Senin, 27 Agustus 2012

Youtube PEMILUKADA DKI - SERUAN IBU PERTIWI (Lagu Kebaya Merah - Iwan Fals)

DMG-Jakarta. Sedih, galau ... khawatir, itu kesan dari beberapa orang yang DMG temui, berkaitan dengan situasi di Jakarta menjelang Pemilukada DKI putaran ke-2.
Entahlah ... sambil merenung, dengarkan lagu nostaligia Iwan Fals waktu gabung dalam group SWAMI ...
Ibuku darahku, tanah airku ... tak rela kulihat kau seperti itu ...
Semoga menjadi penyadaran ... siapun yang akan kalah, tidak perlu mengoyakkan kedamaian, persatuan dan kesatuan bangsa ... juga, melukai Ibu Pertiwi.
Bagi pasangan calon ... apakah perebutan kekuasaan harus mengorbankan semangat nasionalisme dan patriotisme yang dipunyai ? yang ditanam dan ditempakan sejak kecil, sejak Bapak-bapak menghirup udara kemerdekaan dari Ibu Pertiwi ...


Semoga kebaikan-kebaikan yang sudah kita terima dari Ibu Pertiwi ... dari Bangsa dan Negara Nusantara, dapat kita balas juga dengan kebaikan, bukan dengan noda, cela dan tuba ... namun, dengan kebaikan komitmen untuk tetap menjaga NKRI sebagai harga mati ... Salam pekik perjuangan MERDEKA !!!

Semoga dibaca ama Om Foke-Nara dan Pak De Jokowi-Ahok ... bilang ke konstituennya musti siap kalah ... karena yang menang cuma 1 ... KELUHURAN BUDI para Om dan Pak De sedang diuji oleh Ibu Pertiwi ... semoga menjadi penyadaran kita bersama ... kita menemukan penyadaran sebagai ANAK BANGSA ... bukan sebagai PEMABUK KUASA !!! ...

http://www.youtube.com/watch?v=P9y3b9W9XDU
(Eko2012)

Selasa, 21 Agustus 2012

JAKARTA MASIH SEPI (catatan hari ke-4 Lebaran & Menghitung hari Pemilukada DKI Jakarta Putaran-2)

DMG-Jakarta. Pagi ini, melintas Jakarta begitu nikmat, jarak tempuh yang biasanya 1-2 jam, bisa ditempuh dalam 1/2 jam ... luar biasa, kapan ya Jakarta selamanya seperti ini ? (pertanyaan oratoris yang ga perlu dijawab), seperti mimpi rasanya.
Banyak SMS dan BBM yang beredar "MENGATASI KEMACETAN JAKARTA TERNYATA TIDAK MEMBUTUHKAN GUBERNUR BARU, YANG DIPERLUKAN HANYA LEBARAN"
Apakah SMS/BBM ini berkaitan dengan Pemilukada ya ? mungkin ... bisa berarti dua hal, ungkapan patah semangat karena ga ada yang mungkin mengatasi kemacetan Jakarta, atau optimisme dukungan kepada cagub tertentu (bisa incumbent atau rivalnya) bahwa dialah yang mampu ... entah.
Dalam seminggu ini, selama liburan Lebaran ... maka yang ramai adalah tempat-tempat wisata, yaitu Kebon Binatang Ragunan di bilangan Jakarta Selatan, TMII di Jakarta Timur dan Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta Utara, konon pengunjungnya sampai 120.000-an (terutama Bonbin Ragunan), seperti apa ya ?
Teman aparat (yang tidak bisa mudik) bilang, "sekarang ini yang bahaya pencurian di rumah-rumah atau pemukiman yang ditinggal mudik, selain itu kebakaran ... sama karena rumah dan ruko kosong ditinggal mudik". Ya, benar sudah beberapa kali terjadi kebakaran ... namun untuk pencurian di pemukiman belum ketahuan, karena masyarakat yang mudik belum laporan (semoga aman, kan aparatnya pada tidak mudik).
Hmm seperti biasa, setelah ada kebakaran di wilayah tertentu ... segera muncul posko bantuan. Dari mana lagi kalau bukan dari partai atau teamses pemenangan cagub DKI. Putaran kedua sudah didepan mata ... 20 September tinggal menghitung hari. Isue SARA masih ada meskipun tidak sekencang 2-3 minggu lalu, namun hal-hal yang bernada SARA dan ancaman SARA atau yang nyrempet2 SARA masih ada ... rupanya strategi  isue SARA meskipun sudah dihimbau untuk tidak didorong, masih jadi konsumsi empuk bagi Teamses untuk mengisi liburan Lebaran.
Selain isue SARA, saling serang antar kubu no.1 dan 3 terus berlanjut, kali ini isue pengungkapan kasus korupsi ... Sudah tidak sabar menanti bagaimana  endingnya... kira-kira bagaimana konstelasi politik dan isue dan strategi pemenangan yang akan dilakukan.
Kita tunggu, kita tunggu apakah antara penyelenggara (KPU dan Panwaslu, termasuk terlibat juga Aparat Kemananan dan Pemda - yang harus netral) dan peserta (Pasangan Calon dan Teamses) berlaku fairplay ? yang penyelengara berlaku NETRAL dan peserta berlaku FAIRPLAY menjujung tinggi sportivitas dan SIAP KALAH ? Kemudian juga kita tunggu masyarakat Jakarta sebagai pemilih, bisa cerdas menggunakan hak pilihnya ? bisa melakukan hak pilihnya dengan LUBER JURDIL (Langsung Umum Bebas Rahasia - Jujur dan Adil) ... satu lagi, tidak terprovokasi dengan adanya isue-isue, tekanan dan ajakan untuk tidak menjadikan Pemilukada aman dan damai ? kita tunggu ... berharap dan semoga, semua elemen penyelenggara, peserta dan masyarakat pemilih semakin dewasa dalam kehidupan demokrasi ... tentu saja Demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai kepribadian bangsa ... PANCASILA !!!
Warga Jakarta ...
Selamat Idul Fitri ... Mohon Maaf Lahir dan Batin ...
Selamat menghitung hari Pemilukada DKI Putaran ke-2 ... (Eko2012)

Kamis, 16 Agustus 2012

INDONESIA SUDAH MERDEKA !!! (renungan malam 17-an)

DMG-Jakarta. Besok, Indonesia berusia 67 tahun ... untuk ukuran manusia mungkin sudah mulai uzur, namun bagaimana untuk ukuran umur suatu bangsa ? masih perlu diperdebatkan, karena dibandingkan dengan negara-negara di dunia, masih lebih banyak lagi negara yang lebih tua berusia ratusan tahun, dan biasanya negara itu termasuk dalam negara maju dan banyak berpengaruh dalam kehidupan internasional. Meskipun demikian, tidak perlu berkecil hati, karena nyatanya banyak juga negara-negara muda yang "baru" mendapatkan kemerdekaannya, sekalipun dari sisi kesejahteraan atau kehidupan perekonomian negara-negara baru itu lebih maju dari Indonesia.
Apapun itu, Indonesia sudah 67 tahun merdeka. Bagaimanapun situasinya, Indonesia memang sudah merdeka. Pasang surut kehidupan berbangsa dan bernegara terjadi ... kadang kesurutannya begitu menyakitkan, dan lebih menyakitkan lagi ... kalau kesurutan itu terjadi karena pengaruh kekuatan bangsa asing yang begitu menggurita, yang kemudian merengkuh kedaulatan kita. Seharusnya kemerdekaan berbading lurus dengan kedaulatan, namun nyatanya bangsa kita masih harus bergantung pada kekuatan bangsa lain, bargaining position lemah dalam berbagai aspek kehidupan dan hampir selalu kalah dalam rivalitas dengan bangsa lain, sehingga berakibat makin bergantungnya kita pada bangsa lain.
Mengapa ? karena kedaulatan yang berarti kemandirian, yang berarti kemampuan untuk mandiri - berdiri sendiri - swasembada, yang "dulu" pernah dicapai ... pelan menjauh atau cepat berlalu.
Kenapa ?
Terlalu besar rasanya untuk bercerita tentang sistem bangsa dan sistem negara ... Akan lebih sederhana bila ditanyakan pada pribadi masing-masing apakah kita sudah merdeka - berdaulat - mandiri - mempunyai kemampuan berdiri sendiri ?
Merdeka itu, berkaitan dengan keputusan dan tekad hati serta komitmen kepada rasa kebangsaan, rasa keindonesiaan, rasa nusantara ... yang seharusnya mengalir dalam urat darah kita. Dengan begitu, kita menjadi manusia pribadi yang otonom ... yaitu menjadi manusia Indonesia - manusia Nusantara, yang mempunyai kepribadian Pancasila sebagai dasar hidup kita ... Nah ! Merdeka berarti kita menyadari sebagai manusia pribadi yang otonom dan berkepribadian Pancasila !
Merdeka !!! (Eko2012)

Selasa, 14 Agustus 2012

LEBARAN SEBENTAR LAGI, AYUK KITA MUDIK ... (antara tradisi, jaga gengsi dan menjalin silaturahim)



DMG-Jakarta. Tadi malam jalan-jalan keluar Jakarta begitu hiruk pikuk, ramai dan tentu saja ...m a c e t... Ada apa ? Sesaat baru tersadar, rupanya sebentar lagi Lebaran. Ya, ternyata arus lalu lintas malam tadi mayoritas adalah bus-bus besar yang berjalan beriringan dan mobil-mobil minibus yang juga beriringan dengan membawa barang "sunggian" di atas kapnya, mungkin berisi bekal dan buah tangan untuk sanak saudara, ya ... mereka mulai mudik, Lebaran sudah dekat !
Hampir tak terasa bulan Ramadhan 1433 H akan berakhir, puasa sebulan penuh akan berakhir dengan kemenangan, masuk pada bulan penuh ampunan dan kembali kepadakehidupan yang fitri.Mungkin tidak terasa, karena denyut kehidupan Jakarta yang bergerak cepat tidak mengenal waktu, dengan berbagai permasalahan dan persoalan yang silih berganti, juga belum lagi kegiatan Pemilukada DKI yang bergulir dan terus dimanfaatkan oleh Teamses Pasangan Calon untuk menarik simpati dan dukungan sebagai pemanasan menyongsong putaran kedua. Foke-Nara dan Jokowi-Ahok berlomba mengadakan kegiatan buka dan sahur bersama, serta sekarang program mudik bareng.
Di satu sisi, program mudik bareng dengan sponsor para pasangan calon ini menguntungkan yang mau mudik dan membutuhkan biaya mudik, jadi terbantu. Namun akan menjadi ironis kalau kemudian ada pesan-pesan sponsor ... sehingga dalam pelepasan (mungkin), "kalau ... milih ... cepet segera balik ke Jakarta, atau sebaliknya ... Jangan balik-balik sekalian !! (hehhe..hehhee)".

Tradisi mudik, membawa genggaman rindu dan kejenuhan serta penat 1 tahun di Jakarta ...
Ada yang pulang kampung, untuk menunjukkan keberhasilan-keberhasilan selama di Ibu Kota sehingga kesannya pamer ... membawa apa saja yang bisa dibawa untuk menunjukkan pencapaian di Jakarta (kalaupun tidak berhasil, dikamuflase seperti berhasil).
Ada yang pulang kampung untuk menjalin silaturahim, berhalalbihalal dengan sanak saudara, reuni dengan sahabat dan kerabat...

Seharusnyalah, ada makna dan nilai-nilai Lebaran dan Mudik yang lebih ... lebih bisa menyentuh peri kehidupan pribadi dalam hubungannya dengan Allah, setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan, menghayati dan menempa diri, menahan hawa nafsu ... memesu diri, seperti ulat yang berpuasa untuk menjadi kepompong yang terbungkus dalam kokonnya yang dingin dan sunyi, hingga ketika gema takbir membahana untuk menyadarkan ... sentuhan bisik Allah pada batin-batin yang telah memenagkan penempaan diri, tapa brata ... "puasamu sudah cukup, engkau telah menang ..."

Selamat Mudik, selamat Lebaran selamat mencapai kemenangan dan menjadi fitri ... salam buat sanak saudara di kampung, mohon maaf lahir dan batin ... juga sampaikan maaf ... saya tidak pulang kampung (lagi) ...***sad music*** (eko2012).

Senin, 13 Agustus 2012

PEMILUKADA DKI (5) : Diskusi Publik "Pilgub DKI jakarta, Kebhinnekaan dalam Perspektif Al-Quran" - by BAITUL MUSLIMIN INONESIA (mungkin bertendensi, namun boleh untuk dikaji dan dicermati)

DMG-Jakarta. Pasca maraknya black campaign saling serang antara pasangan calon pilgub DKI dan yang akhir-akhir ini black campaign dengan tema SARA marak, maka beberapa Ormas dengan basis nasionalis ramai-ramai membuat forum diskusi. Meskipun tetap harus dilihat sesungguhnya motif Ormas yang menyelenggarakan, apakah benar karena terpanggil untuk memepertahankan kebhinnekaan atau sekedar membela salah satu pasangan calon.
Seperti diskusi yang dilaksanakan di Kantor Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia Jl. Pancoran Timur Raya No. 41 Pancoran Jaksel, giat Diskusi Publik dengan tema "Pilgub DKI Jakarta, Kebhinekaan dalam perspektif Al-Quran". Temanya menarik, namun menjadi "kurang" menarik (terutama untuk yang ideologinya tidak senada), karena penyelenggaranya adalah Baitul Muslimin Indonesia dan tentu sudah menjadi rahasia umum, bahwa organisasi ini adalah underbow PDIP, yang saat ini tentu saja membela pasangan Jokowi-Ahok.
Lepas dari itu, mari mencoba mencermati hasil diskusi tersebut ... sebagai wawasan (yang tidak harus diterima mentah-mentah).
Ada 3 (tiga) narasumber yang hadir dalam diskusi tersebut, yaitu Prof. DR. Hamka Haq MA (Ketum PP Bamusi), Burhanuddin Muhtadi (LSI/pengamat Politik Muda) dan Romo Benny Susatyo (Budayawan), berikut ini ringkasan yang disampaikan oleh para narasumber.
  • Prof. DR. Hamka Haq, menyampaikan bahwa realitas masyarakat Jakarta khususnya menyambut Pilgub DKI Jakarta 2012 dalam konteks kemasyarakatan maupun dalam Qur'an. Dalam Al-Quran telah dijelaskan pada mulanya umat islam dianjurkan menghindari memilih non muslim (Yahudi dan Kristen) yang pada waktu jaman awal Islam karena non muslim berpihak pada Romawi yang mendholimi bangsa Arab.
  • Romo Benny Susatyo, menyampaikan bahwa dalam konteks agama yang ybs yakini (Katholik) tidak ada perbedaan antara muslim dan non muslim, inilah kebhinekaan masyarakat indonesia. Orang yang mencintai keadilan dan ketuhanan maka orang itu memegang teguh Pancasila dalam kehidupan. Kebhinekaan masih hidup karena apa, sebagian besar rakyat indonesia masih menginginkan Pancasila sebagai Idiologi kebangsaan. Agama itu melihat perbedaan adalah suatu realitas yang berkembang dalam masyarakat. Dalam Pilgub DKI jakarta ada sebagian masyarakat yang kecil dan picik dalam menggembor-gemborkan isu SARA.
  • Burhanuddin Muhtadi, menyampaikan bahwa isu SARA dalam Pilgub DKI Jakarta bukan hal yang pertama dan heboh, isu SARA merupakan isu yang fenomena yang sering terjadi, tidak hanya di Jakarta, Indonesia tetapi di mancanegara pun ada isu SARA tersebut. Harapan ybs isu SARA jangan dihindari tetapi dihadapi dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki. Didalam negara bangsa yg berbhineka perbedaan tidak mjd mslh, akan tetapi dlm kompetisi elektoral hal tsbt mjd mslh. Kalau hal tsbt tidak dihadapi akan merugikan diri sndri. Yg perlu disayangkan adalah menurunnya kelas putaran pertama dr pd putaran dua. kedepannya sampai dgn 20 Sept mendatang akan bersiap-siap disuguhkan oleh masalah SARA. Isu SARA justru akan merugikan bagi pihak Jokowi, sebaiknya masuklah dlm hal perubahan. Masyarakat Jakarta janganlah terjebak dalam urusan Agama, Suku, etnis. 
Dalam diskusi tersebut, dibagikan juga beberapa press release, yang mungkin perlu untuk dilihat dan dikaji (kebenarannya), karena ada dahlil-dahlil yang disampaikan :

Press release :
"Kebhinnekaan adalah Takdir Allah SWT ; Ambil berkahnya! Manusia beragam etnis dan agamanya tidak boleh saling mencerca/saling mengkafirkan. Al-Quran sendiri menyebut Yahudi, Kristen, Hindu (Budha), bukanlah kafir (tanpa iman). Nabi SAW menganjurkan kerjasama dgn umat agama lain dan etnis lain untuk Kedamaian dan Kemajuan bangsa. Oleh karena itu Islam mengecam orang yang mencerca dan menolak kerjasama dengan non muslim (Mu'ahid - Damai) karena dinilai dapat merusak persatuan dan menghambat kemajuan."

(Kebhinekaan Dalam Perspektif Al-Qur'an) :


1. Al-Qur'an menekankan bahwa makhluk manusia beragam jenis, etnis, agama dan budaya, dengan tujuan agar manusia saling berbuat kebajikan dan KEARIFAN antar sesama. Q.S.Al-Hujurat:13.


2. Dari segi keragaman agama, Al-Qur'an juga menyebut bahwa Yahudi, Kristen, Hindu (Budha), bukanlah kafir (tanpa iman), tetapi Ahlu Kitab yang berhak mendapat pahala dari Tuhan. Q.S.Al-Baqarah:62.


3. Kerjasama dengan non Muslim sebenarnya bermula sejak Rasulullah SAW menyusun UUD (Piagam Madinah) yang pada pasal 37 berbunyi : ''Kaum Yahudi dan kaum Muslimin membiayai pihaknya masing-masing. Kedua belah pihak akan saling membela dalam menghadapi pihak yang memerangi kelompok-kelompok masyarakat yang menyetujui Piagam Perjanjian ini. Kedua belah pihak juga saling memberikan saran dan nasehat dalan kebaikan, tidak dalam perbuatan dosa''.


4. Dalam Al-Qur'an dan Hadits, ditekankan perlunya berkomunikasi antar suku dan bangsa. Selain bangsa Israel (Yahudi), Persia dan Romawi, Nabi SAW sendiri meminta umat Islam belajar ke Cina, agar Peradaban lintas bangsa dapat diserap untuk kemajuan umat Islam. ''Dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW, bersabda : Tuntutlah ilmu walaupun ke Negeri Cina''.


5. Bekerja sama yang baik dengan non Muslim seperti disebutkan berhasil membawa Daulah Abbasiyah ke puncak kejayaan. Q.S. Al-Mumtahanan:8.

6. Kerjasama itu dibangun atas prinsip ajaran Islam Rahmatan lil Alamin, yakni rahmah dan kasih sayang untuk alam semesta. S.Al-Anbiya:107. Harus diimplementasikan untuk seluruh umat manusia (Kaffatan li al-Nas, S.Saba':28).

7)

(Ajaran Islam Tentang Memilih Pemimpin) :


1. Pada mulanya umat Islam dianjurkan menghindari memilih non Muslim (Yahudi dan Kristen), yang waktu itu berpihak pada Romawi yang menzalimi bangsa Arab. Dalam konteks ''Kezaliman'', itulah, ayat-ayat Al-Qur'an melarang memilih non Muslim menjadi pemimpin, seperti dalam Q.S.Ali Imran:28, Q.S.An-Nisa:138-139, Q.S.An-Nisa:144, Q.S.Al-Ma'idah:51, dll.


2. Tetapi dalam konteks KEDAMAIAN untuk masyarakat plural, seperti masyarakat Madinah, maka Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam bekerjasama dengan kaum Yahudi dan Kristen, sesuai dengan UUD PIAGAM MADINAH, pasal 37 berbunyi : ''Kaum Yahudi dan kaum Muslimin... Kedua belah pihak akan saling membela dalam menghadapi pihak yang memerangi kelompok-kelompok masyarakat yang menyetujui Piagam Perjanjian ini. Kedua belah pihak juga saling memberikan saran dan nasehat dalam kebaikan, tidak dalam perbuatan dosa''. Dalam konteks KEDAMAIAN inilah Al-Qur'an menganjurkan bekerjasama, termasuk memilih PENDAMPING Pemimpin yang adil dari non Muslim. Q.S.Al-Mumtahanah:8, Q.S.Al-Ma'idah:82.


3. Kebhinekaan adalah Takdir Allah SWT ; Ambil berkahnya! Manusia beragam etnis dan agamanya tidak boleh saling mencerca/saling mengkafirkan. Al-Quran sendiri menyebut Yahudi, Kristen, Hindu (Budha), bukanlah kafir (tanpa iman), tetapi Ahlu Kitap yang berhak mendapat pahala dari Tuhan. Q.S.Al-Baqarah:62.


4. Untuk itu, Nabi SAW menganjurkan kerjasama dgn umat agama lain dan etnis lain untuk KEDAMAIAN dan KEMAJUAN bangsa. 


5. Berkat kerjasama dengan non Muslim, membuktikan Khilafah Abbsiyah mencapai ZAMAN KEMAJUAN. Ketika Khalifah Harun al-Rasyid dan Khalifah Al-Ma'mun membangun BAITUL HIKMAH untuk menerjemahkan pengetahuan Yunani, mereka mengangkat Hunayn bin Ishaq dari kalangan Kristen, mengepalai lembaga tersebut, sekaligus Ketua Tim Dokter istana. Seorang Kristen Nestoria adalah Bakhtisyu', juga diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit Baghdad. Demikian dalam buku sejarah Akhbar al-'Ulama'bi Akhyar al-Hukama'Juz I, h. 77 oleh Al-Qufty;Tarikh al-Islami Juz 4 h.491 oleh Al-Dzahaby dan Wafyat al-A'yani wa Anba'u Abna' al-Zaman Juz I, h. 205 oleh Ibn Khillikan.


6. Karena itu, Islam mengecam orang yang mencerca dan menolak kerjasama dengan non muslim (Mu'ahid - Damai),  karena dinilai dapat merusak persatuan dan menghambat kemajuan". Q.S.Al-Ma'idah:8. 
''Barang siapa yang menzalimi seorang mu'ahid (dzimmi-non Muslim dalam masyarakat damai), maka ia tidak memperoleh aromanya Surga'' (Shahih Bukhari Juz 6, hadits 6516.
SELAMAT MEMILIH PEMIMPIN TANPA MEMBEDAKAN ETNIS DAN AGAMA, UNTUK KEMAJUAN.



Selama diskusi berlangsung, para peserta menyimak dan mencermati ... tercenung dan mungkin berpikir (hmm atau terkesima dan sudah tidak konsentrasi karena menunggu Adzan Maghrib :)), namun mungkin ada benarnya, meskipun harus diperhitungkan juga tendensinya.(DMG memutuskan untuk tidak berpendapat).
Apapun itu, di negeri yang penuh kebhinnekaan ini, ada juga ... dan sah untuk berpendapat demikian ... (namun juga tidak boleh memaksakan), selayaknya yang pro maupun kontra harus diwadahi, namun harus tetap dalam wadah NKRI yang menjunjung tinggi hukum dan persatuan kesatuan Bangsa Indonesia.

Mana yang benar ? Wallahualam ... (Eko2012)

Minggu, 12 Agustus 2012

PEMILUKADA DKI (4) : KASUS DAKWAH H.RHOMA IRAMA TIDAK MASUK UNSUR PELANGGARAN PEMILUKADA ... (renungan bagi yang masih hobby issue SARA)

DMG-Jakarta. Mengikuti dan mencermati perkembangan pemeriksaan kasus H. Rhoma Irama oleh Panwaslu Propinsi DKI Jakarta, yang dalam dakwahnya beberapa waktu yang lalu pada acara safari Ramadhan di wilayah Tanjung Duren Jakarta Barat dianggap mengangkat isue SARA, sungguh menarik Panwaslu DKI yang diketuai oleh Sdr. Ramdansyah dengan cepat telah memeriksa saksi-saksi berkaitan dengan kasus itu, antara lain Teamses Foke-Nara, Teamses Jokowi-Ahok dan pihak Pos Kota.
Materi yang ditanyakan seputar apa dan bagaimana kegiatan dakwah yang dilakukan oleh H.Rhoma Irama, apakah memang sebuah kegiatan kampanye (di luar jadwal) dan apakah materi yang disampaikan dalam dakwah tersebut manyangkut SARA. Panwaslu harus bekerja keras untuk membuktikan hal tersebut, karena disamping dibatasi waktu juga harus berhati-hati karena masuk dalam ranah yang sensitif. Apa hasilnya ?

Kesimpulan Panwaslu (disampaikan dalam konpres pada acara "Silatuhrahmi dan Buka Puasa Bersama dengan tema "Stop Sara!"): setelah memanggil saksi dan pelapor, pengumpulan alat bukti dan konsultasi dgn pihak terkait dan rapat pleno Panwaslu DKI jkt memutuskan bahwa dugaan Pelanggaran Pemilukada terkait isu SARA yg dilakukan oleh H.Roma Irama dlm ceramahnya di masjid Al-Isra Tanjung Duren Jak-Bar pada hari Minggu tgl 29 Juli 2012, secara Komulatif TIDAK  MEMENUHI  UNSUR-UNSUR Pelanggaran Pemilukada sebagaimana diatur dlm UU no.32 th 2004 : psl. 116 (1) Kampanye diluar jadwal. Jo. Psl 116 (2) kampanye dgn cara menghasut dan memfitnah, Psl 116 (3). Kampanye di tempat Ibadah jo Bab IV SK KPU DKI Jakarta. No. 13 tahun 2011 tentang Tata Cara Kampanye.

Rekan saya (yang tahu hukum) menyatakan bahwa, dari awal sudah bisa memprediksi bahwa dakwah yang dilakukan oleh H.Rhoma Irama tidak akan masuk unsur pelanggaran Pemilukada, karena memang yang akan disoroti dan menjadi masalah utama adalah apakah kegiatan itu merupakan kampanye ... paling-paling clue yang tentu saja sangat mudah dibantah, bahwa H.Rhoma Irama pada putaran pertama (konon masuk TV juga), menjadi juru kampanye pasangan Foke-Nara.

Ketika selesai membaca twitter hari Minggu 12/08/2012 tentang hasil ini, saya menelpon rekan saya itu ... ybs menjawab, iya sesuai prediksi ... paling kalau mau lebih dieksplore lagi, akan bergesekan dengan etika (kalau ada) dan masuk dalam pidana umum (kalau pihak Jokowi-Ahok mau lapor ke polisi).

Masyarakat melihat bahwa tindakan Panwaslu yang proaktif melihat dan menemukan kejadian ini perlu diapresiasi, setidaknya ... pemeriksaan kasus H.Rhoma Irama telah membuat (mungkin) para pemuka agama (manapun) yang kebetulan pro kepada salah satu pasangan calon untuk mengerem tindakannya, karena ada peluang atau konsekuensi sanksi hukum yang (mungkin) akan bisa dikenakan, semoga menjadi buah kesadaran dan pendewasaan.

Namun, lebih dari itu masyarakat Indonesia berharap bahwa masyarakat menjadi makin dewasa melihat dan menyikapi isue SARA. Semangat Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika yang memandang berbagai perbedaan menjadi sebuah kesatuan Bangsa Indonesia tidak perlu tercabik dan menjadi luka.

Semoga, kesadaran para elite yang memang "berjuang" untuk mendapatkan kekuasaan bukan melangkah dengan membabi buta, namun masih dalam batasan norma yang ada dalam kehidupan bangsa, termasuk norma etika dan moral, dengan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Semoga masyarakat juga semakin dewasa untuk melihat dan menilai, kepentingan mana yang lebih besar ... apakah hanya sekedar dukung mendukung calonnya kemudian melupakan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika ? atau tetap melihat kepentingan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan bangsa dan Persatuan Indonesia ? Semoga ... (eko2012)





Kamis, 09 Agustus 2012

POLISI VS KPK ? SIAPA SALAH SIAPA BENAR ? (2)

DMG-Jakarta. Foto ini dimuat dalam koran Kompas dan beredar di BBM serta media sosial, pertanda positif kah ini ?
Para penegak hukum harusnya memang kompak, apalagi kalau mengahadapi musuh bersama yaitu KORUPSI, kalau para pendekar tidak kompak, bagaimana bisa mengadapi musuh-musuh yang sangat sakti, yaitu para JAGOAN KORUPTOR yang menguasai berbagai macam ilmu dan "ngelmu" yang membuat bisa menghilang dan meloloskan diri. Meskipun hal ini masih perlu konfirmasi lagi, apakah para JAGOAN KORUPTOR yang memang sudah sangat sakti, atau aparatnya yang tidak sakti, atau pura-pura tidak sakti atau sibuk sendiri dengan kegiatan lain (yang berkaitan dengan pencitraan dan diangap sakti).
Masih jelas ingatan kita, "drama rebutan barang bukti" di Kantor Korlantas, karena diekspose media cetak dan elektronik, yang konon memang "dibawa" oleh KPK (masih harus dicek kebenarannya, dan kalau memang benar, harus ditanyakan apa motifnya).
Kalau Polri dan KPK kompak serta terjadi sinergi dalam bersama-sama memerangi musuh JAGOAN KORUPSI, atau sebagai penyemangat ada rivalitas positif, tentu tidak perlu "kuat-kuatan", karena yang senang tentu para koruptor. Mereka jadi bisa leluasa mengamankan aset hasil korupsinya atau terus melaksanakan praktek-praktek korupsinya, tanpa terdeteksi dan "aman", lalu terus bertepuk tangan "HAYUUKKKK BERANTEM TERUS... MAKIN LAMA MAKIN ASYIK !" - benar-benar kompor (harus waspada), makin seru berantem, makin habis energi, makin bersorak para JAGOAN itu.
Setelah diperhatikan, ternyata yang dipermasalahkan adalah ETIKA dan KEWENANGAN yang pembenarnya adalah tafsiran masing-masing terhadap bunyi pasal-pasal serta penjelasan undang-undang. Kok bisa ya ? karena ini ... karena itu, namun kalau rakyat kecil malah jadi pusing-pusing, "kami menginginkan kasus korupsi terungkap dan korupsi hilang dari Nusantara, agar kami hidup sejahtera".
Perlu rasanya menedangarkan suara rakyat kecil, untuk menyadarkan diri kita masing-masing hakikat dari kewenangan yang dimiliki oleh petugas Polri dan KPK :
-apakah rebutan ingin ngetop ? (ingin masuk terus dalam media sehingga tampak hebat dan berprestasi)
-apakah rebutan ingin dianggap bekerja ?
-atau apakah memamng ingin menyuarakan suara rakyat kecil ?
Semoga kegiatan buka bersama di Mabes Polri, jadi pencerahan untuk para penggede penegak hukum korupsi, sehingga mereka menampakkan kesaktian mereka masing-masing untuk melaksanakan amanat suara rakyat ... semoga, kita tunggu !!
KPK mohon untuk introspeksi ... apa sejatinya yang harus dilakukan, kaitan dengan etika dan kewenangan ? KPK memang sudah ngetop sebagai lembaga super body, namun tidak perlu mentang-mentang ... dudukkan sesuatu pada tempatnya.
Polri juga mohon berkaca diri ... apa sejatinya yang perlu dilakukan, tindakan keras "amputasi" kadang perlu dilakukan untuk mencegah agar tumor tidak menyebar dan seluruh "anggota badan" institusi Polri nyaman bekerja. Seperti seloganmu yang terpampang di depan Polda Metro "Kami memang belum sempurna, tapi tetap terus berusaha" ...
Sudah jangan berantem, kerjaan memberantas korupsi masih banyak !!
(eko2012)


Rabu, 08 Agustus 2012

NEGARA "OPINI" - MEDIA WANI PIRO ... Dimana nilai kebenaran dan kesejatian ? (2)

DMG-Jakarta. Dalam Negara Opini sekarang ini, media sudah tidak lagi netral, namun sudah berwarna-warni sesuai kepentingan partai, golongan dan kepentingan tertentu.Polanya, mengeskploitasi permasalahan yang berseberangan, membahas dengan analisis sesuai kepentingan, mengadili dan mengeksplorasi kesalahan ... memperbesar kesalahan menjadi sebuah dosa besar "yang tak terampuni", sehingga harus dikucilkan dan bahkan dijadikan musuh bersama (seluruh rakyat dan bangsa Indonesia)! Di sisi lain, didorong dan dimunculkan "super hero" yang dianggap bisa menyelesaikan permasalahan dan memimpin pergerakan "memerangi" akumulasi kebencian yang sudah dijadikan musuh bersama tadi.
Berbagai media dikerahkan sehingga opini sudah tergiring ... dari kekeliruan kecil menjadi sesuatu yang sangat besar, kemudian menjadi dosa yang tidak terampunkan, yang harus dihukum bahkan (mungkin) dimusnahkan !
Masyarakat yang sedang mengalami kemunduran pegangan ideologi kebangsaan, yang belum lagi karena terlindas oleh arus super modern yang liberalis, konsumeris dan is-is yang lain yang sangat tidak sesuai dengan kepribadian aseli bangsa, tumbuh menjadi kagetan ... gumunan dan cepat menyesuaikan (adaptif) dengan kekeliruan yang menjadi benar ... menyedihkan ! "yang tudak ikut salah menjadi sangat salah dan dikucilkan" wow ..... !
Bagaimana agar Bangsa Indonesia tidak terus larut sebagai Negara "Opini" ?
Bagi Bangsa Indonesia nilai-nilai kebenaran dan kesejatian adalah PANCASILA, adalah kepribadian aseli Bangsa Indonesia, yang telah membuat Bangsa Indonsia ada dan berdiri.
Kita semua tahu nilai-nilai ini jauh pudar dari semangat yang semula, meskipun harus diakui, pelan sudah ada titik balik pasca 1998, yaitu ketika ketidakpercayaan terhadap kesaktian Pancasila runtuh ... (ditandai juga dengan hilangnya nasionalisme dan semangat-semangat kebangsaan, setidaknya 5-10 tahun acara 17-an sangat tidak menarik sepanjang waktu itu). Namun kesadaran ini masih jauh dari yang diharapkan ... buktinya, masyarakat masih cepat menjadi ajang opini dan mempercayai opini ... buktinya, masih banyak elite yang mau menggunakan kelemahan ini sebagai ajang untuk membenarkan tindakannya yang keliru menjadi dogma kebenaran ... luar binasa !!! (eko2012)

Selasa, 07 Agustus 2012

NEGARA "OPINI" - MEDIA WANI PIRO ... Dimana nilai kebenaran dan kesejatian ? (1)

