kantor KPU dan di halaman luar KPU. Di dalam berlangsung Rapat Pleno Terbuka Verifikasi Faktual Tingkat Nasional, yang diikuti oleh anggota Bawaslu, anggota KPU Propinsi dan para perwakilan 34 Parpol, media massa dan pengamat Pemilu 2014. Sementara itu, di halaman luar KPU Pusat berlangsung unjuk rasa dari massa pendukung Parpol yang "merasa" tidak akan lolos pada verifikasi faktual, karena berbagai permasalahan di wilayah, termasuk tuduhan ketidakberesan pada pelaksanaan verifikasi faktual.
Kesadaran suatu partai tidak lolos verifikasi faktual memang sudah bisa dipetakan dan dilihat oleh masing-masing Parpol, karena sesungguhnya aturan main dan persyaratan lolos diketahui dengan jelas, antara lain harus 100% lolos verifikasi faktual kepengurusan pada 33 propinsi atau tingkat DPD. Meskipun, nyatanya kesadaran itu juga disertai kesadaran "kritis dan protes" memepertanyakan bagaimana proses verifikasi faktual di daerah-daerah, sehingga begitu sulitnya Parpol untuk berjuang menjadi lolos. Kemudian, masih juga menyisakan pertanyaan-pertanyaan 30 persen keterwakilan pengurus perempuan ... yang konon tinggal menunggu gugatan MK-nya saja.
Setelah Senin (14/01/2013) dilaksanakan pengundian nomor Parpol, maka denyut sosialisasi dan kampanye-pun mulai berdetak, kencang dan akan lebih kencang lagi ... menuju 2014 nanti. Meskipun (lagi-lagi) tetap menyisakan protes ... oleh Parpol yang tidak lolos, karena ketika ada putusan PTUN dan MK yang membuat Parpol-parpol yang tidak lolos menjadi lolos ikut Pemilu 2014 ? maka ... harus mempunyai nomor besar ... (sudah tidak cantik lagi nomornya).
Sebagai masyarakat yang besok ikut melilih (semoga saya tercantum dalam DPT), memudahkan untuk memilih, meskipun tetep ribet ... karena langsung milih caleg-nya langsung, tapi paling tidak tidak terlalu ribet-lah. Seingat saya, dengan kondisi 38 Parpol dan 6 Partai Lokal Aceh, satu TPS waktu itu terdiri dari sekitar 150-200 pemilih saja, karena kotak suaranya tidak muat jika untuk 300-400 pemilih. (Saya harus ingatkan ke temen saya yang Polisi, agar ada simulasi ... muat berapa kotak dengan format 10 Parpol). Ini akan berkaitan dengan berapa jumlah TPS di suatu wilayah.
Apa harapan untuk Pemilu 2014 ?
Rasanya kita harus tercenung sejenak, untuk merenungkan hakikat Demokrasi ... yaitu untuk kesejahteraan rakyat ! yang mungkin harus sama-sama kita sadari, seberapa pun persentasenya, sebagaian besar kita akan bilang kita BELUM SEJAHTERA ... yang artinya, cita-cita DEMOKRASI belum bisa terwujud.
Jadi ? Ya, berharap agar Pemilu 2014 berhasil dengan baik, menciptakan LEGISLATIF dan EKSEKUTIF yang legitimate, disamping juga Pemilunya AMAN dan TERTIB.
Tentu saja, jalan panjang masih harus ditempuh ... elemen-elemen Pemilu harus terkelola dengan baik, sehingga semuanya ... Perundang-undangan termasuk peraturan-peraturan berkualitas, KPU dan Bawaslu, serta DKPP ... OK, Peserta Pemilu (Parpol dan Paslon Capres/Cawapres) melaksanakan fair play tidak perlu pakai black campaign, apa lagi SARA serta kampanye dan program yang tidak patut untuk berkompetisi, juga ... SEMUA SIAP KALAH dan SIAP TIDAK TERPILIH... (yang ini sepertinya jadi pekerjaan keras dan berat untuk proses penyadarannya).
Rakyat, masyarakat pemilih ... sepatutnya dijadikan "RAJA" yang harus dilayani, karena memang Masyarakat Pemilih-lah yang memiliki kedaulatan - sumber kekuasaan, yang kemudian ditransformasikan dalam "amanah" kekuasaan legislatif dan eksekutif. Selenggarakan pesta untuk "RAJA" dengan DPT riil yang akurat dan tepat, jangan pernah terlewat hak konstitusi setiap Warga Negara, mereka adalah "RAJA", layani dengan penyelenggaraan Pemilu yang jujur dan adil ... jauhkan dari muslihat ...
JANGAN CURANGI KAMI !!!
(Karena kedaulatan rakyat adalah "RAJA" yang sejati, maka jika dicurangi akan "MURKA")
Ketika para anggota DPR, DPRD, DPD dan Presiden sudah terpilih, mereka benar-benar AMANAH menjalankan tugasnya ... terus berpegang teguh pada PANCASILA dan UUD'45 (meskipun banyak aktivis yang saya kenal mempertanyakan, karena konon ... jiwa dan nilai-nilai PANCASILA menjadi abu-abu dalam UUD'45 Amandemen). Nilai-nilai luhur PANCASILA luruh dan menyatu dengan DARAH para anggota DPR, DPRD, DPD dan Presiden terpilih, sehingga setiap gerak, langkah dan ucapan hanya untuk Nuswantara Indonesia !!!
Amin ... (Eko2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar