Jakarta-DMG.
Untuk keempat kalinya kita dikejutkan dengan peristiwa penembakan terhadap
anggota Polri, tiga anggota Polri gugur. Ketiganya adalah anggota berpangkat Bintara
Tinggi, yang sudah banyak makan asam garam kedinasan Bhayangkara, tahu dan
matang dengan keadaan organisasi Polri, sehingga sangat pantas karenanya
mendapatkan penghargaan satu tingkat lebih tinggi.
Namun,
apakah hanya itu ?
Pasca
penembakan ketiga, sudah disebar foto 2 tersangka, namun tetap terjadi …
penembakan anggota Polri terjadi lagi, kali ini bukan lagi di pinggiran Ibu Kota,
namun di tengah kota … jalan protokol.
Timbul
kesan bahwa para pelaku “ngledek” dan ingin menunjukkan bahwa mereka masih
eksis dan (mungkin) malah terang-terangan menantang.
Mengapa
Polri menjadi seperti tidak berdaya ? Siapa para pelaku ini ? sehingga berhasil
“mengalahkan kesaktian” prajurit Bhayangkara ?
Di
mana kedigdayaan Densus-88 atau Gegana Brimob atau Buser atau … ?
Kejadian
yang berulang bahkan seperti menantang sangat membuat resah masyarakat, dan karena
sudah terjadi di Ibu Kota, ini akan meresahkan Bangsa.
Jadi,
harus dihentikan … ! Pasti Densus-88, Gegana Brimob dan Buser serta seluruh
anggota Polri tidak tinggal diam.
Di
balik peristiwa-peristiwa itu, perlu juga refleksi mendalam dari para pimpinan
Polri, mengapa peristiwa penembakan kembali terjadi ? Sudah ada instruksi dan
perintah dari para penggede Polri
untuk mencegah agar tidak terjadi lagi, antara lain untuk meningkatkan
kewaspadaan dan himbauan untuk tidak bertugas sendirian.
Ada
kesan salah menyalahkan mengapa penembakan di depan KPK terjadi. Memang sangat
dan bahkan terlalu mudah untuk mencari kesalahan serta kelemahan, sehingga
pihak yang pada posisi paling lemahlah kemudian dipojokkan.
Sebagai
warga masyarakat hanya bisa berharap, hentikan salah menyalahkan … karena semua
salah, jangan habiskan energi untuk berpolemik, memenarkan diri dan menyalahkan
orang lain. Lebih baik satukan segenap daya dan upaya untuk menangkap pelaku
penembakan serta menghentikan korban. Di sinilah kearifan pimpinan dan penggede
Polri diuji.
Ada
filsuf religius berkata … ketika peristiwa dan permasalahan kembali berulang
serta terjadi lagi, berarti Allah masih mengehendaki agar kita belajar lebih
banyak lagi, karena konon Allah masih menilai cara mengahadapinya keliru, cara
pemecahannya belum pas atau mungkin salah … atau ada kesalahan dan hal-hal
rahasia lain yang ingin Allah tunjukkan lebih dalam lagi.
Sambil
terus berupaya, menyatukan seluruh daya dan akal serta upaya untuk mengungkap
kasus penembakan anggota Polri … rasanya memang perlu permenungan internal,
merefleksikan diri … baik sebagai pribadi atau organisasi (sehingga
masing-masing sadar bahwa ada yang keliru, tanpa harus menunjuk hidung kesalahan
orang lain).
Harapan
warga masyarakat yang mulai resah, semoga Allah memberikan pencerahan dan kekuatan
kepada seluruh elemen bangsa, teramasuk Polri untuk mengungkap kasus penembakan
anggota Polri ini. Amin (Eko2013)