DMG-Jakarta. Keliling Jakarta, mengamati, mendengar dan merasakan ... rasanya sudah tidak ada nilai-nilai hakiki dan kesejatian, negara lebay penuh kemunafikan ... negara ini telah menjadi Negara Opini.
Sepanjang jalan, berjajar spanduk-spanduk pencitraan dan gambar-gambar opini yang "indah-indah", ya jalanan sudah dikuasai opini.
Media seharusnya mempunyai semangat untuk pencerahan, namun sekarang ini berbagai media sudah menjauh dari fungsi itu, sekarang lambat namun pasti, telah bergeser pada "pencerahan yang menyesatkan". Di mana letak salahnya ? terlalu rumit untuk ditelaah satu-satu. Namun, sangat empiris efeknya ... Secara optimis orang bisa bilang, inilah buah demokrasi yang diperjuangkan pada reformasi 1998, namun pandangan pesimis (ini yang cenderung lebih benar), media telah menjadi kutub-kutub kepentingan yang ssering sudah tidak objektif, membela kepentingan yang bukan kepentingan rakyat yang sebenarnya atau kepentingan bangsa yang sesungguhnya, namun kepentingan KEKUASAAN, GOLONGAN dan WANI PIRO !
Ribuan majalah, koran, TV, Radio dan sekarang internet, termasuk media-media sosialnya sudah lupa pada kode etik jurnalistik yang menelisik sebuah berita dan fenomena dari sudut pandang yang objektif dan berimbang.
Rupanya kita harus semakin hati-hati, mencermati ... atau bahkan semua sudah pintar menduga suatu berita membela siapa ? yang BENAR bisa menjadi SANGAT SALAH, karena didukung media ... sontak masyarakat yang memang sudah jadi masyarakat opini terbawa, selanjutnya ikut MENYALAHKAN yang benar ... Kasus-kasus opini banyak sekali ... berujung pada aksi ini .. aksi itu ... aksi dukung ini ... aksi dukung itu ... (banyak sekali !!).
Ini akan menjadi dosa besar para insan media yang telah menjadikan Negara dan bangsa MEDIA OPINI yang WANI PIRO ? mau sampai kapan ?
Kebenaran - kesejatian adalah roh manusia, jika sudah kehilangan itu ... masihkah kita bisa dianggap manusia yang hidup ? bagaimana dengan Anda ? Kita ? (Eko2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar