DMG/TR-Jakarta.
Kemaren setelah terjadi peristiwa Bom Sarinah, kembali terjadi PRO-KONTRA yang
SERIUS namun sekaligus MENGGELIKAN, negeri ini memang ANEH tapi juga
MEMBANGGAKAN ... Pro-kontra, keanehan dan hal yang "membanggakan"
tersebut ternyata salah satunya dibentuk oleh media, negara ini memang masih
menjadi negara opini.
Bagaimana
munculnya pemberitaan yang mencekam karena media yang gencar menyebarkan bawha
katanya teror bom meluas ke banyak Pos Polisi, disebarkan oleh salah satu
stasiun TV, sempat muncul pikiran yang dibangun oleh media SEOLAH APARAT TAK
BERDAYA dan tak mampu mengantisipasi?
Bagaimana kemudian, banyak orang ketakutan, memulangkan lebih awal keluarganya dari suatu tempat keramaian ...
Bagaimana korban
yang berdarah-darah beredar kemana-mana yang menimbulkan kengerian ... dst
TEROR dan
KETAKUTAN juga DIBENTUK oleh MEDIA.
Atau pemberitaan
awal tentang seorang pria berbaju putih yang justru dianggap terorisnya dan
ternyata seorang anggota Polri berpangkat AKBP?
Bagaimana
kemudian AKBP tersebut dan beberapa anggota Polri menjadi "Polisi
Ganteng" yang dihebohkan oleh media sosial, membius ribuan atau mungkin
jutaan pengguna Medsos yang kemudian bisa melupakan ketakuan yang baru saja
terjadi.
Bagaimana
pemeberitaan tentang Bapak penjual sate masih santai melayani penjualan sate
dan "tidak takut" ... muncul hastag #KamiTidakTakut dengan
"meimei" aneh-aneh yang disebar oleh media, sungguh MENGGELIKAN dan
mengobati rasa takut yang disebarkan media.
Bagaimana
kemunculan kembali di facebook pernyataan ancaman terhadap Banser, TNI/Polri
terhadap oleh pimpinan ISIS yang disambut baik oleh pernyataan seorang wanita
yang berani menantang pimpinan ISIS untuk berjihad ke Palestina sana, dan
ungkapan tidak takut karena orang Indonesia yang sakti-sakti karena punya Mak
Lampir, Grandong dkk ...
Setelah Kapolri
Jenderal Badrodin Haiti merilis 18 orang yang ditangkap Polri terkait Bom
Sarinah, barulah kita tersadar bahwa sesungguhnyalah Bom Sarinah adalah
peristiwa teror yang terencana, terstruktur dan matang. Seharusnya para
sebagian pengamat yang berteori bahwa Bom Sarinah adalah teror
"buatan" aparat sendiri harus gugur, kecuali pihak-pihak tersebut
mempunyai data fakta yang bisa menepis keterangan 18 orang yang telah
ditangkap.
Media memang
merajai dan gampang merasuki pikiran manusia pad a umumnya, karena memang manusia
sekarang sepertinya akan "mati" tanpa media. Dengan kesadaran
tersebut, seharusnya memunculkan penyadaran kepada PARA PEMILIK dan PELAKU
media untuk SEMAKIN BERHATI-HATI dan BERPERILAKU POSITIF untuk membangun
KEMANUSIAAN, BANGSA dan NEGARA, jangan justru merusaknya!
Sadarkah? (Eko2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar