Minggu, 30 September 2012

TAWURAN PELAJAR (1) : SIKAP "PATRIOT & SOLIDARITAS" YANG KELIRU ... (puncak gunung es masalah sosial dan sistem pendidikan, karena kepribadian Pancasila terlupakan)

DMG-Jakarta. Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan rekan saya yang polisi, wajahnya murung ... (padahal sebelumnya wajahnya sumringah karena Pemilukada Puataran kedua aman), ketika ditanyakan kenapa, yang bersangkutan langsung nerocos (antara curhat, marah atau menumpahkan perasaan ...), katanya, "Tawuran marak lagi, hanya dalam beberapa hari ... 2 orang pelajar meninggal dalam tawuran, satu di Bulungan dan satu lagi daerah Minangkabau Setiabudi .... ughhhh !!". "Inilah kalau orang-orang gak konsen untuk menyelesaikan akar permasalahannya ... saat sudah terjadi lagi dan ada korban meninggal ... baru bingung, dan yang paling ujung ... disalahin kita-kita".

Ya, memang ... setelah ada korban dua orang pelajar meninggal, semua baru sibuk menyoroti dan membahas (termasuk menyalahkan). Seharusnya ada kajian komperhensif dari berbagai pihak untuk menyelesaikannya serta telah menjadi program bersama dari semua elemen yang terkait .. jajaran Pemda, Dinas Pendidikan, sekolah, masyarakat (termasuk orang tua murid) dan aparat keamanan. Jadi bukan gopoh dan terkaget-kaget (tidak akan demikian kalau sudah ada program yang konsen terhadap hal ini).

Ditayangkan di TV dan pemberitaan, bagaimana gagah beraninya pelajar dengan senjata tajam, sabuk dan gir, kayu, galah serta batu ... bak patriot bertempur di medan laga, keberaniannya seperti KESATRIA PANDAWA di PADANG KURUSETRA saat PERANG BARATAYUDHA, tidak menghiraukan situasi sekeliling ... belantara lalu lintas dan hiruk pikuk pasar jadi ajang "pertempuran".
Penyebab sikap "heroik dan patriot" pada ajang tawuran itu, sering kali bukan hal-hal yang prinsip ... dari bertemu ... saling pandang yang dianggap saling menantang dan hinaan, bersenggolan yang dianggap serangan, dari masalah pribadi berkembang jadi rasa setia kawan antar kelompok kecil, membesar jadi solidaritas ... bahkan fanatisme "permusuhan" antarsekolah, sehingga muncul musuh bebuyutan ... TRAGIS, dan sekaligus KONYOL !!
   
Apa hakikatnya ? Mau apa sebenarnya ? Apa yang dicari ? Mereka seperti sosok pribadi yang kehilangan arah dan kosong ... yang dipenuhi nafsu agresi tanpa welas asih dan dipenuhi dendam, mengapa ?

Sebagai pemuda yang sedang tumbuh, disertai dengan energi berlebih ... rupanya telah keliru memandang sikap patriot dan kesatria serta solidaritas. Energi berlebih tersalurkan dengan cara yang keliru, karena (mungkin) situasi sosial dan sistem pendidikan ... tidak mengajarkan dan menyalurkan energi itu, menjadi sebuah sikap, pandangan dan tindakan yang konstruktif.
Sikap patriot seharusnya muncul dalam perjuangan memperoleh prestasi tertinggi dalam nilai pelajaran dan juga budi pekerti akhlak tertinggi. Sikap kesatria, seharusnya tumbuh karena berani mengakui kesalahan dan berani mengubah diri menjadi pribadi yang baik dan bermutu.
Sikap solidaritas seharusnya bergerak karena cinta kasih untuk mengangkat dan menyelesaikan beban permasalahan sosial yang dihadapi dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, dilandasi oleh sifat, sikap dan pandangan yang lebih besar nilainya yaitu semangat kebangsaan dan keindonesiaan ... yaitu kepribadian luhur bangsa ... apa ? Pancasila (?).

Bagaimana tidak, dulu waktu saya nakal ... orang tua saya bilang ... terjadi penurunan budi pekerti generasi muda karena pelajaran BUDHI PEKERTI dihapus dari sistem pendidikan, lalu sekarang saya bilang ... terjadi penurunan moralitas dan semangat kebangsaan, karena pelajaran PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) juga dihapus dari sistem pendidikan.

Fenomena tawuran memang sebenarnya hanya puncak gunung es, dari permasalahan sistem sosial dan sistem pendidikan Indonesia. Hiruk pikuk sistem sosial yang terbentuk salah satunya dari sistem politik yang gaduh (meminjam istilah politisi) yang terjadi dalam masyarakat yang sedang gamang, karena telah kehilangan jati diri sebagai bangsa ... terkikisnya sila-sila Pancasila dari hati masyarakat, semakin menambah tumbuh suburnya pemahaman keliru terhadap sesuatu ... termasuk dalam diri pelajar, generasi muda kita yang keliru memahami sikap PATRIOT dan SOLIDARITAS.


Logika sederhana mengatakan, nilai-nilai kebenaran sejati dan kepribadian bangsa HARUS KEMBALI DITANAMKAN melalui apa ? salah satunya PENDIDIKAN formal maupun non-formal ...
Ya, kembalikan pelajaran BUDHI PEKERTI dan PENDIDIKAN MORAL PANCASILA dalam sistem pendidikan Indonesia, itu jawabnya !!


Hari ini, 1 Oktober ... peringatan Hari Kesaktian Pancasila, semoga menjadi permenungan ... KESAKTIAN PANCASILA sangat diharapkan untuk KEMBALI MENATA kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. PANCASILA kembali menjadi jawaban yang dirindukan, PANCASILA akan KEMBALI SAKTI, jika DIGUNAKAN, DIHAYATI dan DIAMALKAN.

Kembalikan pelajaran BUDHI PEKERTI PANCASILA dalam sistem pendidikan Indonesia !! (Eko2012)

Rabu, 26 September 2012

PEMILUKADA DKI (9): PENGHITUNGAN TINGKAT KPU KOTA, JOKOWI-BASUKI UNGGUL 53,82% ... DKI Jakarta punya Gubernur Baru (?)


DMG-Jakarta. Pemilukada DKI sampai pada tahap penghitungan suara tingkat KPU Kota, Rabu 26 Sepetember 2012 kegiatan penghitungan selesai, dengan total hasil :
no.1 Foke-Nara      : 2.120.815 (46,18%)
no.3 Jokowi-Basuki: 2.472.130 (53,82%)
Meskipun penghitungan suara tingkat KPU Propinsi DKI Jakarta baru akan dilaksanakan tanggal 29 September, namun dipastikan tidak akan terjadi perubahan suara yang signifikan, Jokowi-Basuki unggul dengan selisih sekitar 350-an ribu suara atau 7,6%.

Yang patut membanggakan adalah pada tahapan pemungutan suara tanggal 20 September hingga sekarang tidak ada hal-hal signifikan yang menonjol terjadi. Menurut catatan DMG hanya beberapa riak kecil terjadi, antara lain protes belasan warga di daerah Menteng yang tidak dapat memilih, penghitungan suara di TPT wilayah Cakung Jakarta Timur yang memakan waktu lama karena KPPS yang sudah sepuh, serta bebrapa isue yang harus dicek kebenarannya karena kehadiran ormas tertentu di suatu TPS wilayah Setiabudi Jakarta Selatan (tidak benar), ancaman dari ormas yang tidak puas di wilayah Semper Jakarta Utara serta bebrapa yang lain. Namun, secara umum sampai diumumkannya quick count oleh berbagai media, situasi DKI Jakarta tetap kondusif.

Hal ini tidak lepas dari sikap negarawan ksatria yang ditunjukkan oleh kedua pasangan calon, yaitu Pak Foke yang konon telah menelpon Pak Jokowi, yang kemudian melaksanakan konfrensi pers di Posko Pemenangan, yag isinya sangat menyejukkan dan patut diacungi jempol ... sikap mau menerima kekalahan dan mendukung yang menang.

Selanjutnya, Pak Jokowi dan Pak Basuki pun tidak jumawa dan tidak sombong, dengan santun menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak dan menganggap hasil ini adalah hasil warga Jakarta, kemudian menghimbau untuk tidak ada pesta berlebihan ... "tidak ada pawai, cukup syukuran dan berdoa sujud syukur di tempat masing-masing .." kata Pak Jokowi dengan suara bindeng karena kena flu. Demikian juga ungkapan senada Pak Basuki dalam wawancara beberapa saat kemudian.
Sangat elok !! kata-kata kedua pemimpin ini jadi penyejuk semua pihak ...

Rupanya situasi kondusif yang tercipta pada saat pelaksanaan pemungutan suara hingga hari ini, bisa menjadi contoh bagi kegiatan Pemilukada di wilayah lain ... Warga DKI Jakarta sepertinya sudah membuktikan dirinya berada pada tingkat kedewasaan dan sportifitas politik yang cukup baik.

Selamat pada seluruh elemen pelaksanaan Pemilukada DKI, dari penyelenggara (KPU, Panwaslu dan Pemda), peserta (pasangan calon dan teamses ... termasuk Ormas/LSM pendukung), pemilih seluruh warga Jakarta ... serta tak lupa untuk aparat keamanan ... TNI dan Polri ...

Lalu ? kita tunggu Jakarta Baru yang dijanjikan Pak Jokowi dan Pak Basuki ... (Eko2012)

Rabu, 19 September 2012

PEMILUKADA DKI (8) : SEMUA HARUS SIAP KALAH ... !!! (Wujudkan Sikap Politik yang Dewasa dan Sportif)

DMG-Jakarta. Kamis 20 September 2012 sampai pada tahap pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, kursi DKI-1 ditentukan  ... setelah 3 hari masa tenang (yang seharusnya tenang), diwarnai dengan hiruk pikuk perang black campaign di media (terutama media online dan BBM), laporan terjadinya intimidasi, kembali merebaknya isue SARA serta simpang siur berita kucuran money politic (karena sampai sekarang belum ada laporan ttg money politic yang diangkat), memuncak pada H-2 dan menurun pada H-1 (tadi malam), yang cenderung lebih tenang....

Pagi ini, warga berbondong datang ke 15.059 TPS yang tersebar di penjuru Propinsi DKI Jakarta, bagaimana hasilnya ?
Setidaknya, hari ini akan diketahui beberapa hal :
-Naik tidaknya animo masyarakat mendatangi TPS ? (DPT bertambah sekitar 35 ribu pada putaran) atau malah naiknya Golput ?
-Fair tidaknya pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara ?
-Situasi keamanan pada saat pelaksanaan pemungutan/penghitungan suara dan pasca diketahui hasil pemenangnya melalui quick count ?
-Bagaimana Reaksi masyarakat, Teamses dan LSM/Ormas pendukung ?
Kinerja seluruh pilar dan elemen Pemilukada DKI akan diketahui melalui hasil hari ini.

Hujan dan gerimis di beberapa wilayah di DKI Jakarta serta cuaca redup pagi - siang ini, bisa menentramkan segenap hati warga DKI Jakarta, kemudian masing-masing bisa mengendapkan kesadaran dalam hati ... SAYA ... KAMI SIAP KALAH ... wujud kesadaran dan kedewasaan berpolitik, dalam wadah cita-cita membangun KEBANGSAAN INDONESIA dan kesejahteraan NUSANTARA ... amin.

Intinya, apa pun hasilnya, ... SEMUANYA HARUS SIAP KALAH !!!
Wujudkan SIKAP POLITIK yang DEWASA dan SPORTIF


Ingin, nanti sore ... para Pasangan Calon, Teamses dan LSM/Ormas pendukung bersalaman ... SALING MEMBERIKAN UCAPAN SELAMAT, seperti pemain yang selesai bertanding.
Sedih dan kecewa boleh (namun hanya sebentar ya ...) ... dan sangat manusiawi, namun KEDEWASAAN POLITIK tercermin dengan bisa berdiri tegak untuk memberi ucapan selamat dan mendukung pihak yang menang demi mewujudkan CITA-CITA BANGSA INDONESIA.

Yang menang, tidak perlu jumawa, kemudian menjadi congkak dan sombong ... apalagi mengejek yang kalah. KEDEWASAAN POLITIK tercermin dari sikap mau merangkul dan mengajak dengan tangan terbuka untuk BERSAMA MEMBANGUN BANGSA.




Mari, wujudkan SIKAP POLITIK yang DEWASA dan SPORTIF ...

Tuhan Yang Maha Esa melindungi, meridhoi gerak langkah hati ... segenap warga Jakarta dan Nusantara ... Amin (Eko2012).

Minggu, 16 September 2012

PEMILUKADA DKI (7) : MASA TENANG UNTUK PERMENUNGAN (Kedewasaan berdemokrasi tengah diuji)

DMG-Jakarta. Pemilukada DKI 2012 tengah memasuki masa tenang, setelah selama 3 hari kampanye penajaman visi misi kedua pasangan calon dan juga diisi berbagai kegiatan ngider keliling Ibu Kota untuk menggalang massa serta dukungan suara pada tanggal 20 Sepetember. Selama 3 hari itu jalan-jalan di penjuru Jakarta kembali berhias spanduk dukungan dan propaganda, mulai Senin sampai Rabu ini tanggal 17-19 September memasuki masa tenang. Sepintas sewaktu perjalanan ke kantor DMG masih ada spanduk-spanduk yang belum diturunkan, mngkin belum sempat atau mungkin di posisi abu-abu, sehingga debate-able, sehingga pihak berwenang mungkin ragu-ragu.
Apa yang harus dilakukan saat masa tenang, seperti ini ?

Pihak teamses masing-masing pasangan calon perlu melaksanakan evaluasi sejauh mana pencapaian yang didapat sampai masa tenang ini, konsolidasikan para saksi yang akan mantheng di TPS-TPS, pastikan bahwa mereka akan melakukan tugas dengan baik, yaitu ... bahwa perolehan suara dapat DIJAGA dengan baik, tentu saja SESUAI ATURAN yang telah DITETAPKAN, berikan bekal yang cukup ... bukan untuk NGOTOT tanpa DASAR dan hanya "POKOKNYA" namun berpeganglah pada aturan. Boleh berjuang mati-matian, namun tetap dalam koridor DEMOKRASI PANCASILA dan PERSATUAN BANGSA.

Bagi penyelenggara Pemilukada DKI, yaitu jajaran KPU Propinsi DKI Jakarta (dari KPU Propinsi, KPU Kota/Walikota, kecamatan - PPK, kelurahan - PPS dan TPS - KPPS), serta
pengawas Pemilukada DKI, yaitu jajaran Panwaslu Propinsi (dari Panwaslu Propinsi, Panwaslu Kota/Walikota, Panwaslu Kecamatan, PPL - di kelurahan-kelurahan), perlu perlu laksanakan chek and re-check sudah siapkah semua ? dari kesiapan logistik pemilukada, petugas ... sampai kesiapan TPS, pastikan para petugas NETRAL dan BERFUNGSI dengan BAIK, CERMAT dan BERTANGGUNG JAWAB sehingga bisa dan mampu menyelesaikan tahapan pemungutan suara di TPS dan penghitungan suara secara berjenjang dengan azas LANGSUNG, UMUM, BEBAS, RAHASIA, JUJUR dan ADIL. Panwas harus jadi wasit dan penjaga garis yang mengawasi "pertandingan" memastikan sesuai koridor dan berlangsung dengan FAIR PLAY.

Bagaimana dengan PEMDA, aparat keamanan TNI/Polri dan PNS ... ?
Dari jajaran tertinggi pucuk pimpinan hingga level terbawah ... ANDA HARUS NETRAL !!!
Jangan terjebak dengan kepentingan politik sementara dengan mengorbankan SUMPAH SETIA pada NEGARA.

Bagi warga Jakarta, kini saatnya merenungkan lagi ... ketat dan panasnya rivalitas antara no.1 dan 3 dengan masing-masing gaya dan kemampuan, silakan dinilai dan diendapkan, untuk kemudian memperisapkan diri datang ke TPS pada tanggal 20 September... KEDEWASAAN BERDEMOKRASI warga Jakarta tengah diuji, apakah kita bisa naik kelas dari sisi kedewasaan demokrasi kita ? Apakah kita benar-benar menjadi PEMILIH yang CERDAS dan MERDEKA ? Salah satunya adalah, kita tidak lagi terpengaruh dengan upaya INTIMIDASI dan MONEY POLITIC, namun tetap berkehendak bebas sesuai hati masing-masing menentukan pilihan. HARGAI dan HORMATI PERBEDAAN dalam koridor DEMOKRASI PANCASILA dan SEMANGAT PERSATUAN BANGSA, siapapun yang menang harus didukung untuk MEMBANGUN JAKARTA.

Kata rekan saya yang polisi, pada masa tenang akan rawan BLACK CAMPAIGN, INTIMIDASI, KAMPANYE TERSELUBUNG dan MONEY POLITIC... semoga setiap pilar dan elemen Pemilukada DKI, dari Penyelenggara/Pengawas, Peserta Pemilukada, Teamses dan Masyarakat Pemilih ... diuji kedewasaannya, laksanakan peran masing-masing secara bertanggung jawab.


Tambahan, untuk semuanya ... khususnya Pasangan Calon, Teamses, kelompok masyarakat yang fanatik termasuk LSM dan ORMAS pendukung ... harus merenung dengan lebih mendalam, siap mental untuk SIAP KALAH, karena YANG MENANG HANYA SATU.
Mari sama-sama kita merefleksikan diri dan berkata dalam hati ... KITA HARUS LEBIH DEWASA dalam BERDEMOKRASI, dengan menanamkan lebih dalam KEPRIBADIAN PANCASILA dalam sikap dan perilaku ... dalam wadah PERSATUAN dan KESATUAN BANGSA ... yaitu INDONESIA.
Selamat merenung .... (eko2012)

Kamis, 13 September 2012

PEMILUKADA DKI (6) : DEKLARASI KAMPANYE DAN PEMILUKADA DAMAI PUTARAN-2 (Jangan Basa-Basi !!)

DMG-Jakarta. Kamis 13 Sepetember 2012 sore di Taman Silang Selatan Monas Gambir Jakarta Pusat, sekitar 1000 orang massa pendukung hadir dalam kegiatan "Deklarasi Damai Pemilu Gub dan Wagub Provinsi DKI Jakarta Putaran kedua".
Kegiatan yang diinisiasi oleh Ketua KPU Propinsi DKI Jakarta Dahlia Umar tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional antara lain Mendagri Gunawan Fauzi, Ketua DPR Marzuki Ali, Ketua KPU Husni Kamil Manik, Kapolri Timur Pradopo/Kapolri, Pasangan Calon (kecuali Jokowi tidak nampak hadir), komisioner Panwaslu, Parpol dan Ormas pendukung Pasangan Calon.Kegiatan Pemilukada yang sesungguhnya adalah kegiatan lokal tingkat propinsi, ternyata telah menyedot perhatian pada level nasional, luar biasa ! sekaligus juga perlu bertanya ada apa (?).

Menyimak apa yang disampaikan oleh para tokoh yang hadir, Desindo mencatat apa-apa yang mereka sampaikan, ada yang umumnya bersifat harapan dan himbauan agar pelaksanaan Pemilukada Putara Kedua yang tinggal beberapa hari ke depan berlangsung sesuai aturan yang berlaku, partisipasi masyarakat Jakarta meningkat, dapat berlangsung aman damai.

Foke, dalam kesempatan tersebut menyampaikan, "ucapan syukur karena selama ini jakarta dalam keadaan aman, tentram dan dinamis. Sangat menyayangkan atas ketidakhadiran cagub no.3 karena ini adalah kesmpatan yang jarang sekali terjadi. Kepada seluruh warga DKI Jakarta diucapkan trimakasih atas kepercayaannya memilih Foke-Nara slama ini..... Menghimbau kepada seluruh warga untuk bekerja sama lebih erat lagi untuk membangun kota Jakarta dan menyelenggarakan pilgub yang luber jurdil. Kami siap menerima konsekuensi apa pun dari pihak penyelenggara pemilu. Siap untuk mengikuti pilgub putaran kedua dengan bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas. Serta menjadikan pemilu di Jakarta sebagai barometer di Indonesia ...".

Basuki atau Ahok, yang hadir tanpa Jokowi, menyampaikan "Jokowi masih di Solo karena baru mendapatkan cuti besok. menghimbau sekaligus mengucpkan terima kasih atas kesempatan pada kemenangan pertama..... Siapa pun yang jadi pemimpin di DKI tidak hanya siap pimpin Jakarta tapi juga harus siap memimpin sluruh provinsi di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Jangan sampai hanya untuk 5 tahun, kita menciderai Bangsa Indonesia. Kami himbau kalau ada selebaran yang mau merusak 4 pondasi bangsa maka mereka adalah pengkhiant dan jika kami temukan kami akan lapor ke Panwaslu ... kita perlu cagub/wagub yang bersih, profesional dan total melayani rakyat. Kalau ditemukan pasangan no.1 lebih baik, jujur, bersih dan transparan daripada kami, maka kami himbau untuk pilihlah no.1, tapi jika penduduk Jakarta melihat pasangan no.3 lebih jujur, bersih dan transparan pilihlah kami. Jangan hanya karena untuk jabatan 5 tahun, Saudara-Saudara mengorbankan NKRI yang besar, yang seharusnya bisa sejajar dengan bangsa lain...."