DMG-Jakarta. Keliling Jakarta, mengamati, mendengar dan merasakan ... rasanya sudah tidak ada nilai-nilai hakiki dan kesejatian, negara lebay penuh kemunafikan ... negara ini telah menjadi Negara Opini.
Sepanjang jalan, berjajar spanduk-spanduk pencitraan dan gambar-gambar opini yang "indah-indah", ya jalanan sudah dikuasai opini.
Media seharusnya mempunyai semangat untuk pencerahan, namun sekarang ini berbagai media sudah menjauh dari fungsi itu, sekarang lambat namun pasti, telah bergeser pada "pencerahan yang menyesatkan". Di mana letak salahnya ? terlalu rumit untuk ditelaah satu-satu. Namun, sangat empiris efeknya ... Secara optimis orang bisa bilang, inilah buah demokrasi yang diperjuangkan pada reformasi 1998, namun pandangan pesimis (ini yang cenderung lebih benar), media telah menjadi kutub-kutub kepentingan yang ssering sudah tidak objektif, membela kepentingan yang bukan kepentingan rakyat yang sebenarnya atau kepentingan bangsa yang sesungguhnya, namun kepentingan KEKUASAAN, GOLONGAN dan WANI PIRO !
Ribuan majalah, koran, TV, Radio dan sekarang internet, termasuk media-media sosialnya sudah lupa pada kode etik jurnalistik yang menelisik sebuah berita dan fenomena dari sudut pandang yang objektif dan berimbang.
Rupanya kita harus semakin hati-hati, mencermati ... atau bahkan semua sudah pintar menduga suatu berita membela siapa ? yang BENAR bisa menjadi SANGAT SALAH, karena didukung media ... sontak masyarakat yang memang sudah jadi masyarakat opini terbawa, selanjutnya ikut MENYALAHKAN yang benar ... Kasus-kasus opini banyak sekali ... berujung pada aksi ini .. aksi itu ... aksi dukung ini ... aksi dukung itu ... (banyak sekali !!).
Ini akan menjadi dosa besar para insan media yang telah menjadikan Negara dan bangsa MEDIA OPINI yang WANI PIRO ? mau sampai kapan ?
Kebenaran - kesejatian adalah roh manusia, jika sudah kehilangan itu ... masihkah kita bisa dianggap manusia yang hidup ? bagaimana dengan Anda ? Kita ? (Eko2012)

POLISI VS KPK ? SIAPA SALAH SIAPA BENAR ? (1)

DMG-Jakarta. Menyimak tayangan ILC di TV-One tadi malam, masyarakat kembali disuguhkan ketidakberesan di negeri ini ? Inikah buah Demokrasi yang kita harapkan ? Carut Marut tidak jelas !
Harusnya KPK-Polri-Jaksa kompak untuk bersama-sama menegakkan hukum dan memberantas KORUPSI dari Indonesia. Tapi lancur ... kasus korupsi sudah pernah dan lekat dengan ketiga penegak hukum. Sebut saja kasus yang berkaitan dengan ketiga garda hukum bangsa ini, kasus Ketua KPK Antasari Azhar, Kasus Bibit-Chandra yang melahirkan konflik CICAK-BUAYA. Lalu, penangkapan Jaksa Oerip dan kasus Jaksa Cirus Sinaga. Sekarang kasus korupsi Simulator SIM.
Pro-kontra dan opini terus bergulir .... aksi dukung mendukung terus bermunculan. Ada yang pro KPK, pro Polri (sementara Jaksa belum ada dan cenderung freze), mana yang pro rakyat ?
Inilah kalo penegakan hukum diwarnai politik, liku-liku politik telah mencemari Dewi Keadilan. Harusnya semua bisa bilang .. yang pro KPK bisa disentuh hatinya dan bisa bicara "Kami mencitai KPK namun lebih mencintai INDONESIA", atau yang pro Polri bisa berbisik "Kami mencitai institusi Polri, namun lebih mencintai Merah-Putih".
Apakah rakyat memang harus tidak percaya kepada KPK-Polri-Jaksa ? carut marut dengan argumen yang mengada-ada, membela kepentingannya masing-masing, lalu ... siapa yang membela rakyat ?
Apakah kasus-kasus seperti ini memang "sengaja" digulirkan untuk membuat masyarakat lupa pada tuntutan kepada para penegak hukum itu yaitu ... mengungkap kasus-kasus korupsi yang lebih besar ? Atau sengaja diadu, sehingga para koruptor bebas berkeliaran melakukan aksinya, menghilangkan bukti dan membawa uang rakyat ke luar sana sehingga makin tak terjejaki ?
Semoga segera tersadar ... tapi kami rakyat pesimis, benarkah bisa tersadar ? (eko2012)

PEMILUKADA DKI (3) : JAKARTA DICEKAM ISUE SARA, MUNGKINKAH BHINNEKA TUNGGAL IKA AKAN TERCABIK ? (1)

DMG-Jakarta. Gelora Pemilukada DKI Jakarta yang akan memasuki putara kedua (20 September nanti), sudah mulai terasa dan suhunya cenderung menghangat ... atau mungkin mulai mencekam (?).
Dalam 3 minggu terakhir ini, di wilayah jakarta terutama wilayah Jakarta Utara dan Barat bertaburan spanduk-spanduk yang mengangkat isue SARA, dukung mendukung pasangan calon. Bermula dari pernyataan Prof Dr Jimly, yang selanjutnya dijadikan acuan oleh Raja Dangdut H. Rhoma Irama dalam dakwah di bilangan Tanjung Duren Jakarta Barat yang mengangkat isue SARA. Beberapa waktu lalu sudah dilakukan klarifikasi oleh Panwaslu Propinsi DKI jakarta kepada pihak H. Rhoma Irama dan Timses Foke-Nara, intinya merasa bahwa tindakan yang dilakukan "benar".
Berbagai reaksi masyarakat bermuculan, pro-kontra muncul di berbagai media. Apakah bangsa kita atau masyarakat Jakarta masih bisa digoyang isue SARA ?
Kejadian 1998 masih menyisakan trauma masyarakat, akankah terjad lagi ?
Apakah masyarakat sudah cukup dewasa untuk menerima perbedaan ?
Semoga bukan karena keinginan merebut kekuasaan, dikorbankan kebangsaan kita ... kalaupun memang itu dilakukan, dimana hati kita ? benarkah kekuasan telah membutakan hati dan jiwa kebangsaan ? (eko2012)