Selanjutnya acara ditutup dengan Pembacaan Ikrar Deklarasi Damai :
"Kami calon gubernur dan wakil gubernur Prov DKI jakarta, dengan semangat persatuan dan persaudaraan menyatakan siap terpilih, siap tidak terpilih, dan siap menciptakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Prov DKI Jakarta tahun 2012 putaran kedua yg demokratis, aman, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI 1945 demi terwujudnya keutuhan dan kesejahtraan warga DKI Jakarta."

Acara tersebut berlangsug dengan aman, guyup dan rukun, seolah menguburkan panasnya rivalitas yang terjadi antara pasangan calon, teamses dan pendukungya, yang diwarnai saling serang (bukan hanya dalam hal kinerja, namun juga serangan secara pribadi), pergolakan kasus serta permasalahan yang tak hentinya terjadi yang bernuasa SARA dan unsur-unsur primordial, sehingga selama ini masyarakat umum akan bertanya ... akan amankah Pemilukada DKI Jakarta Putara Kedua ini ?

Merinding rasanya membaca dan mendengarkan Ikrar Deklarasi Damai itu ... 
Semoga ikrar yang dibacakan itu, bukan hanya jadi bacaan basa-basi dan hanya untuk para pasangan calon saja, namun juga diendapkan kepada seluruh elemen masyarakat Jakarta, sehingga dengan kesadaran penuh ruang batinnya sama-sama bersikap SPORTIF dan KESATRIA ... 
sama-sama SIAP KALAH (karena pemenangnya tetap hanya satu).

Untuk Pasangan Calon, Teamses, Relawan dan seluruh elemen pendukung ... 
ingat apa pun hasilnya nanti pada tanggal 20 nanti ... 
KITA TETAP SATU BANGSA ... INDONESIA !!! 
JANGAN PERNAH KOYAKKAN PERSATUAN dan KESATUAN NKRI ... 
JANGAN BIARKAN IBU PERTIWI BERSEDIH dan MENANGIS LAGI !!!...


... Tuhan Yang Maha Esa terus menyertai perjalanan BANGSA INDONESIA, hingga meraih CITA-CITA LUHUR PARA PENDIRI BANGSA ... Amin. (Eko2012)

Senin, 10 September 2012

TEROR dan BOM MASIH MENGANCAM ... (1)

DMG-Jakarta. Dalam kurun waktu 3 minggu, berbagai peristiwa yang berkaitan dengan aksi teror bermunculan. Setelah 3 kali peristiwa di Solo yaitu 2 kali penyerangan terhadap polisi di Posko Lebaran dan Pos Polisi, serta aksi penyergapan yang menimbulkan korban di pihak Densus 88 dan yang diduga teroris. Penyergapan berlanjut dengan beberapa kejadian yang berhubungan dengan aksi dan rencana aksi teror. Setelah penyergapan di kawasan Depok, disusul ledakan bom di 2 tempat yaitu di Tambora Jakarta Barat dan di Beji Depok, serta yang terakhir penyergapan 1 orang diduga teroris di Bojong Gede Depok.
Apa yang bisa dipetik dari kejadian ini ?
Setelah situasi "sepi" satu tahun lalu ... ternyata aksi teror memang tidak hilang, namun masih menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai ? Belum lepas ingatan kita, saat BNPT mewarning ancaman teror bom pada saat peringatan HUT RI ke-67, ada keragu-raguan saat itu ... dan ternyata sudah terjawab, ancaman teror itu ada ... dan sudah sangat dekat masuk dalam kawasan Ibu Kota jakarta.
Kita berharap segala spekulasi pro-kontra yang biasa terjadi tentang ancaman teroris dan fenomena-fenomena yang terjadi atau berkaitan (sedang dibahas tuh oleh "orang-orang pintar" di TV dan Radio lokal serta, yang pasti akan menghabiskan energi kita (paling tidak energi untuk menonton dan mendengar), bisa lebih fokus untuk membuahkan sebuah solusi ... apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kejadian teror dan bom ini ?
Elemen dan lembaga yang mempunyai kemampuan antiteror sudah banyak di Indonesia, kita tunggu kiprahnya ... yang jelas, warga masyarakat sangat membutuhkan rasa aman dan terlindungi oleh negara, termasuk dari teror.